Chapter 18

29 2 1
                                    

Ucapan belasungkawa dan beberapa bunga telah memenuhi meja kerja milik Sunny.
suasana di kantor pagi ini terasa sendu, tak sedikit karyawan merasa kehilangan atas kepergian Sunny. Jeny yang sudah di kursinya sejak pagi tadi memasang wajah sedih dan selalu menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa rekan kerjanya tersebut, Namun para karyawan tidak pernah menyalahkan Jeny, menurut mereka kejadian itu murni karena kelalaian Sunny, Banyak dari mereka tampak menghibur Jeny yang sebenarnya hanya memasang topeng untuk menutupi perbuatanya itu.

***

3 bulan telah berlalu, Jeny seperti biasanya melakukan aktifitasnya yaitu bekerja. Hingga pada suatu siang ia mendengar berita yang disiarkan oleh radio, di dalam mobilnya itu Jeny tampak serius mendengarkan, berita yang mengatakan bahwa telah terjadi pembunuhan lagi dan kali ini terjadi di kota Incheon, dua korban ditemukan tergeletak di persimpangan rumah mereka, korban merupakan seorang ibu dan anaknya yang masih berusia 3 tahun. Dari luka yang ditemukan sementara, diduga para korban meninggal akibat serangan benda tumpul yang mendarat di kepala bagian belakang dan hingga saat ini kepolisian masih melakukan tahap penyidikan.

Mendengar berita itu membuat Jeny sedikit terdiam dan tampak sedang berfikir, lalu ia melanjutkan perjalanannya menuju sebuah cafe yang berada di pinggir jalan, gadis itu mengambil posisi duduknya dan mulai memesan minumannya.

Satu setengah jam sudah waktu berlalu, satu cup Greentea dingin yang ia pesan sudah terlihat kosong namun Jeny tampak belum beranjak dari tempat duduknya, ia seperti sedang banyak pikiran, wajahnya terlihat begitu serius memikirkan sesuatu hal.

Sebenarnya gadis itu sedang memikirkan berita yang ia dengar tadi, ia sedang menduga-duga, apakah yang membunuh beberapa orang kemarin itu merupakan pelaku yang sama, apakah pelakunya adalah orang yang pernah merenggut nyawa kedua orang tuanya? Ia kembali memikirkan cara dan motif pelaku dalam membunuh korban, ia mencari kesamaan alat dan cara membunuh dari orang itu, tapi itu hanya dugaan awal, ia harus memastikan sendiri apakah pria yang dulu masih hidup dan melakukan aksinya kembali, atau mungkin orang yang berbeda.

Setelah lama termenung, Jeny bergegas masuk ke dalam mobil dan memutar laju mobilnya ke arah toko perkakas yang tidak jauh dari cafe tadi, setelah tiba disana, gadis itu memilih beberapa bahan dan peralatan berupa beberapa ikat tali, lakban, gergaji mesin kecil dan benda-benda lainnya yang terlihat memenuhi keranjang belanjanya, setelah di rasa cukup ia pun kembali ke dalam mobil dan pulang menuju rumahnya.

***

pukul 5 sore waktu Korsel, Jeny tiba di apartmennya, ia berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian lalu setelah itu mengambil sebuah laptop yang berada di atas meja,setelah itu ia mencoba mencari-mencari sesuatu di mesin pencarian, tampak disana Jeny tengah mengetik kata kunci pembunuh berantai 16 tahun lalu yang terjadi Korea Selatan, ia terus mengamati layar laptopnya dan berupaya mencari info dari pria tua yang pernah dilihatnya dulu, tak lama kemudian matanya membulat ketika melihat sebuah berita lengkap yang pernah di cetak kepolisian untuk memburu pelaku, di berita itu tertulis pembunuhan yang terjadi pada tahun 2005 menelan korban 19 orang dalam waktu yang singkat, pria yang menjadi tersangka bernama Cho Nam Seok, pria itu lahir pada tahun 1961 dan berasal dari daerah Gimcheon.

pukul 5 sore waktu Korsel, Jeny tiba di apartmennya, ia berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian lalu setelah itu mengambil sebuah laptop yang berada di atas meja,setelah itu ia mencoba mencari-mencari sesuatu di mesin pencarian, tampak disana...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeny langsung mengepalkan tangan kirinya, ia terlihat sangat marah ketika melihat wajah pria yang tega menghabisi nyawa kedua orang tuanya itu, ia kembali teringat dimana dahulu pria paruh baya itu berbicara padanya bahwa suatu saat pria itu akan menjemputnya.

Setelah selesai melihat-lihat selanjutnya ia mencetak foto dan info dari pria itu dan menyimpannya dalam ke dalam tas "kita lihat saja nanti!". Gumam gadis itu dengan wajah marah.

***

Silent Rose.  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang