Part 21✓

23 6 1
                                    

Haii aku back lagi hihi
Ayo dong semangat voment nya
Biar kita sama-sama untung😉

Sedangkan ditempat lain, Vannya menangis sesenggukan. Bahunya bergetar hebat. Ia tak menyangka orang yang selama ini ia tunggu malah menyakiti hatinya dengan ucapan yang  dilontarkan. Ia terkejut ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Maaf" Ucap orang itu

Vannya memejamkan matanya, Air matanya semakin mengalir dengan deras. Ia benci dibentak. Ia benci itu sungguh.

"Maafin aku Van, aku janji gak bakal ulangin hal tadi lagi. Maaf, maaf, maaf. Aku harus apa biar kamu maafin aku?" Ucap orang itu. Sungguh ia menyesal dengan perlakuannya tadi

Vannya tetap diam tak menjawab ucapan orang itu. Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin.

Satya yang merasa diabaikan lalu duduk di sebelah Vannya. Ia membalikkan tubuh Vannya agar menatapnya. Vannya memalingkan wajahnya menatap jalanan. Namun Satya tak menyerah untuk meminta maaf kepada Vannya. Ia menangkup pipi Vannya.

"Maafin gue, gue bener-bener gak tau kalo lo dijebak. Plis maafin gue, gue janji ga akan bilang kata-kata kasar tadi ke lo" Ucap Satya

Vannya menatap Satya, sedetik kemudian ia memeluk Satya erat. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia memukuli dada bidang Satya.

"Awsh" Rintih Satya

Namun Vannya tak menghiraukannya. Satya yang kesal pun langsung menahan tangan Vannya yang memukulinya. Ia kembali menangkup pipi Vannya, lalu mencium kedua kelopak mata Vannya.

"I love you, lo milik gue dan gak ada yang boleh ngambil lo dari gue sekalipun laki-laki brengsek tadi" Ucap Satya dingin

Vannya gugup, ia berusaha memalingkan wajahnya. Jujur sekarang wajahnya seperti kepiting rebus.

"Kak Satya" Panggil Vannya

Satya menoleh ke arah Vannya, "Kenapa hm?"

"Kalo Vannya pergi selamanya, Kakak harus bisa temuin yang lebih baik ya?" Ucap Vannya tersenyum manis

Satya menatap heran Vannya, mengapa ia berbicara seperti itu? Lalu? Senyum itu? Bukankah Vannya tak pernah menunjukkan senyum itu kecuali kepada ayah dan bunda nya?.

"Lo ngomong apasi Van? Gue gasuka ya" Jawab Satya dingin

Vannya menghela nafas gusar, "Vannya kan cuman gamau kakak sedih kalo Vannya pergi. Takdir kan gak ada yang tau, bisa aja besok kita udah gak ketemu" Ucap Vannya

"VANNYA!" Bentak Satya

Vannya terkejut, lagi dan lagi Satya membentaknya. Bukan apa-apa, Vannya hanya ingin Satya berjanji kepadanya bahwa ia harus selalu bahagia entah bersama dirinya ataupun tidak. Bukan maksud Vannya berbicara seperti itu untuk membuat Satya cemas.

"K-kak?" Vannya mengerjapkan matanya berkali-kali

Satya yang menyadari itu langsung menangkup pipi Vannya, "maaf, gua kelepasan. Gua gak suka lo ngomong gitu, seakan lo bakalan pergi dari gua selamanya"

Vannya tersenyum tipis, "Vannya gak bakal ninggalin kakak kok. Maksud Vannya ngomong tadi karena Vannya pengen kakak janji sama Vannya kalo kakak bakalan bahagia terus entah itu sama Vannya ataupun engga"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANNYA(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang