09 || Makan malam?

5.7K 346 1
                                    

"Saya rasa,ini bukan hanya sekedar makan malam biasa,bukan?" Tanya freya sambil menyuapkan nasi goreng seafood nya.Karena bingung mau pergi kemana, akhirnya pak bian memilih untuk berhenti disalah satu tempat makan yang sedang sedikit ramai.

Pak bian yang hendak menyuapkan nasi nya pun berdehem,ia kembali meletakkan sendok nya,"Iya," sahut nya,pak bian melirik radit sebentar yang tengah asik dengan dunia nya sendiri,"Saya ingin membahas tentang perjodohan kita."

Freya mengerutkan kening nya,"Ada apa dengan perjodohan kita?"

"Apa kamu ikhlas menerima perjodohan ini?"

"Ikhlas eh tapi sedikit...Ikhlas." jawab freya sedikit ragu,pak bian sedikit menarik sudut bibir nya.Menahan untuk tidak tersenyum.

"Gak dipaksa kan?"

IYA,GUE DIPAKSA.

"E-enggak."

"Yakin?"

GUE GAK YAKIN!!

Freya mengangguk,"Yakin pak." Freya meminum es teh manis pesanan nya tadi,ia perlu membasahi tenggorokannya agar lancar berbohong,"Emang kenapa pak?" Tambah nya.

Pak bian menggeleng,"Gapapa,saya cuma ngerasa kamu ragu gitu."

IYALAH GUE RAGU,ORANG GUE DIPAKSA!!

Freya hanya tersenyum untuk menanggapi pak bian tapi jika dilihat dengan intens senyum itu terlihat sangat dipaksa kan.

"Mami nanti jadi kan,beli es klim nya?" Tanya radit tanpa mengalihkan pandangan nya dari handphone milik freya.

"Iya sayang nanti sebelum pulang kita beli ice cream nya,ya?"

"Om ian." Panggil radit,freya dan pak bian kontan menoleh.Menatap bocah berumur 4 tahun itu dengan pandangan bertanya.

"Kenapa?"

"Om ian benel ya janan cuka cama ladit." Tanya radit memperingati.

Mata freya membelalak karena terkejut,ia menatap pak bian dan tersenyum tak enak.Pak bian mengeram,hasrat menendang nya kian menggebu-gebu.

ITU LAGIII?!

"Freya." Panggil pak bian dengan suara tertahan,freya menatap pak bian tak enak.

"I--ya pak?"

"Saya boleh nendang keponakan kamu?" Freya melotot dan radit menatap pak bian syok.


"Hati-hati dijalan." Peringat ayah dan berpelukan ala-ala laki-laki dengan om tommy.

"Kalo gitu aku pulang dulu." Ayah mengangguk.

Ayah menatap pak bian,"Gimana tadi, udah saling suka?" Tanya ayah menggoda,freya menyenggol lengan ayah,ia malu.

"Apasih yah?"

Bunda menekan-nekan pipi freya,"Cie yang malu-malu tapi mau." Godanya yang membuat mereka tertawa.

"Kalo gitu bian pulang dulu ya,om.Keburu kemaleman." Pamit pak bian kepada ayah,ayah mengangguk dan berpelukan ala laki-laki dengan pak bian.

"Hati-hati dijalan nak bian,jangan ngebut-ngebut.Kasihan freya,kalo jodohnya kenapa-napa." Canda bunda yang membuat freya menunduk karena malu,pak bian hanya mengangguk dan menggigit bibir bawah nya menahan kekehan geli.

DOSEN IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang