hujan deras menyelimuti kota Incheon pagi ini, setelah menyelesaikan tugas luar kotanya selama 3 hari, kali Jeny kini kembali menghabiskan waktunya di rumah, ia tampak sedang menikmati coklat hangatnya sambil berjalan menuju balcon.
Ia tampak serius menatap ke arah langit yang kelam itu, suasana hati Jeny mudah berubah-ubah yang awalnya ia gembira tiba-tiba ia bisa terdiam seperti merasa sedih atau sebaliknya.
Jeny teringat dimana ia masih berkumpul bersama orang tuanya dahulu, ketika hujan Ibu Jeny selalu membuatkannya coklat hangat dan memberikan selimut untuk menghangatkan tubuhnya, ia juga teringat dimana ayahnya dulu juga sering memeluknya dengan hangat dan penuh kasih sayang, masa lalu Jeny dulu takkan pernah ia lupakan sampai kapanpun.
suasana hujan telah mengembalikan memori lama Jeny, ia terlihat begitu merindukan kedua orang tuanya, dengan raut wajah sedihnya ia bergumam " mengapa kalian harus mati? mengapa hanya aku yang hidup?"
Setelah itu ia berjalan menuju ruang tamunya dan mengambil biola yang terpajang di rak yang bersebelahan dengan pianonya.
Ia perlahan memainkan melodi sedih seakan mencurahkan seluruh isi hati nya pada alat musik tersebut.
Dengan mata berkaca-kaca ia melantunkan melodi yang begitu menyayat hati.***
Keesokan harinya Jeny berjalan menuju kantor, pagi ini ia melakukan rutinitasnya seperti biasa yaitu bekerja. Tak lama berselang tibalah salah satu rekan kerja Jeny yang bernama Sunny, Sunny merupakan gadis yang cukup populer di kantor, ia juga memiliki fisik yang menarik, namun sifatnya yang suka ikut campur urusan orang lain dan juga perkataaan tajamnya, hingga tidak sedikit juga orang yang kurang menyenanginya.
" Hai Jeny, kemarin mengapa kamu tidak pulang bersama kami?" tanya gadis itu. " Aku ada sedikit keperluan di sana, sehingga aku sedikit terlambat untuk pulang " jawab Jeny dengan tenang.
" Kami sempat mendengar kabar ada seorang gadis yang meninggal akibat tenggelam di kolam orang dewasa, dan kami juga mendengar bahwa kamu berada di lokasi kejadian pada saat itu, apakah benar Jen? " ucap gadis itu lagi dengan wajah penasaran.
Lalu Jeny membalas tanya gadis itu dengan senyum ramahnya " Benar, saya yang menemukanya pertama kali di tengah kolam, dan anak itu terlihat sudah meninggal di kolam"
"Lalu urusan penting apa yang membuatmu terlambat pulang dari pulau itu?" ucap gadis itu kembali dengan nada curiga.
Jeny pun terdiam sejenak mendengar pertanyaan yang tidak terduga dari wanita itu dan mencoba menjawab dengan tenang " aku di panggil polisi untuk menjadi saksi dari kejadian itu, karena akulah adalah orang yang pertama kali menemukannya" jawab Jeny kembali dengan percaya diri.
"Ohh, begitu ya, oke" ucap Sunny sembari berjalan meninggalkan Jeny yang tetap menatap ke arahnya.
Dalam beberapa waktu Jeny tetap melihat gadis itu berjalan menjauh, lalu ia menaikan alisnya sedikit, dari ekspresi wajahnya sepertinya ia telah memikirkan sesuatu.
***
Jam makan siang telah tiba, para karyawan mulai berjalan meninggalkan kantor untuk sementara waktu dan berjalan menuju lantai 7, disana sudah tampak ramai dengan kegiatan makan siang, Jeny yang baru saja tiba melihat ke arah meja Sunny dan kawan-kawan.
" Hai Sunny" sapa Jeny sambil tersenyum. " Oh hai Jen, ada apa?" tanya Sunny dengan sedikit cuek.
" Nanti malam aku berencana untuk mengadakan acara kecil-kecilan di apartmenku apakah kamu mau ikut?" ucap Jeny yang tampak berusaha mengajak Sunny ke rumahnya.
" Benarkah? Kalau boleh tau acara apa yang akan kamu adakan Jen?" tanya Sunny penasaran.
" Aku akan mengadakan pesta berbeque dan sedikit minum-minum untuk teman-teman kantor saja" jawab Jeny lagi sambil memberikan selembar kartu undangan." Oke! baiklah kami akan datang nanti" jawab Sunny dengan lugunya masuk ke perangkap Jeny.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Rose. (Complete)
Mystery / Thriller"Killing Beauty" adalah julukan gadis manis ini. siapa sangka gadis cantik dan pintar ini adalah pembunuh berdarah dingin?! Kasusnya yang sulit diungkap oleh kepolisian membuat resah warga kota. yuk ikuti cerita nya di karya kedua ku yang berjudul...