Chapter 17

9 7 0
                                    

Jina sedang duduk dimeja belajar mengehentak-hentakan pulpennya diatas buku. Niatnya belajar tetapi otaknya berpikir banyak hal,mulai dari Ayah Jaehyun yang beberapa hari menghina nya hingga Jaemin yang tiba-tiba menyatakan cinta.

Terlalu banyak berpikir cukup membuat perutnya terasa lapar.

Jina berjalan keluar dari kamarnya untuk pergi ke dapur mencari makanan.
Saat sampai didapur ada Jungwoo disana yang sedang makan ayam.
Suapan Jungwoo terhenti ketika melihat Jina berdiri dihadapannya,mata Jina tertuju pada ayam yang dipegang Jungwoo.

" Kenapa? Kau mau? " tanya Jungwoo dan dijawab anggukan oleh Jina

" Beli sendiri! " Seru Jungwoo dan dibalas dengusan oleh Jina

" Pelit sekali,padahal ayam itu sangat banyak. Apa kau sanggup menghabiskannya? "

" Asal kau tau,aku masih bisa menghabiskan dua bungkus ramen setelah ini " ucapnya sambil mengunyah

" Perut karet " Jina melanjutkan berjalan menuju kulkas sambil mengelus perutnya yang lapar

Saat pintu kulkas dibuka hanya tersisa kimchi yang ada di box,beberapa minuman soda dan soju.
Jina menutup pintu kulkas kembali dan menoleh ke belakang menatap Jungwoo.

" Jungwoo-ah~ " panggilan Jina seketika membuat bulu kuduk Jungwoo berdiri

Suara Jina terdengar sangat manja dan menggemaskan,tetapi bagi Jungwoo sedikit mengerikan.

" Apa kau tidak bisa memberiku sedikit saja? Aku sangat lapar " ucap Jina dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin

Jungwoo menghela nafas pasrah
" Sini,duduk dan makanlah "

Mendengar itu Jina segera duduk dihadapan Jungwoo dan memakan ayam yang diberikan Jungwoo.
Jungwoo tersenyum melihat Jina yang sedang makan.

" Apa selapar itu? " tanya Jungwoo dan dijawab anggukan oleh Jina

"Sepertinya aku kebanyakan berpikir dan perutku menjadi lapar"

" Apa kau sudah tidak apa-apa? Tuan Jung memang seperti itu,jangan terlalu dimasukkan ke hati " ucap Jungwoo berusaha menyemangati karena mengingat kejadian beberapa hari lalu

"Aku tidak apa-apa. Apakah ayah-ayah kalian juga seperti itu?" tanya Jina sambil memakan ayam tanpa melihat raut wajah Jungwoo yang sudah berubah datar

" Pertanyaan macam apa itu? "

" Aku hanya penasaran " ucap Jina sambil tersenyum kikuk

" Aku tidak ingin mengatakan apapun karena penilaian setiap orang berbeda,makan saja dan tidak usah banyak bertanya "

Jungwoo menghentikan aktifitas makan ayamnya,dia terhanyut melihat Jina yang makan dengan lahap. Sepertinya Jungwoo sudah kenyang karena melihat Jina yang makan seperti itu.
Karena menyadari Jungwoo yang tidak makan,Jina menatapnya dengan mata membulat lucu dan kedua pipi yang menggembung berisi makanan. 

" Kau tidak makan? " pertanyaan Jina membuat lamunan Jungwoo tersadar 

" Ah a-aku tidak berselera lagi karena melihat kau makan seperti babi,lebih baik aku masak ramen saja " Jungwoo segera bangun dari tempat duduk untuk pergi memasak ramen 

Saat itu terdengar seseorang berlari tergesa-gesa,itu adalah Jaehyun.
Dia berlari memasuki rumah untuk bertemu dengan Jina. 
Jina terkejut melihat Jaehyun yang tiba-tiba datang,begitu pula Jungwoo yang sedang berada disana. 

"Ah sepertinya aku makan ramen nanti saja" Jungwoo meletakkan bungkus ramen yang baru saja ingin dibuka dan pergi meninggalkan Jina dan Jaehyun didapur 

Setelah Jungwoo pergi,Jaehyun menghampiri Jina dan duduk di hadapannya. Matanya sendu menatap Jina,dia sangat berat hati untuk menemui Jina dikarenakan ucapan kasar sang ayah. 
Tapi mau bagaimana lagi,rasa khawatirnya lebih besar dari apapun itu. 

" Jina-ah kau tidak apa-apa? " tanya Jaehyun,khawatir

" Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja,Jungwoo membelikanku ayam " 

Bohong. Hati Jina terasa sangat teriris ketika melihat Jaehyun datang menemuinya,tetapi ini bukan salah Jaehyun dan Jina sangat paham akan itu. 

" Maafkan aku Jina-ah,aku... " 

" Tidak apa-apa,aku adalah wanita kuat " ucap Jina dengan senyum yang dipaksanya 

" Jina-ah,apakah kau ingin kabur bersamaku? " 

" KABUR? " teriak Jina,kaget

" Aku tidak ingin kehilanganmu lagi,aku tidak sanggup untuk berpisah denganmu seperti dulu " 

" Tidak. Aku tidak menyetujui itu " ucap Jina,tegas

" Kau... Masih Nana yang dulu kan? Kita pernah berjanji akan hidup bersama suatu saat,apa kau lupa dengan janji itu? " 

Jina bungkam,dia tidak tau harus menjawab apa. Seharusnya dia merasa senang karena Jaehyun masih mengingat masa lalu mereka,tetapi kenapa perasaan senang itu kini menjadi kekhawatiran? 
Jaehyun menggenggam tangan Jina,tatapannya begitu teduh dan hangat. Jina bisa merasakan itu. 

" Aku sangat mencintaimu Jina-ah,sedikitpun aku tidak pernah melupakanmu. Percayalah padaku " 

" Kita tidak mungkin bersama,karena aku... " 

" Kenapa? Apa karena ayah? Aku bisa mengatasinya " ucapnya lembut

" Tidak. Bukan itu " ucapan Jina membuat Jaehyun terdiam sesaat,seketika raut wajahnya berubah menjadi datar

" Apa karena Jaemin? " 

Bagaikan tersambar petir,Jina membola mata kaget 

"Jadi benar karena dia? Aku sudah mengatakan bahwa kau tidak boleh mendekatinya,dia tidak seperti yang kau bayangkan!" ucap Jaehyun,kini emosinya semakin menjadi-jadi 

" Tidak,dia tidak seperti yang kau katakan " Jina mengelak,baginya Jaemin sangat baik dan tidak seperti yang dikatakan oleh Jaehyun 

" Tidak,kau salah! Sekarang berkemaslah,aku akan membawamu pergi dari sini dan kita akan hidup bersama tanpa ada yang mengganggu " 

Jaehyun segera menarik Jina untuk pergi dari sana,Jina melawan dan berteriak. Jujur Jaehyun yang seperti ini membuat Jina ketakutan,bagi Jina Jaehyun terlihat sangat mengerikan. Seperti penculik yang dia lihat di drama-drama. 

" Lepaskan dia! " 

Jaemin berjalan dengan cepat dan menarik Jina hingga berdiri dibelakangnya,Jaehyun mengacak rambutnya kasar. 

" PENGGANGGU! APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP JINAKU? " 

Jaehyun kembali menarik Jina tetapi ditahan oleh Jaemin 

" Jangan memaksa orang karena keegoisanmu itu,kau sama saja dengan paman Jung. Kalian selalu seperti ini,bertindak seenaknya " 

" Kau yang menjadi penghalang bagiku dan Jina,harusnya kau sadar dengan posisimu itu " 

Jaemin menoleh kebelakang sebentar melihat Jina yang sudah ketakutan sejak tadi,Jaehyun benar-benar membuatnya merasa ngeri. 

" Aku tidak menghalangi. Kau lah yang mendorongnya pergi,seharusnya kau tetap mempertahankannya " 

Satu tinjuan berhasil mendarat di wajah Jaemin hingga terkapar dilantai,Jaehyun duduk diatas perut Jaemin dan mengajarnya dengan brutal. 
Jina berteriak minta tolong hingga membuat Johnny,Jungwoo,Jisung dan Jeno segera berlari melerai mereka. 

" Apa yang kalian lakukan? Jangan bertengkar! " Johnny berteriak karena melihat kondisi Jaemin yang sudah babak belur 

" Jeno,Jisung antarkan Jaemin ke kamarnya " ucap Jungwoo yang dijawab anggukan oleh Jeno dan Jisung 

Jina berjalan mengikuti Jeno dan Jisung yang sedang memapah Jaemin,namun langkahnya terhenti karena Jaehyun menahannya. 
Jina segera menepis tangan Jaehyun dengan kasar. 

" Kau bukan Jaejae yang aku kenal lagi ! " 

J'HOUSE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang