Keesokan harinya, disekolah. Aku datang sedikit terlambat karena aku kehilangan buku catatan tugasku.
Sesampainya dikelas, sudah ramai teman-teman yang datang. Namun aku tak melihat Rani dan Ayu.
"Mungkin mereka belum datang!" Pikirku, kemudian duduk di kursiku. Belum lama aku duduk, tiba-tiba saja. Teman sekelas berkerumun di sekelilingku.
"Kau hebat Put," ucap salah satu dari mereka.
"Kamu bisa ngalahin kak Fani yang terkenal siswi paling pintar disekolah kita."
"Ntar ajarin aku ya Put?"
"Iya, aku juga Put?"
"Aku juga mau di ajarin kamu Put!"
Ocehan mereka membuatku canggung. Padahalkan yang paling banyak menjawab soal adalah Rani bukan Aku.
"Kalian buta ya? yang paling banyak cetak skor kan aku!" sela Rani membantah perkataan teman sekelasnya itu.
"Kamu kan hanya jawab soal yang gampang aja, sisanya Putri yang jawab!" saut siswi bernama Indah.
"Emang kamu tau, jawabannya. Sampai kamu nuduh Rani seperti itu?" celetuk Ayu, tidak terima sabahatnya direndahkan.
"Tau! hanya sedikit, tapi tetap saja sih. Putri, menjawab soal yang sulit," ucap Indah tak mau kalah debat dengan Ayu.
"Teman-teman, udah jangan debat. Baik aku dan Rani, sudah berjuang bersama untuk menang, dan hasilnya. Kelas kita juara satu." Ujar ku melerai Indah dan Ayu. Mereka berdua kembali ketempat masing-masing.
"Ibu Guru datang nih!" seru Hendra, seraya berjalan menuju tempat duduknya.
"Berdiri!" ucap ketua kelas memberi aba-aba, kemudian murid dikelas berdiri bersamaan.
"Beri salam!" tambahnya lagi.
"Selamat pagi Ibu Guru!" seru murid dikelas bersamaan.
"Slamat pagi juga anak-anak," ucap Ibu Indry.
"Silahkan duduk." Sambung nya lagi menyuruh semua muridnya duduk.
"Pertama-tama, Ibu mau mengucapkan selamat atas kemenangan Putri dan Rani." Tambah Ibu Indry dengan tepuk tangan. Lalu murid yang lain ikut tepuk tangan juga.
"Prok... prok... prok.." suara tepuk tangan yang meriah.
"Baiklah, sekarang kalian Buka halaman Dua Belas." kata Ibu Indry menyuruh muridnya.
*****
Waktu istirahat pun tiba, semua murid keluar kelas untuk bermain dan makan dikantin sekolah.
"Putri, ayo kekantin bareng?" Ajak Indah, berteriak dari seberang barisan kursi.
"Makasih Indah, kamu duluan aja!" balasku, sedikit tersenyum kepadanya.
"Okay," ucap nya. Lalu dia pergi keluar kelas.
Aku berbalik kearah Rani dan Ayu yang tempat duduknya bersebelahan dengan kursiku.
"Ran, kekantin bareng yuk?" Ajakku. Mencoba akrab lagi dengannya, setelah kejadian tadi pagi.
"Yaudah, ayok!" balasnya. Berdiri lalu mulai berjalan, aku pun langsung mengikutinya dari belakang. Lalu aku sejajarkan langkahku dengannya.
Sesampainya kami dikantin, kami langsung memesan makanan lalu duduk dikursi yang telah tersedia disitu.
Aku serta Rani dan Ayu menyantap makanan kami yang sudah tiba. Keadaan kantin saat ini sepi, karena sebagia siswi dan siswa menonton club sepak bola sedang latihan.
Tak lama kemudian, aku selesai makan dan hendak inging mencuci tanganku dan tiba-tiba saja, kanti mulai rame serta para siwsi berkerumun di kantin. Seakan mereka berebut untuk melihat sesuatu yang hebat.
"Ni.. nii!! liat disana? ada kak Fadil dan Kak Aldi," ucap Ayu. Menunjuk ke arah kerumunan itu.
"Mana.. mana?" saut Rani, dengan segera seraya menoleh kearah yang ditunjuk oleh Ayu.
"Kyaaaa!! kak Fadil dan Aldi, mereka berdua terlihat keren." Kata Rani memuji-muji anak lelaki dari kelas Lima.
"Liat deh, kak Aldi tinggi banget." Saut Ayu, yang masih saja memerhatikannya.
"Astagfirullah!! kak Fadil tersenyum, liat gak Yu. Dia tersenyum sangat manis" ucap Rani yang tak hentinya mengagumi kakak kelasnya.
Sedangkan aku, hanya bersikap biasa saja ketika melihat Fadil dan Aldi. Menurutku mereka biasa-biasa saja tapi di mata para gadis disekolahku. Mereka berdua sangat tampan serta sangat lihai bermain sepak bola.
Kantin yang tadinya sepi, kini menjadi sangaf rame oleh kedatangan Fadil beserta Tim sepak bolanya untuk makan disini.
"Kantin ini seperti kedatangan Selebritis ya," ucapku lirih. Melirik kearah mereka.
"Rani, Ayu. Aku ketoilet dulu ya, mau mencuci tangan serta wajahku," ucapku. Berpamitan sama mereka berdua yang masih saja memerhatikan Fadil yang sedang makan.
"Iyaa.. sana pergi!" ketus Ayu. Seakan mengusirku.
Aku langsung meninggalkan mereka berdua menuju ke toilet sekolah. Setelah itu aku kembali kedalam kelas untuk mengulang pelajaran ku lagi. Seraya menunggu bel sekolah berbunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
Misteri / ThrillerMasa lalu yang kelam, membuatku terpuruk. Aku tak bisa melupakan masa lalu ku, begitu juga dengan dirinya.