Warning⚠️
Beberapa adegan sadis ada di dalam part ini. Mohon pembaca di bawah 15 tahun di harapkan bijak dalam membaca ya...
Tepat dihari itu, keadaan manor sangat sepi dan kosong. Hanya ada seorang anak laki - laki remaja berambut panjang terikat sedang duduk sendirian seraya membuka amplop. Melihat dari kertas yang tidak biasa itu, sepertinya itu adalah surat yang dikirim dari seorang wanita untuknya.
"Oh, sudah pulang?"
Fokus laki laki itu berubah ketika melihat orang lain yang tak lain adalah Ayahnya baru saja kembali setelah beberapa jam yang lalu beliau mengatakan akan pergi ke toko Borgin & Burkes.
"Apa yang Ayah beli di sana?"
Tuan besar yang tampak lelah dan letih tidak terlalu begitu menanggapinya, ia menarik dasinya dengan tidak sabaran sambil mengatakan "Hanya ramuan." tanpa memberitahu lebih lanjut ramuan apa yang dimaksudnya.
"Coba, aku mau melihatnya."
"Nanti saja." Ucap sang Ayah sambil berjalan menaiki tangga, dan si anak masih mengekor karena penasaran ramuan jenis apa yang saat itu Ayahnya beli di toko Borgin.
"Duh, jangan ganggu Ayah dulu! Kalau mau lihat nanti saja. Ayah mau tidur!" Begitulah kata tuan Malfoy.
"Katanya hanya ramuan. Kenapa harus nanti?" Tak henti hentinya anaknya memaksa untuk sekedar melihat barang kecil yang ada di dalam saku jasnya.
Pria paruh baya itu mendenguskan nafasnya dengan tangan mengelus dada, lalu ia mengambil satu buah botol kecil dari dalam saku.
"Ini berbahaya, berhati hatilah."
Ramuan itu tampak berwarna putih, sedikit seperti abu abu tetapi tidak begitu abu. Saat dibuka bau nyengat keluar dari dalam. Sayang sekali, sudah diperingatkanpun sepertinya anaknya itu kurang memperhatikan intruksi dari Ayahnya. Tanpa sadar ia berjalan mundur kebelakang, hingga menabrak rak dan menjatuhkan botolnya.
'PRANG....!!!'
"LUCIUS!"
Jelas sekali, terisarat kemarahan diwajahnya yang memerah, kedua telinganya bagaikan mengepulkan uap di udara. Tuan besar Abraxas sangat murka atas kejadian pecahnya benda mahal yang baru saja ia beli. Tanpa besar hati, ia mengusir Lucius Malfoy untuk segera keluar dari kamarnya. Lucius dengan badan yang gemeteran dengan secepat kilat melesat keluar sebelum Ayahnya mengeluarkan mantra dari tongkatnya.
Lantai jadi kotor karena beling yang berserakan. Bahaya jika dia atau Lucius menginjak serpihan beling itu. Barang barang yang tersusun di rak pun ikut berjatuhan karena tidak sengaja tertabrak oleh Lucius.
Tak lama Dobby datang membawa perkakasnya. Dobby yang saat itu sudah melayani keluarga Malfoy dengan cekatan membereskan kekacauan di kamar tuannya.
"Lucius, anak itu.... argh!"
Kallimat makian berdatangan silih berganti, tuan Abraxas sepertinya masih sangat kesal pada putranya yang bandel. Ia mengambil barang barang penting yang berjatuhan dilantai, termasuk barang yang satu itu.
"Seberapa kencang Lucius menabraknya sampai ini terjatuh. Pasti bahu anak itu sakit." Abraxas bergumam, seraya mengambil sebuah benda.
Dobby diam diam melirik, lirikan matanya yang sendu berubah menjadi lebar seketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Barusan saja majikannya mengambil sebuah buku usang, namun ketika tangannya menyentuhnya kilauan cahaya muncul dari seluruh sisi buku itu.
****
'CTAR!'
"ARGHHHHHHH.....!!!!"
'CTAR!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfoy and The [Secret Daughter]
FanfictionJANGAN BACA CERITA INI KALAU GAMAU SAKIT HATI!!! "Apakah Ibu ingat? Ibu selalu mengatakan bahwa aku akan terus bersinar terang seperti bintang." Suaranya yang bergetar bergeming mengsisi seluruh ruangan, darahnya berdesir kencang di dalam tubuhnya...