06 || Perjodohan?

6.1K 318 2
                                    


Freya terduduk dimeja riasnya,ia menatap bundanya dengan tatapan heran,"Bun jangan mondar-mandir kek gitu dong,freya pusing ini." Eluh freya yang jengah menatap ibu'nya yang keluar masuk kedalam kamarnya.

Tanpa menoleh ibunya menjawab,"Ssstt diam,biar bunda dandanin kamu!"

Freya mendengus,"Ribet amat,emangnya ada acara apaan sih?daritadi bunda keluar masuk bawa dress beda-beda?itu lagi kenapa trio anak bunda pada pulang,tumben-tumbenannya."

Bunda terdiam tak menghiraukan pertanyaan putri'nya,"Nih pakai,cepetan bunda tunggu!!" Titah bunda tak terbantahkan.

"Kenapa sih bun?freya ngerasa kek mau tunangan aja." Keluh freya asal dan menerima dress formal yang diberikan ibunya.

"Memang." Sahut bunda santai.

"Hah?bagaimana bun?"

"Kamu memang mau tunangan,freya anaknya bu dian!" Sahut bunda gemas.

Seketika tubuh freya mematung ia menatap ibunya cengo,"Siapa bun?freya?" Tanya'nya memastikan dan dijawab anggukkan malas ibunya,"Astagfirullah bunda,Freya belum punya calon bun!!gimana mau tunangan?!bunda jangan ngadi-ngadi!!" Kata freya histeris.

Bunda menghela napasnya,"Calonmu udah bunda sama ayah pilihkan,kamu gausah pusing-pusing cari jodoh." Jawab bunda kalem.

"Jadi ceritanya freya dijodohin,nih?" Bunda mengangguk membenarkan,"Gak!gak mau!!dengan keras freya menolak!!" Seru freya keras kepala.

Bunda melotot,menatap anaknya tajam.Seketika freya meneguk ludahnya kasar,Gue udah pernah cerita belum?Bunda kalo marah lebih nyeremin daripada valak sama boneka annabel,Batin freya ciut.

"Gaada penolakan!!"

"Ihh bundaaa,bunda jangan nge jokes kek gini dong.Humornya bunda serem,bukannya buat orang terhibur dan ngakak malah buat orang mati berdiri." Rengek freya mencoba meluluhkan bunda'nya.

"Bunda gak lagi ngejokes freya!bunda serius!" Ketus bunda.

Freya terdiam,ia meneguk ludahnya kasar,Apaaa?!seorang freya adeera maheswara dijodohin?apa kata fans-fans gue dikampus hikss.Kalo mereka mikir gue gak laku gimana coba?!bunda kejam banget sama anak sendiri.Jerit freya dalam hati.Freya menatap ibunya dengan pandangan memelas dan terluka,seperti memiliki hati baja.Bundanya tampak acuh,"Bundaa~" rengek freya bernada.

"Gak usah masang wajah kek gitu!percuma,gak mempan!" Ultimatum bunda,"Gaada penolakan!!kalau kamu lupa,bunda ingetin.kalo masih ada 2 hari kamu nurut sama semua perintah bunda!" Ujar bunda meningatkan,seketika bahu freya melemas ia tertunduk lesu,seketika ia menyesal menonton film saat itu dan menjanjikan akan menuruti perintah bunda'nya.

“Bun, tapiiiiiiii. Nikah itu bukan perkara gampang. ” Nego freya, “Seumur hidup sama orang yang salah itu gak mudah bun. ”

Bunda masih bebal, tidak lantas luluh, “Bunda tau, tapi bunda yakin sama yang ini. ” Bunda merangkul putri Satu-satunya,“Sebelum ngambil keputusan ini, bunda sama ayah udah mikir beribu-ribu kali.”

Dengan pasrah freya berujar,"Alright, freya ngerti.Freya bakal mau, tapi bunda harus janji dulu sama freya!" Bunda menaikkan satu alisnya.

"Jangan jodohin freya sama om om botak gendut dan sebagainya atau lebih parahnya duda!!freya mau yang masih bersegel!" Ultimatum freya.

"Aman!"

"Kalo suam-ups calon suami freya jahat,dan suka main kekerasan.Bunda gabisa larang freya buat balik kerumah ini!"

Bunda tersenyum lembut,dan mengelus kepala putrinya sayang,"Bunda gaakan biarin permata bunda disakitin,kalo bunda tau dia nyakitin putri bunda.Bunda akan jadi garda terdepan buat nendang 'anunya'." Kata bunda sedikit gurauan.

"Bundaaaaa~" rengek freya dan memeluk ibunya,"Freya sayang bunda."

"Tapi bunda gak sayang freya." Gurau bunda,freya mendengus dan mengerucutkan bibirnya.

"Kalo gak sayang ngapain ngerawat freya." Cibir freya.

"Ya karena bunda kasihan sama kamu." Sahut bunda santai.

"Bundaaaaaaaa!!!" Dan kemudian hanya terdengar tawa bunda dari dalam kamar yang terisi oleh sepasang wanita berbeda generasi.

"Hai jeng,maaf lama.Tadi dijalan ada kecelakaan jadi jalanan macet total." Kata wanita paruh baya,dan bersalaman ala-ala ibu sosialita dengan bunda.

Bunda tersenyum dan menuntun para tamu untuk segera duduk,"Gapapa jeng,yang penting kalian selamat sampai tujuan," Perempuan paruh baya itu tersenyum dan mengangguk,"Oh iya jeng,kenalin ini anak-anak aku." Tunjuk bunda kepada kami berempat.

Freya mendengus malas,Kenapa sih emak-emak panggil sesama emak-emanya jeng?!

"Wahh udah besar semua yaa,padahal terakhir ketemu masih pada kecil-kecil,ya gak pa?" Tanya wanita paruh baya kepada suaminya yang sedari tadi diam.

"Iya maa,terakhir ketemu masih pada sd." Sahut pria paruh baya tersebut.

Bunda mendengus,Dih,siap-siap lu dapet mulut mercon'nya bunda!!,batin freya.

"Ya jelas udah pada besar semua,orang mereka dirawat,dikasih makan,dikasih uang jajan,kalo sakit diobatin.Lalu apa alasannya anakku untuk gak bertumbuh kembang?" Kata bunda sinis,pria dan wanita paruh baya itu tersenyum maklum.Mereka sudah tau salah satu sifat dari teman arisan istrinya sekaligus istri dari sahabatnya.

Artha,farel,satria,dan freya sekuat tenaga menahan tawanya.Mereka berempat menunduk dengan bahu yang bergetar.

"Lohh kalian ngapain nunduk?" Tanya ayah yang baru tiba,bang farel mendongakkan wajahnya,"Gapapa yah." Sahutnya.

Ayah mengangguk,ia bersalaman dengan sahabat lamanya dan istrinya,"Baru dateng tom?" Tanya ayah,pria paruh baya yang bernama tommy itu mengangguk.

Ayah kelihatan celingukkan,"Mana anakmu?" Tanya ayah.

"Tadi masih dikantor,ada masalah katanya.Tapi bentar lagi dateng kok." Ayah mengangguk,kemudian ia memanggil salah satu asisten dirumah.

"Bi kalo ada yang dateng suruh langsung masuk yaa." Bi sidah mengangguk sebagai balasan.

Dan kemudian yang terjadi hanyalah pembahasan bisnis,fassion,dan ala-ala ibu sosialita lainnya.

Freya menguap lebar sambil memangku radit,ia bosan sekarang.

"Maaf saya terlambat."






DOSEN IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang