Chapter 6

19 8 0
                                    

Jaehyun keluar dari mobil sportnya menghampiri Jaemin dan Jina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun keluar dari mobil sportnya menghampiri Jaemin dan Jina.
Jaehyun berdiri tepat dihadapan Jaemin,menatap dengan tatapan tajamnya.

" Sedang apa kalian disini? " Jaehyun bertanya dengan matanya yang masih tidak berpaling dari Jaemin

Jina yang berdiri disebelah Jaemin bingung melihat keduanya. Jaemin diam tidak merespon pertanyaan Jaehyun,Jina lah yang terpaksa harus menjawabnya.

"Aku sedang ingin pergi ke kampus"

" Kampus mana? " Tanya Jaehyun lagi masih diposisi yang sama,padahal dia bertanya kepada Jina namun matanya masih setia menatap tajam Jaemin

Jaemin menghela nafas pasrah,kemudian memasukan tangan kirinya ke dalam saku.

" Kau masih saja seperti ini Jung Jaehyun "

" Kau yang lebih dulu memancingku Na Jaemin! "

" Memancing? Disini tidak ada kolam " tanya Jina dengan polosnya dan dijawab kibasan tangan oleh Jaehyun

" Kampus mana? " Tanya Jaehyun lagi

" Seoul Univercity "

" Ikutlah denganku " tanpa menunggu jawaban Jina,Jaehyun segera menarik tangannya untuk masuk ke dalam mobil

Setelah Jina sudah berada didalam mobil,Jaehyun kembali menghampiri Jaemin untuk melanjutkan pembicaraan.

" Kau kira dunia akan berputar untukmu seorang lagi? Aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan wanita itu,karena kau tidak pantas! "

" Terserah kau ingin mengatakan apa,yang jelas kali ini aku tidak akan diam saja seperti dulu! " Setelah mengatakan itu Jaemin berjalan pergi meninggalkan Jaehyun

Jaehyun mulai berpikir bagaimana cara mengatasi wanita yang sedang duduk didalam mobilnya itu.

" Hah! Tidak seharusnya aku menariknya ke dalam mobil " ucapnya frustasi

Saat Jaemin sedang berjalan untuk menuju J'house.
Dia kembali memikirkan beberapa kejadian masa lalu.

" Na Jaemin "
Jaemin berjalan kedepan kelas untuk mengambil hasil ujiannya.
Wali kelasnya memberi selamat dan begitu bangga karena lagi-lagi Jaemin mendapatkan nilai tertinggi dikelasnya.
Jaemin hanya diam mengangguk sopan menerima kertas nilainya dan kemudian kembali berjalan ke tempat duduknya lagi.

Kini giliran Jaehyun yang berjalan kedepan kelas menerima hasil ujiannya,kali ini sang guru mendukung dan menyemangatinya karena lagi-lagi peringkatnya menurun. Jaehyun terlihat begitu murung saat kembali ke tempat duduknya dan menoleh menatap tajam ke arah Jaemin.

Sejak saat itu Jaehyun tidak begitu suka dengan Jaemin yang selalu menghalangi nilainya,Jaemin seperti sebuah benteng yang sangat sulit untuk diruntuhkan.
Jujur Jaehyun sangat tertekan,sang Ayah seringkali memarahinya karena dia tidak berhasil mengalahkan Jaemin.

Suatu hari Jaehyun mendengar percakapan wanita yang ada dikelasnya,wanita itu berniat ingin menyatakan cintanya terhadap Jaemin.
Jaehyun merasa tidak senang,dia memutuskan untuk mendekati gadis itu dan mengajaknya berkencan.

Menurut Jaehyun dengan parasnya yang sempurna dan terlahir dari keluarga yang kaya tidak mungkin ada wanita yang akan menolaknya,namun semua itu tidak terjadi sesuai rencananya.

Wanita itu menolak Jaehyun

Jaehyun menyaksikan wanita itu menyatakan perasaannya kepada Jaemin didepan kelas.
Para murid berkumpul dan bersorak,berteriak agar Jaemin menerima pernyataan cinta dari wanita itu dan Jaemin menerimanya.

Tapi Jaehyun tidak berhenti sampai disana. Disaat Jaemin sedang berpacaran dengan wanita itu,Jaehyun melakukan segala cara agar wanita itu menjadi miliknya karena dia merasa Jaemin tidak pantas untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan.
Dunia tidak sepenuhnya berputar untuk Jaemin,begitulah yang Jaehyun pikirkan.

Jaehyun menyebarkan issue buruk kepada pacar Jaemin dan dengan mudah wanita itu mempercayainya.
Jaehyun merasa puas dan menang.

Issue yang disebarkan Jaehyun begitu cepat menyebar luas disatu sekolah sehingga membuat Jaemin dikucilkan.
Walau Jaemin juga terlahir dari keluarga yang kaya,namun dia tidak bersikap angkuh.
Anaknya lebih banyak diam dan pintar jadi tidak masalah jika ada yang mengucilkannya.

Tetapi,walaupun sekuat apapun seorang manusia tetap saja ada hari dimana keterpurukan itu terjadi.
Sejak saat itu Jaemin menjadi lebih suka mengurung diri dikamar dan tidak ingin menemui siapapun,tapi bagaimanapun juga dia tetap bertemu dengan Jaehyun karena Ayah mereka ada partner bisnis.
Bahkan kini mereka tinggal disebuah rumah yang sama.

Jaemin menendang kerikil di tepi jalan,memori itu kembali terputar begitu saja.
Terkadang dia masih bingung,sampai kapan Jaehyun akan terus begini.

Disisi lain,Jaehyun menyetir dengan tenang menatap lurus kedepan jalan.
Jina yang berada disampingnya membeku tak berani bersuara sedikitpun.

" Fakultas mana? "

Jaehyun bertanya namun Jina enggan menjawab,jujur Jina sangat takut jika berbicara dengan Jaehyun.

" Jika aku sedang bertanya itu dijawab! Jangan diam saja! "

" Kau yang memintaku untuk tidak berbicara denganmu! " tukas Jina tidak suka

" Baiklah akan kutegaskan karena kau masih tidak tau aturan tentangku. Begini,jika aku bertanya maka kau harus menjawabnya dan jika aku tidak berbicara denganmu,maka kau dilarang untuk berbicara denganku. Paham? " tanya Jaehyun dengan mata yang masih fokus kedepan,dia tidak melihat Jina menganggukkan kepala mengiyakannya

"Kenapa kau masih tidak menjawab? Kau mengabaikanku?" tanya Jaehyun yang kini menoleh kesamping melihat Jina

" AKU SUDAH MENGANGGUKKAN KEPALA!!! " Jina berteriak hingga membuat Jaehyun segera menghentikan mobilnya

" Hey! Apa kau gila? Kenapa kau berteriak? "

" Kau terus mengomel,aku sangat bosan mendengar omelanmu! Sudahlah aku keluar saja dari sini,kau tidak usah mengantarku la... gi? "

Jina terkejut ketika melihat keluar jendela,ternyata mereka sudah sampai didepan gedung kampus.
Jina mengutuk dirinya sendiri,memalukan.

" Kau yakin turun disini? "

" Tentu saja,memangnya kenapa? "

"Jangan bertanya balik! Pertanyaanku saja belum kau jawab"

Jina mulai berpikir,pertanyaan apalagi yang belum dia jawab?
Sejak tadi Jaehyun menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.

" Dimana fakultasmu Im Jina?! "

" Sastra dan bahasa! Sudah kan? Terima kasih! " Jina mendorong pintu mobil dengan sekuat tenaga namun tidak bisa terbuka

Jaehyun yang sedari tadi melihat Jina kesusahan membuka mobil cukup membuat sebuah rangkaian senyum terukir diwajahnya.

" Pin-tu nya ditarik keatas bodoh! " Ucap Jaehyun dengan seringai tawa yang memecah begitu saja

Jina malu setengah mati,bagaimana dia bisa lupa bahwa pintu mobil Jaehyun ini membuka keatas.
Tidak ini bukan salah Jina,salahkan mereka yang membeli mobil terlalu mahal.

" KAU YANG BODOH TIDAK MEMBERITAHUKU!!! "

J'HOUSE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang