15 || kesalahan!

5.8K 316 2
                                    



Cemburu yang menyakitkan bagi saya adalah,cemburu kepada dia yang tak mengerti dengan perasaan kita.

·Biantara




Playlist : mirrors - Justin Timberlake











































































"Cuma mau ngingetin,ini kampus bukan ajang buat tebar pesona yang terkesan murahan." Suara itu,terdengar berat namun dingin,rendah tapi menusuk.

Tubuh freya menegang kaku,sedangkan pemuda didepannya tampak meneguk ludahnya kasar,terlihat dari jakun nya yang turun.Dengan perlahan freya membalikkan tubuh nya,"Ehh pa--k b--bian,selamat pagi pak?" Sapa freya kikuk,mencoba berbasa basi.

Namun saat melihat mata pak bian yang semakin menghujam tajam membuat freya gelagapan dan salah tingkah,ia menggaruk dahinya,tanda jika ia sedang gugup sekarang.

"A--ada yang b-bisa freya bantu pak?" Tanya freya berhati-hati,saat melihat pak bian yang tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

Pak bian menghela nafas kasar,"Keruangan saya sekarang." Ujar pak bian penuh penekanan,dan kemudian melenggang pergi meninggalkan freya yang sudah ketar-ketir ditempat nya.Mati gue!!

"Frey,gue tadi minta nomor ponsel lu,mana?" Suara pemuda itu menyentak freya dari lamunannya,ia menatap datar pemuda didepannya.Tak taukah ia jika sekarang dirinya sedang diambang batas kematian?

"Stoberry mangga biji,sorry gak jadi!" Jawab freya ketus,dan berbalik meninggalkan pemuda yang terbengong ditempatnya.

"Sial!



Tok tok

"Assalamualaikum,pak bian." Salam freya yang sekarang berada didepan pintu ruangan pak bian.

Pak bian mendongak sebentar,lalu  kemudian ia kembali fokus dengan kertas-kertas didepannya,"Masuk!" Perintahnya,tanpa basa-basi freya masuk kedalam ruangan tersebut,namun saat dipertengahan jalan,terpaksa freya harus berhenti dan berbalik setelah mendapat perintah selanjutnya,"Tutup pintu nya!!"

Freya mendengus namun tak urung ia menutup pintu ruangan tersebut,Kenapa gak dari tadi aja nyuruhnya?!

"Kunci pintunya!!" Perintah nya sekali lagi.

Dengan malas freya mengunci pintu tersebut,"Iyaa pak." Jawab nya ogah ogah an.

"Duduk!!" Freya menurut dan mendudukkan tubuhnya didepan meja pak bian,pak bian menatap freya datar dengan kedua tangan bertaut diatas.

Seperkian detik freya merasa terintimindasi,namun dengan sekuat tenaga ia menekan rasa gugup nya,"Ada yang bisa freya bantu pak?" Tanya nya tenang--enggak maksudnya mencoba tenang.

Mata pak bian semakin menghunus tajam menatap dirinya,jika mata pak bian adalah pisau tajam mungkin sekarang mata freya sudah bolong.

Glek...

Freya meneguk ludah nya kasar.

SIAL,LAKI GUE KALO GINI NYEREMIN!!

"Hanya ada kita berdua,panggil saya seperti biasanya." Kata pak bian dingin.

"Tapi pak,ini masih dalam kawasan kampus.Gak sopan kalo saya panggil bapak 'mas'."

"Saya dosen nya disini!kamu bisa apa jika saya sudah memerintah?" Pak bian tersenyum miring,ia tersenyum penuh kemenangan sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

Freya terdiam,ia mendengus malas,"Dahlah terserah." Katanya sambil mengibaskan tangan nya didepan pak bian,mata pak bian melotot terkejut.Freya yang sadar segera memukul lengan tangannya.

Ia menyengir,"Maaf pa--eh lupa lagi,maksud freya mas.Tangan freya mah gabisa dikendalikan." Katanya riang tanpa beban,pak bian menghela napasnya dan memijit pangkal hidung nya.

"Kau tau kesalahanmu,freya?"

Dengan polos tanpa beban freya menggeleng,"Tidak!" Katanya ringan tak berdosa.

"Kau sadar posisimu sekarang,freya adeera maheswara?" Tanya pak bian lagi dengan pertanyaan berbeda,dan memanggil freya dengan nama lengkapnya.

Freya meniringkan sedikit wajahnya,ia mengerjap polos,"Sadar mas,posisi saya sekarang sedang duduk didepan mas bian."

Pak bian menahan napasnya,ia geram sekarang.Kenapa orang tuanya sangat ingin menjodohkan diri nya dengan wanita didepannya,"Jaga perilakumu freya!kau sudah bukan wanita lajang lagi!kau sudah bersuami,ingat posisimu!!" Serunya dengan suara yang sedikit meninggi,freya terkesiap.Ia menatap pak bian terkejut.

"Apa kesalahan saya?" Tanya freya dengan bodohnya,pak bian meraup wajahnya frustasi.

"Kau masih tanya kesalahanmu?!" Seru pak bian tak habis pikir.

"Apa salahnya?"

"Apakah pantas seorang istri menggoda pria lain,didepan suaminya?" Tanya pak bian pada akhirnya,suara rendah nya mengalun dingin menusuk tepat pada jantung freya.

Freya menunduk,merasa bersalah,"Maaf." Katanya penuh penyesalan,pak bian diam,Ia lebih memilih menatap freya yang semakin menuduk dalam.

Ia menghela napas,"Saya tau mungkin kamu masih belum bisa menerima pernikahan ini,tapi ketahuilah freya,pernikahan bukanlah hal main-main.Sekarang kamu adalah tanggung jawab saya,dimanapun kamu berada,kamu akan selalu membawa nama saya.Jadi saya mohon jaga nama saya."

Freya tercenung ia semakin merasa bersalah,matanya sudah berkaca-kaca.Ia tak bermaksud menggoda laki-laki lain,ia hanya bosan dan kebetulan ada mereka,"Mas maafin freya." Kata freya penuh penyesalah.

Pak bian melirik jam dinding diruangannya,"Sekarang keluarlah,sebentar lagi kamu ada kelas bukan?"

Freya berdiri dengan pasrah,sebelum keluar ia menoleh sebentar,"Maaf dan permisi."







DOSEN IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang