Chapter 5

51 7 0
                                    

Investigasi

Setelah melalui malam yang panjang dan penuh ketakutan, Jeny akhirnya temukan oleh tetangga mereka yang kebetulan berencana mengunjungi orang tua Jeny untuk mengirim undangan pernikahan putra mereka.

Pada pagi harinya sekitar pukul 06.15 pagi, Jeny di temukan oleh tetangganya berada di ruang tamu lantai bawah sambil tidur meringkuk di atas sofa, wajahnya pucat pasi dengan mata sembab seperti habis menangis.

Tetangganya sedikit merasa heran dengan Jeny, namun tanpa curiga ia mengajak Jeny berbicara karena sangat biasa anak seusia itu menangis dan merajuk kepada orang tuanya.

"Hai Jeny.. Kenapa kamu menangis ?" tanya tetangga yang bernama Ny. Hyeon tersebut.

Namun Jeny hanya bungkam dan malah menutupi kepalanya dengan tangan, Anak kecil itu terlihat seperti ketakutan, merasa curiga Ny.Hyeon mencoba masuk ke dalam rumah untuk memastikan apa yang terjadi.

Setelah mengitari bagian ruang tamu, wanita itu tidak menemukan satu orangpun, Ia mencoba memanggil dari bawah mengarah ke atas, karena ia berpikir mungkin orang tua anak itu sedang berada di lantai atas dan tak sopan rasanya bila ia masuk ke rumah orang lain tanpa izin pemilik nya.

Setelah mencoba memanggil beberapa kali, perasaan Ny.Hyeon mulai tak enak, Ia sudah berusaha berteriak beberapa kali memanggil tetapi tidak ada jawaban sedikitpun.

Ia memalingkan wajahnya ke arah Jeny yang masih merundukan kepala nya itu dengan ekspresi cemas.

" Kemana semua orang? Pintunya tidak dikunci, anaknya juga di rumah? Apa mungkin keluar sebentar?" gumam wanita itu pelan sambil berjalan ke arah Jeny kecil .

" Nak, mamanya kemana?" tanya wanita itu kembali kepada Jeny.

Jeny yang tadinya menunduk kini mulai menangis tersedu-sedu, ia seperti ingin berbicara tetapi terbata-bata seolah tidak bisa berkata-kata. Pengucapannyapun tidak terlalu jelas di dengar oleh wanita itu.

" Jangan menangis, disini ada tante, Kamu takut ya,sendirian di rumah ?" ucap wanita itu lagi sambil menyeka helai rambut dari wajah Jeny.

"Ada orang jahat" ucap Jeny pelan sambil terisak-isak.

Mendengar ucapan gadis itu membuat Ny.Hyeon tersentak.
"Orang jahat? Siapa yang jahat sayang?" tanya wanita itu kembali.

Jeny langsung merespon tanya wanita itu dengan menunjukan jari kecilnya ke arah lantai 2 tepat di mana kamar mereka berada.

Ny.Hyeon langsung terdiam dan menatap ke lantai 2, spontan wanita itu meneguk air ludahnya pertanda ia cemas terjadi sesuatu di rumah itu.

Karena wanita itu merasa ada sesuatu yang tidak beres, lalu ia segera menggendong Jeny untuk pergi dari sana.

Untuk sementara Jeny ia amankan di rumahnya dan menyuruh asisten rumah tangganya untuk membersihkan tubuh Jeny dan juga memberi makan Jeny.

Sementara itu ia bergegas menghubungi 911 untuk memastikan apa yang terjadi di rumah tetangga nya tersebut.

Sekiranya 20 menit berselang tim dari kepolisian tiba di rumah Ny.Hyeon.
Wanita itu langsung menceritakan apa yang ia dengar dari anak kecil itu. Lalu ikut pergi bersama tim kepolisian ke rumah Jeny untuk memeriksa secara langsung.

Pertama kali sampai di rumah Jeny tim kepolisian membagi tim, menyebar dan menyisir tiap sudut rumah bagian bawah. Mulai dari taman belakang hingga dapur dan juga ruang tamu namun mereka belum mendapatkan apapun.

Lalu mereka melanjutkan pemeriksaan ke lantai 2. Polisi menyebar memeriksa kamar satu persatu karena di lantai dua pun memiliki 3 kamar dan 1 ruang baca yang tergabung juga menjadi ruang kerja Ayah Jeny .

Ketika sampai di kamar utama polisi terkejut melihat sesosok mayat pria terbaring kaku di tempat tidur dengan wajah remuk dan bersimbah darah.

Polisi langsung mengerahkan anggotanya dan melakukan mengecekan total dalam kamar itu.

Polisi lainnya juga langsung mendapati mayat Ibu Jeny yang terbenam di dalam bathtub dengan air berwarna merah.

Dan sekiranya pukul 07.30 pagi polisi mengumumkan bahwa telah terjadi pembunuhan sepasang suami istri di salah satu komplek mewah di kota Gangwon.

***

Police Line telah terpasang mengitari area rumah Jeny, banyak penduduk sekitar yang datang untuk menyaksikan investigasi pembunuhan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Police Line telah terpasang mengitari area rumah Jeny, banyak penduduk sekitar yang datang untuk menyaksikan investigasi pembunuhan tersebut.

Satu-persatu kantung mayat yang di bawa petugas keluar dari rumah Jeny,
Mayat itu di masukan ke dalam ambulance dan di bawa pergi ke Rumah sakit swasta di kota itu.

Terlihat para petugas penyidik dan tim forensik menyisir rumah Jeny untuk mencari bukti.

Beberapa polisi terlihat mengambil foto di bagian dalam dan luar rumah dan sebagian petugas lainnya sibuk menguas-nguas lantai dan beberapa benda untuk mendapatkan sidik jari pelaku.

Dari hasil investigasi ditemukan beberapa benda yang akan di bawa menjadi alat bukti diantaranya: pisau dapur yang di buang ke dalam bathtub bersama tubuh korban, sidik jari pelaku di beberapa sudut seperti di gagang pintu dan di tubuh korban

Bukti lain yang di dapat yaitu berupa jejak sepatu pelaku yang berukuran 43, juga DNA pelaku yang berupa percikan noda darah menempel pada kuku dan tangan korban, yang di disebabkan karena adanya perlawanan dari korban ketika ia diseret masuk ke kamar mandi.

Setelah di rasa cukup, Polisi memerintahkan untuk membawa barang bukti dan jasad korban ke labor forensik untuk di uji nantinya.

Sementara Jeny, korban yang selamat akan di bawa ke kantor polisi di dampingi oleh keluarga Hyeon untuk dimintai keterangan.

***

Silent Rose.  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang