Chapter 6

37 5 0
                                    

Pemeriksaan

Sementara itu di kantor polisi Jeny yang baru saja tiba bersama Ny. Hyeon di persilahkan masuk ke ruangan kusus anak.

Unit ini di design sedemikian rupa agar para anak-anak dapat nyaman berada disana dan merasa tak terintimidasi sama sekali.

Pak Yongcul adalah kepala unit perlindungan perempuan dan anak disana, Penampilannya sangat santai tak seperti polisi yang kita bayangkan selama ini. Ia sangat ramah dan hangat menyambut kedatangan Jeny di sana.

Baru saja Jeny tiba kantor UPPA tersebut, Pak Yongcul langsung menyuguhinya minuman dingin dan makanan manis. Di meja terlihat banyak camilan, juga di sisi kantor lainnya terdapat ruangan seperti tempat bermain yang dilapisi karpet warna-warni penuh bantal dan boneka dan ada beberapa mainan. Sisi dinding di lapisi wallpaper penuh warna yang sangat cocok dengan anak-anak. Unit ini adalah unit kusus dimana petugas kepolisian menangani kasus perempuan dan anak sehingga kantor di rancang sedemiakian rupa untuk kenyamanan bersama.

"Selamat datang Jeny, paman sudah lama menunggumu dari tadi". sapa pria yang tampak berusia awal 40 tahunan itu. Jeny hanya mengangguk untuk merespon sabutan polisi tersebut.

" Jeny disini kita bercerita-cerita sebentar ya dengan paman, Jangan malu-malu kalau kamu mau makan bilang , kalau mau pipis bilang, anggap aja rumah sendiri" celetuk pria itu sambil mempersiapkan laptopnya untuk mencatat keterangan dari anak itu.

Dan sekali lagi Jeny hanya mengangguk untuk merespon perkataan pria itu.

Ny.Hyeon dan sang suami senantiasa bersama Jeny, mereka selalu bersedia melakukan apa yang di perintahkan oleh petugas kepolisan untuk membantu Jeny.

Beruntungnya anak kecil itu, ketika sedang ditimpa masalah, ada satu keluarga yang siap membantu dan mendukungnya, Karena kini anak kecil itu hidup sebatang kara.

"Baiklah mari kita mulai cerita-cerita kita, Jeny nanti jika paman bertanya, mohon di jawab ya, kalau memang benar anggukan saja kepala atau jika salah tolong gelengkan kepala"

" Paman boleh tanya? apakah malam kemarin Jeny melihat wajah bapak yang masuk ke rumahmu?" ucap polisi itu.

Jeny lalu terdiam seakan teringat kembali dengan kejadian mengerikan yang dialaminya semalam.

" Tidak" jawab Jeny singkat sembari meremas bagian ujung bawah jacketnya.

"Bagus, anak pintar, Sekarang paman mau tanya lagi, Jeny di pukul tidak oleh bapak itu?" tanya polisi itu kembali dengan senyum di wajah nya.

" Tidak" jawab anak itu kembali sambil menundukan kepalanya.

"Oke, Jeny mau permen? Atau donat..?" Tanya pria itu kembali sambil menyuguhkan beberapa permen dan makanan manis lainnya untuk merelaxkan kekakuan Jeny .

Namun Jeny hanya diam tanpa merespon perkataan pria itu.
Pak Yongcul pun saling melirik dengan Ny.Hyeon seakan mereka tau kondisi mental sang anak.

Mata Ny.Hyeon seperti berkaca-kaca karena tak tega melihat gadis lucu yang selama ini ia kenal, dalam semalam menjadi yatim piatu dengan cara yang tragis.
Ia mengusap-usap punggung Jeny untuk menenangkan anak itu.

Tanya demi tanya di lontarkan polisi kepada Jeny untuk mendapatkan kesaksian untuk mengejar pelaku.

Setelah sesi tanya berakhir pak Yongcul menyarankan agar Jeny segera di bawa ke Psikiater untuk kestabilan mentalnya, Keluarga Hyeon pun menyetujuinya dan langsung berpamitan pulang bersama Jeny kecil.

***

Silent Rose.  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang