08 || Kencan?

5.8K 343 2
                                    


"MAMI MAU TEMANA?!" Teriak radit saat freya menurunkannya dipangkuan artha.MAU ITUTTT

"Mami gak kemana-mana,radit." Bang artha berujar lembut,memberi pengertian.

"Nda!!mami mau pelgi inggalin ladit cendili!!" Seru radit sambil memberontak melepaskan kungkungan ayahnya,"Papa!epasin ladit!!ladit mau ama mami hikss!ladit mau jaga mami bial gak diculik!hikss." Raung radit sambil menangis,tangannya mencoba menggapai freya,"Mami hikss."

Freya yang kasihan pun mencoba membujuk abang'nya,"Bang kasihan ra--"

"Nggak freya!!nanti dia malah nyusahin kalian." Kata artha tegas,"Radit dirumah sama papa ya?nanti beli ice cream?ada om sat sama om rel lohh."

"Iyaa,nanti jalan-jalan sama om farel?radit mau?" Tawar bang farel,yang mendapatkan gelengan keras dari bocah berusia 4 tahun itu.

"NDA AU!!hiks." Teriak'nya keras,"LADIT TUMA MAU AMA MAMI!MAMI!!MAMI hikss." Teriak radit sambil sesegukkan.

"Bang--"

"Radit ikut kita saja,tidak papa." Kata pak bian, yang membuka suara.Bang artha menggeleng tak setuju.

"Nanti kencan kalian bakal keganggu kalo ada radit." Freya terbengong ditempatnya.

Apa tadi katanya?

K-encan?!

Freya menggeleng tak habis pikir,kemudian ia berdecak,"Radit gak bakal ganggu kita,iyakan sayang?" Tanya freya kepada radit,seketika radit menyedot ingusnya dan mengangguk kencang.

"Iyaaaa!Ladit gak nakal hikss,ladit anak baik. " Kata bocah itu sambil masih menangis,"Ladit nanti ga akan ganggu mami,ladit nanti jadi patung aja!" Freya tertawa mendengar perkataan polos keponakannya.

"Udahlah bang biar dia ikut kita aja,gaakan ganggu tu bocil." Artha menghela napas dan mengangguk pasrah.

"Yaudah,radit boleh ikut mami." Putus artha yang mendapat sorakan dari bocah itu,"Tapi radit janji jangan ganggu mami sama om bian." Radit mengangguk mengerti.

"Iya,ladit anji nda akan ganggu mami sama om ian,ladit bakal jadi patung aja!" Kata radit setelah itu berlari menghampiri freya.

Freya kembali tertawa dan menekuk kedua lututnya setelah itu menangkap radit yang berlari kearahnya,"Kalo gitu saya sama freya,pamit pergi dulu." Izin pak bian yang dibalas anggukkan yang lainnya.

Farel menggeleng tak percaya,melihat tingkah bocah berumur 4 tahun itu,"Itu anak lo bang?" Bang artha mengangkat bahunya.

"Entahlah,gue yang ayah kandungnya aja ngerasa kalo dia itu anaknya freya bukan anak gue." Kemudian terdengar suara tawa ditengah tengah keheningan ruang makan.

"Bhahhahaha,miris banget idup lu bang!" Tawa satria menggelegar,artha menatap adiknya sebal.

"Diem lu bocah!" Maki artha dan farel kompak,satria hanya memayunkan bibirnya.

Seperti katanya tadi,radit menepati janji nya dengan tak mengganggu freya dan pak bian.Bocah itu terdiam dipangkuan freya,kedua tangan nya terlipat didepan dada.Ia tak bergerak dan hanya menatap kedepan.

"Radit kenapa?kok diam aja?" Tanya freya yang heran melihat bocah itu hanya diam menatap kedepan,tak seperti biasanya."Radit mau ice cream?" Radit menggeleng,pak bian menoleh sebentar kearah mereka dan kemudian kembali fokus kejalanan.

"Radit kenapa?radit marah yaa sama mami?" Tanya freya dengan suara yang dibuat sedih,pak bian kembali menoleh menatap freya yang tengah berinteraksi dengan keponakannya.

Radit kembali menggeleng,"Ladit patung bukan manucia!" Katanya setelah sekian lama diam,sontak perkataan radit yang terdengar polos itu membuat freya tertawa dan pak bian yang tersenyum geli.

Pak bian berdehem,"Setau om,patung itu gabisa bicara lohh." Pak bian berujar dengan nada menggoda.

Radit berdecak,menoleh menatap freya dengan tatapan permusuhan.Freya menaikkan sebelah alisnya,"Ladit malah sama mami!" Freya mengerutkan dahinya,kenapa?,"Gala-gala mami,ladit jadi ngomong!" Katanya kesal,ahh freya paham sekarang.Freya tertawa diikuti oleh pak bian yang terkekeh pelan.

Dengan gemas,freya menciumi wajah keponakannya,"Ya jangan salahin mami dong," kata freya cemberut,"Salahin radit,kenapa diam aja.Kan mami jadi bingung."

"Ladit gak calah!cemua ini calah mami!"

"Hei--" perkataan freya terpotong saat radit membekap mulut freya dengan kedua tangan mungilnya.

"Iya-iya mami,wanita itu celalu benal dan ladit celalu salah!"

Freya tertawa mendengarnya,"Pinterrr!!"

Radit mendesah,ia membenarkan jambulnya.Ia menoleh menatap pak bian yang tengah menyetir,"Om." Panggilnya,pak bian menoleh dan kembali menatap jalanan.

"Ya?"

"Ladit ganteng gak om?" Tanya radit dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Pak bian melirik sekilas,dan mengangguk,"Ganteng." Katanya,radit tersenyum congkak.

"Tapi om..." radit menggantungkan ucapannya.

"Tapi?" Tanya pak bian penasaran.

"Om jangan cuka sama ladit,ya.Soalnya Ladit tau kalo ladit itu ganteng." Kata radit,pak bian menoleh dengan wajah masam.

Emang siapa yang doyan sama bocah ingusan ini?!

Rasanya bian ingin sekali menendang bocah ini dari mobilnya,tapi ia urungkan tatkala masih ingat jika bocah ini adalah keponakan dari calon istrinya.

Dia kira gue laki-laki apaan?!,batin bian kesal.

"Siapa yang ngajarin radit ngomong gitu?" Tanya freya penasaran.

Radit menatap freya polos,"Om cat." Katanya lugu.

Freya menghembuskan napasnya jengkel.

Sialan abangnya itu!!

Ia sudah berani meracuni otak polosnya radit.

"Radit." Panggil freya.

"Iya mami?"

"Nanti jangan lupa ingetin mami buat nendang bokongnya om sat."

Radit mengangguk antusias,"CIAP MAMI!!"

Jangan lupa vote and comment guyss!!

DOSEN IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang