1990
Malfoy manorKamar ini sangat luas, tapi rasanya begitu sesak. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukannya selain merenung, dulu jika dia terperangkap dalam situasi seperti ini dirinya selalu menyibukkan diri dengan membaca buku. Ayahnya selalu membelikan banyak buku baru untuknya, namun kini semua yang dimilikinya sudah habis terbaca.
Waktu berlalu dan pintu masih terkunci, ia masih terkurung di dalam sana dengan pikirannya. Tidak ada niatan dari dalam dirinya untuk menggedor gedor atau berteriak minta tolong dibukakan, karena pada saat itu ia yakin Ibu atau Ayahnya sebentar lagi akan melepaskan mantranya.
Terdengar suara engsel pintu berbunyi dari luar seperti ada seseorang yang berusaha untuk membuka pintu kamarnya. Ia yang tadinya terduduk di dekat jendela langsung terpancing dengan suara itu.
Gadis itu berpikir bahwa Ibu atau Ayahnya sudah datang untuk menemuinya. Ia berlari kearah pintu dengan sebelah matanya yang mengintip ke lubang kunci yang sempit. Dilihatnya seorang lelaki berparas mirip sepertinya.
"Draco...?! Kau kah itu...?" Ucapnya dengan suara yang pelan.
"Cassie? Ini aku." Jawab seseorang dari balik sana.
"Apa aku sudah bisa keluar?" Tanya gadis tadi dari dalam.
"Sepertinya belum."
"Apakah kau bisa membukakan pintu ini untukku Draco....?"
"Maafkan aku, hanya Ayah yang bisa membukanya." Dengan suaranya yang berbisik. Ia melanjutkan, "Cassie, tunggulah sebentar lagi. Orang orang akan segera pergi dan kau bisa keluar. Maafkan aku, aku harus turun ke bawah sekarang."
"Draco! Jangan pergi! Draco apa kau masih disitu...? Draco!"
Ia terus berteriak, memanggil nama Draco. Namun sayang, lelaki yang di teriakinya sudah pergi bersama dengan suara langkah kakinya yang memudar.
*****
Draco menuruni puluhan anak tangga, saat menuju lantai ke dua, ia bertemu Ayah dan Ibunya yang sedang naik ke lantai atas dengan tergesa gesa.
Baru saja ia turun, kini ia harus menaiki tangga lagi saat tahu Ayah dan Ibunya akan pergi ke lantai tiga, lantai paling atas di rumahnya. Setelah sampai di sebuah kamar, disaat itulah Ayahnya merapelkan mantra Alohomora untuk membuka pintu.
Didalam sana ada seorang gadis berusia sama dengannya sedang duduk di dekat jendela. Gadis itu menoleh dan berteriak pada kedua orang tuanya.
"Ayah! Ibu!" Ia berlari menghamburkan dirinya kepelukan Ibuku. Sedangkan aku hanya melihatnya dari ambang pintu bersama Ayahku yang hanya menatapnya.
Narcissa mengelus kepala gadisnya, gadis itu berkata padanya.
"Bu, apakah aku sudah boleh keluar sekarang?"
"Tentu saja sayang." Ujar Ibunya.
Lucius yang tadinya hanya memandang dari luar, kini melangkahkan kakinya masuk kedalam. Ia melihat rak yang penuh sekali dengan berbagai macam buku. Salah satunya berjudul 'The Wizard Legendaries' yang diambilnya barusan.
"Apa kamu memerlukan barang baru Cassie?" Tanyanya, menawarkan sebuah permintaan pada putrinya.
"Buku." Jawab gadis itu padanya.
"Semua buku ini sudah habis ku baca."
"Ayah akan membelikanmu lebih banyak buku baru dari yang sebelumnya."
Cassie hanya tersenyum tanda terimaksih.
Selang beberapa waktu, Narcissa berkata pada Cassie untuk menyuruhnya tidur sekarang karena waktu sudah malam, tapi cassie baru saja bertemu dengan Ibu, Ayah, dan saudara laki lakinya lagi sejak tadi pagi saat sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfoy and The [Secret Daughter]
FanfictionJANGAN BACA CERITA INI KALAU GAMAU SAKIT HATI!!! "Apakah Ibu ingat? Ibu selalu mengatakan bahwa aku akan terus bersinar terang seperti bintang." Suaranya yang bergetar bergeming mengsisi seluruh ruangan, darahnya berdesir kencang di dalam tubuhnya...