S1 (09)

1.2K 209 15
                                    

Dengarkan 'Train Wreck' by James Arthur 🎶🎶🎶

-
-
-
-


Secangkir wine ia taruh di atas meja kayu yang penuh dengan perkamen perkamen coklat tua nan usang itu. Satu bak tinta telah habis terpakai. Lucius mengambilnya lagi yang baru dari dalam tumpukkan laci laci kecil yang menyatu dengan mejanya.

'Srekkkkkk...!'

Selembar kertas ia babat habis dari buku notenya. Ia mengoreksinya kembali dengan mencontrengkan tanda ceklis di setiap list yang dia tulis.

Di ujung sana Narcissa menyalakan lilin bernuansa tropis yang menebarkan harum semerbak keseluruh pelosok kamarnya. Dari jauh ia memandangi Lucius yang tampak serius.

"Apa yang kau robek itu...? Kau terlihat sibuk..." tanyanya.

Lucius mengehentikan kegiatannya sebentar, ia merelaksikan tubuhnya dengan bangun dari kursi empuknya.

"Daftar hitam." Jawabnya.

"Ah! Aku mengerti..." Kata Narcissa.

Wanita itu menghampiri lelakinya yang berdiri mematung di depan cermin. Jari jemarinya mengusap lembut rambut panjang suaminya yang terurai begitu saja.

"Memang sudah seharusnya kau menjualnya Lucy... Bukan maksudku aku menghakimimu, tapi - ya... aku harap kau mengerti." Katanya dengan menyematkan satu buah tali rambut ke dalam rambut Lucius.

Lucius menyetarakan tubuhnya dengan Narcissa. Tangan tangannya yang besar menumpu kedua pipi Cisssy yang kini merona. Lucius tersenyum dengan hangat sehangat lilin aroma terapi yang dinyalakan oleh istrinya.

"Terimakasih..." Katanya.

"Untuk apa...?" Tanya Nyonya Malfoy tidak mengerti.

"Aku adalah orang yang egois... Tapi kau tetap sabar berdiri bersamaku di sini." Ujar Tuan Malfoy dengan tangan yang ia benamkan ke dadanya yang merujuk pada hati.

"Kita sudah melewati banyak sekali konflik Lucy.... Mau bagaimanapun kita memiliki banyak tanggung jawab yang harus kita jalani bersama... Bukankah begitu?"

"Oh...! Cissy... Berhenti menatapku seperti itu! Jantungku seperti ingin meledak." Lucius menggodanya sambil tertawa berbeda dengan Narcissa yang malas menanggapi gurauannya.

Narcissa mengambil seutas kertas kecil dari atas meja yang Lucius bilang bahwa itu adalah daftar hitam.

"Jadi...?" Kata Narcissa sambil mengedikkan bahu. "Kapan kau akan ke borgin?" Tanyanya.

Lucius mengetuk ngetukkan jarinya di dagunya seolah sedang berpikir ia berkata "Mungkin... saat aku akan mengantar Draco."

Wanita itu tersandar lemas pada sebuah pilar, ia terdiam sejenak. Waktu yang ia pikir akan berjalan sangat lama ternyata berjalan dengan cepat. Satu tahun setelah beberapa kekacauan yang terjadi sudah berlalu. Draco akan pulang adalah kebahagian besar tapi bukan itu masalahnya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan." Lucius mencoba menebak isi pikiran Cissy dengan raut wajahnya yang terlihat gelisah.

Narcissa mengalihkan pandangannya yang kosong kembali pada Lucius ia merubah ekspresinya dengan drastis seolah olah tidak ada hal lain yang dipikirkannya.

"Saking bahagianya aku sampai lupa kalau beberapa pekan lagi Draco akan pulang." Katanya, dengan wajah dan senyum bahagia mencoba menjabarkan seluruh isi pikirannya pada Lucius.

Malfoy and The [Secret Daughter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang