Chapter 24

23 3 5
                                    

Jeny menyeret pria itu ke dalam pondok, ia membiarkan pria itu terlentang di tanah tanpa mengikatnya sama sekali, Sambil menunggu pria itu sadar Jeny kembali ke mobilnya untuk membawa benda-benda yang ia letakan di jok belakang dan bagasi tadi.

Jeny berjalan sambil membawa banyak-barangnya itu, ia tak melihat Cho Nam Seok sudah berdiri di belakang pintu dan siap untuk menyerangnya, Jeny yang tak mengetahui Cho Nam Seok telah siuman itu kini terjatuh ke lantai ketika pukulan keras mengenai pundaknya.

Setelah memukul gadis itu Cho Nam Soek mengambil palu yang di bawa oleh Jeny, ia melayangkan palu itu kearah Jeny yang terjatuh ke lantai, namun karena kegesitannya Jeny berhasil menghindar dari serangan pria tua itu, ia dengan segera melayangkan kaki jenjangnya kembali ke Cho Nam Soek hingga palu itu terlepas dari genggamannya.

Melihat pria itu terjatuh, Jeny dengan segera mengambil tali tambang yang berada persis di dekatnya, ia langsung mengalungkan tali itu pada leher Cho Nam Soek dan menjerat leher pria itu dengan sekuat tenaganya, Cho Nam Soek tampak memberontak dan memutar-mutarkan badannya, sedangkan Jeny yang berada di belakangnya tetap mengencangkan tali yang melilit leher pria itu, ketika Cho Nam Soek mulai lemas, Jeny melepaskan tali itu dan membiarkan Cho Nam Soek bernapas kembali .

" Ini terlalu mudah untuk mu, aku tak kan membiarkanmu mati dengan mudah, aku akan membuatmu menderita seperti kau menyiksa orang tua ku dulu " ucap Jeny sambil menyeret Cho Nam Soek yang terkulai lemas ke sebuah kursi kayu dan mengikatnya disana.

Lalu Jeny mengambil potongan kain perca dan memasukanya juga mengikatnya erat ke dalam mulut Cho Nam Seok agar suara pria itu tidak menarik perhatian warga sekitar.

Dengan tenang Jeny memilah barang mana yang akan digunakannya terlebih dahulu, lalu ia melihat sebilah pisau yang ia gunakan untuk menusuk Cho Nam Seok tadi, ia mulai mendekat dan menggoreskan pisau itu tepat di paha Cho Nam Seok yang tengah terduduk itu.

Pekikan pria tua itu pun keluar, ia mulai meronta- ronta ingin melepaskan diri dari ikatan kursi itu, Jeny yang terlihat sangat bersemangat itu kini melayangkan kembali pisau itu ke paha Cho Nam Seok, kembali pria itu meringis menahan sakit.

Karena melihat Cho Nam Seok yang begitu menderita, membuat Jeny semakin bersemangat, berkali-kali ia tampak menyayat kecil bagian kaki pria itu hingga kakinya berlumuran darah.

Jeny lalu menjambak keras rambut pria itu dan berkata " Rasakan itu brengs*k!!!!". seru Jeny tepat di telinga kanan Cho Nam Seok.

Mata Cho Nam Seok kini mengeluarkan air mata, ia tak tahan dengan siksaan yang di berikan padanya, tanpa rasa iba Jeny melayangkan tusukannya kembali pada paha Cho Nam Soek, dengan sekali hentakan, pisau nan tajam itu kini menembus daging bagian paha pria itu.

Cho Nam Seok langsung meringis menahan sakitnya benda yang bersarang di pahanya itu, kemudian Jeny mencabut kembali pisau itu lalu menjilati pisau yang berlumuran darah itu sambil berkata pelan kepada Cho Nam Seok.

"Menyenangkan sekali bukan?", setelah itu Jeny menusukannya lagi ke kaki sebelah kiri Cho Nam Soek tanpa ampun.

Pria tua itu tak tahan lagi dengan siksaan itu sehingga tanpa sadar buang air kecil di celana, Jeny yang melihat itu langsung tertawa picik dan berjalan menuju tasnya, disana ia mengambil gergaji besi yang sudah lama dipersiapkannya itu.
Jeny menyalakan gergaji itu lalu berjalan mendekati Cho Nam Seok yang masih terlihat kesakitan.

" Bayar perbuatanmu dengan rasa sakit yang teramat sangat ini" ucap Jeny dengan lantang pada Cho Nam Seok. Dalam hitungan detik benda itu menempel pada kaki bagian kiri Cho Nam Soek dan perlahan membelah tulang yang berlapis daging itu dengan rata.

Cho Nam Seok merontak kesakitan, rasa sakitnya sangat luar biasa sehingga seluruh tubuhnya bergetar hebat. Jeny lalu mengambil potongan kaki pria itu dan mengarahkan padanya. " Kaki pembunuh busuk tak berguna, kaki ini hanya membawa mu membunuh orang-orang yang tidak bersalah" ucap Jeny sambil melemparkannya pada pangkuan Cho Nam Seok, lalu ia mengambil gergaji itu lagi dan memotong jari Cho Nam Seok satu persatu kemudian ia berkata kembali " jari-jari busuk tak berguna, mereka hanya bisa mencabut nyawa dari orang-orang yang tak bersalah".

Semua tindakan kejamnya itu seolah dilakukan Jeny tanpa rasa takut sedikitpun, ia benar-benar kehilangan perasaan dan akal sehatnya, sehingga mudah baginya untuk menyiksa manusia dengan cara yang begitu sadis.

Setelah puas menyiksa Cho Nam Seok Jeny tak langsung membunuhnya, ia membiarkan pria tua itu menderita di gubuk itu untuk beberapa waktu.

Sementara itu Jeny yang telah selesai mengemasi barang-barangnya, pergi menuju sumur yang berada di belakang rumah itu, disana tampak ia sedang membersihkan tubuhnya yang terkena darah dan mencuci barang-barang yang ia kenakan tadi.

Lalu ia berpamitan pada Cho Nam Seok yang sudah tak berdaya, ia mengatakan bahwa ia akan mencari rumah pria itu dan menghabisi semua keluarganya.

Cho Nam Seok yang mendengar perkataan gadis itu langsung histeris dan meronta-ronta namun ia tidak bisa berbuat apapun karena dirinya kini terikat erat di kursi dan tubuhnya pun sudah dirusak oleh Jeny.

Lalu Jeny berjalan menuju mobilnya dan langsung menancapkan gas meninggalkan pria yang sekarat itu di pondok seorang diri.

Di dalam mobil Jeny mengganti pakaiannya dengan pakaian pria yang selalu ia kenakan, ia berhenti di pemukan warga yang tidak jauh dari tempat penginapan tadi. Jeny turun dari mobil lalu menemui warga satu persatu, ia menanyakan rumah Cho Nam Seok dengan membawa foto pria itu sembari memperlihatkannya pada warga yang di tanyainya tersebut.

Setelah lama mencari akhirnya seorang warga mengenali Cho Nam Seok dan menunjukan arah rumahnya pada Jeny, setelah mengetahui posisi rumah itu, Jeny lalu bergegas menuju rumah itu.

Setelah tiba tepat di depan rumah Cho Nam Seok, Jeny berjalan ke arah pintu sambil membawa pisau di tangannya. Ia mencoba mengetuk pintu namun tidak ada jawaban, setelah lama menunggu baru lah pintu terbuka sedikit.

Yang terlihat pertama kali oleh Jeny adalah gadis kecil berumur 10 tahun,  anak itu membuka pintu dan bertanya, "kamu siapa?"  tanpa belas kasih Jeny langsung menendang pintu itu sehingga anak yang tadinya berdiri di belakang pintu terpental ke lantai, tanpa basa-basi Jeny langsung menusuk gadis kecil itu di bagian perutnya berkali-kali hingga darahnya berceceran dimana-mana, sedangkan ibu gadis itu yang baru saja kembali dari pasar dan berjalan menuju rumahnya tampak histeris ketika melihat anaknya sudah terbujur bersimbah darah di lantai, ia berteriak histeris, namun belum saja ia sempat melarikan diri Jeny dengan sigap meraih wanita itu dan menancapkan pisaunya ke bagian perut wanita itu sambil berkata " ini adalah balasan atas perbuatan suamimu padaku dulu".

Setelah itu Jeny kembali ke mobilnya untuk mengambil minyak tanah dan menyiramkannya ke seluruh rumah, setelah itu Jeny menghidupkan pematik apinya, dan melemparnya ke dalam rumah. Rumah itu pun dalam hitungan menit habis di lahap oleh api, Jeny yang telah selesai dengan dendamnya langsung pergi meninggalkan desa itu.

***

Silent Rose.  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang