Cassiopeia Malfoy, art By me.
july 31th 1991
Diagon Alley, London.
Dua orang pria berjalan dengan rahang yang terangkat memasang wajah datar. Salah satunya bertubuh lebih pendek dari pria lain di sampingnya. Pria bertubuh pendek itu mengedarkan pandangannya ke kanan dan kekiri, pikirannya masih berkecamuk tentang hal hal yang sudah dilewatinya secara langsung. Kedua matanya masih belum bisa melupakan tatapan putus asa dari seseorang, dan kedua telinganya masih belum pulih dari raungan menyakitkan yang di dengarnya, tetapi ia berusaha mengabaikan pikiranya.Mereka berhenti di persimpangan jalan, dan berdiri sebentar untuk menunggu seseorang. Setelah persekian menit terlihatlah seorang wanita menggunakan stelan coat hitam dengan tatanan rambut yang menggulung kebelakang sedang berjalan mendekati dua pria yang sudah menunggunya. Pria kecil itu melambaikan tangannya, dengan segera wanita yang dilihatnya membalasnya dengan senyum, dan mempercepat gerakan langkah kakinya.
Setelah berkumpul menjadi satu mereka melanjutkan jalannya kembali menuju tempat tujuan, sang wanita bertanya,
"Apa saja yang sudah kau dapatkan Lucy?"
"Belum ada."
Cissy membuka bibirnya dan menutupnya kembali ia memutarkan bola matanya dengan malas.
"Belum ada? Lalu, apa saja yang kau lakukan dengan Draco? Lihatlah ini!" Ia mengangkat tanganya yang menunjukkan paper bag berisi beberapa parabot yang harus dibeli.
"Hanya berkeliling."
Cissy menanggapinya dengan ekspresi kesal dan berjalan lebih cepat dari suaminya, meninggalkan Draco dan Lucius yang berjalan di belakangnya.
Menghirup nafas dalam dalam adalah hal terbaik saat pikiranmu sedang kalut. Narcissa melakukan hal itu selama beberapa kali. Putranya akan pergi ke hogwarts sementara perang dingin dengan putrinya masih belum usai.
"Mereka tumbuh sangat cepat." Gumamnya. "Untuk kali ini lebih baik Fokus dulu dengan Draco."
Langkah kakinya berhenti di depan sebuah toko madam malkin yang menjual berbagai jubah untuk semua acara. Ia tiba lebih dulu dan disusul dengan Draco dan Lucius. Lucius meminta Draco untuk masuk sendirian, ia berkata agar tidak membuang buang waktu maka Ayah dan Ibu akan pergi untuk membeli yang lain. Draco pun hanya mengiyakan pasrah apa yang orang tuanya perintahkan.
Narcissa menarik tangan Lucius untuk pergi tetapi Lucius menoleh dan memberikan kode melalui tatapan mata pada Draco tanpa sepengetahuan Cissy, dan Draco hanya memasang wajah datar walau begitu Lucius tahu Draco sudah menangkap sinyal yang diberikannya.
"Selamat Datang." Sapa seorang penyihir wanita bertubuh pendek gemuk kepada sang pelanggan yang memasuki tokonya.
"Halo." Jawab Draco Malfoy,
"Aku ingin memesan jubah untuk Hogwarts."
"Umm-Baiklah." Ujar madam malkin yang sedang mencari sebuah alat untuk mengukur tubuh. "Duduklah disana, sambil menunggu." Ia memperlihatkan kursi kayu yang sudah usang berada di pojok ruangan.
Draco berjalan menghampiri kursi yang ditunjukkan oleh madam malkin, ia menyentuhnya terlebih dahulu dengan kedua jarinya. Dilihatnya ada sedikit debu yang menempel di permukaan jarinya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bangku satunya yang terlihat tampak lebih bersih.
Draco meundukkan wajahnya dengan memainkan kuku kukunya, pikirannya mengalihkan kebeberapa waktu yang lalu saat dirinya sedang berjalan pergi meninggalkan Knockturn Alley. Dan otaknya terus memaksa untuk memutar piringan hitam yang tersimpan rapih di dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfoy and The [Secret Daughter]
FanfictionJANGAN BACA CERITA INI KALAU GAMAU SAKIT HATI!!! "Apakah Ibu ingat? Ibu selalu mengatakan bahwa aku akan terus bersinar terang seperti bintang." Suaranya yang bergetar bergeming mengsisi seluruh ruangan, darahnya berdesir kencang di dalam tubuhnya...