S1 (10)

1.2K 198 15
                                    

"Astaga...! Lucius....!" Narcissa menutupi mulutnya dengan tangannya seolah kaget tidak percaya.

"Inilah yang ingin kubicarakan semalam." Katanya.

Tatto yang pudar itu samar - samar terlihat lebih cerah dari biasanya.

****

Senandungan kecil keluar dari bibirnya yang lembab. Foto foto dan figuran yang menempel di dinding melambai lambai menyapanya. Tak terkecuali salah satu lukisan potrait tua dengan bingkai besar di tengah tengah tembok dia hanya menatap tajam lurus ke siapapun yang lewat di depannya, dengan rambut panjang terkuncir samping, dia adalah Septimus Malfoy.

Cassie mendapati ruang makan kosong, tidak ada siapapun di sana bahkan Dobby pun tidak terlihat.

"DOBBY...! DOBBY...!" Panggilnya dengan sedikit berteriak. Cassie berjalan mendekati dapur, dan ternyata disana Dobby berada, bersama kuali dengan api yang menyala nyala di tungku, Sepertinya dia sedang memasak.

"Pagi, Dobby!"

Dobby terus nengaduk ngaduk kuali besarnya sambil menambahkan beberapa bumbu, dengan badannya yang naik ke atas kursi kecil untuk menyamai tinggi kualinya.

"Pagi, Nona..." balasnya pada Cassie.

"Nona...? Tumben sekali! Tidak seperti biasanya..."

Cassie mengambil sebuah apron lain mengikatkannya di antara dua sisi pinggangnya dengan berjalan mendekati Dobby.

"Apa Ayah dan Ibuku sudah sarapan lebih dulu...?" Tanyanya.

"Belum ada yang datang kesini, Nona yang pertama." Katanya.

"Nona lagi...?! Kau ini kenapa sih...?" Cassie memutarkan bola matanya dengan bingung.

Dia merebut spatula kayu besar yang di pegang Dobby. "Sini! Biar aku bantu."

Dobby merebutnya kembali dengan paksa, membuat cassie semakin bingung dengan tingkah lakunya.

"Tidak! Nona tidak perlu membantu Dobby. Dobby sudah hampir selesai, Nona duduklah disitu.... Dobby akan menyajikannya di mangkuk besar." Ujarnya, seraya turun dari kursinya untuk mengambil beberapa mangkuk dari rak piring.

"Oh shit...." Cassie terpanah pada sesuatu. "Ayah." Gumamnya.

"Kemarilah Dobby! Seberapa sakit...? Sini biar aku lihat."

Dobby berjalan dengan pincang, membawa tiga buah mangkuk putih bercorak emas di pelukannya.

"Ini tidak begitu sakit.." pelayan itu membulatkan matanya tiba tiba. ia berkata lagi, "Maksud Dobby tidak ada yang sakit! Dan... siapa yang anda maksud sedang sakit Nona..?"

"Memar di lututmu tidak bisa berbohong, apa yang Ayah lakukan denganmu...?" Ya, luka itu sudah cukup bukti untuk membuat Cassie tahu bahwa itu perbuatan Ayahnya.

"Nona... Dobby mohon jangan salah paham ini bukan karena Tuan." Ujar peri rumah itu.

"Ini pasti karena Tuanmu Dobby!" Cassie tetap yakin pada pendiriannya.

"Bukan!" Dobby terus mengelak. "Dobby tergelincir di tangga semalam."

"Lalu apa apaan panggilan Nona itu?" Tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya, mencoba membuat Dobby mengaku.

"Dobby merasa perlu membiasakan diri seperti ini. Tidak sopan memanggil Cassie,,, umm-ma-maksud Dobby Nona! Dengan nama saja."

"Aku yang mengizinkanmu memanggilku seperti itu, tidak perlu sungkan."

"Makanlah ini." Dobby memberi Cassie semangkuk penuh sup yang tadi dibuatnya, dia kini duduk berhadapan dengan Cassie di meja makan.

"Ya Dobby tahu, dan Dobby juga merasa sangat senang! Tapi Dobby rasa itu tidak sopan Cassie.... Maksud Dobby Nona."

Malfoy and The [Secret Daughter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang