Chapter 22

8 7 0
                                    

Tuan Jung menampar Jaehyun dengan kasar hingga membuatnya tersungkur ke lantai,setelah itu dia menendang Jaehyun dengan sangat kuat.
Nyonya Jung yang melihat itu berteriak histeris,memohon agar tidak memukul putranya seperti itu.

" Anak tidak berguna! Kau hanya membuat malu keluarga ini saja,apa kata Direktur Na nanti dengan semua perlakuanmu ini? "

Jaehyun tertawa mendengar ucapan ayahnya hingga membuat tuan Jung berhenti menendanginya.
Jaehyun berusaha bangun dan memandangi ayahnya itu,dia tersenyum kecut menatap ayahnya.

" Kau lebih mementingkan martabatmu dibandingkan putramu,egois sekali " ucap Jaehyun disela tawanya

" Kau tau apa? Aku melakukan semua ini demi kalian! Aku melakukan agar kalian bisa hidup enak! "

" Yang kami inginkan hanyalah keharmonisan keluarga " kali ini nyonya Jung yang menjawab,sejak tadi dia sudah menangis melihat perlakuan suaminya itu

Nyonya Jung segera menuntun Jaehyun untuk berjalan ke kamarnya,meninggalkan tuan Jung yang masih berdiri ditempat.
Saat itu ponselnya berdering dan segera dia mengangkatnya.

" Direktur Jung,kerjasama kita sampai disini saja. Aku akan memberikan kompensasi 5 kali lipat,terima kasih "

Baru saja tuan Jung ingin berbicara namun telepon telah terputus,kini kerjasama antara dirinya dengan direktur Na telah diputuskan sepihak.




Baru saja tuan Jung ingin berbicara namun telepon telah terputus,kini kerjasama antara dirinya dengan direktur Na telah diputuskan sepihak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin menggengam erat tangan Jina,dia masih setia menunggu wanita yang dicintainya itu siuman.
Sejak tadi Jeno,Doyoung dan Taeyong sudah pulang duluan dan hanya Jaemin yang masih berada disana.

Suara erangan terdengar,Jina sudah sadar dan membuka matanya perlahan.

" Apakah aku sudah mati? Aku bisa melihat Jaemin disini "

Satu sentilan berhasil mendarat di kening Jina " Kau tidak mati,ini memang aku "

Jina segera bangun dan memeluk Jaemin dengan sangat erat.
Jina menangis sangat kencang,Jaemin segera menepuk punggungnya pelan.

" Maafkan aku karena tidak menjagamu,maafkan aku Jina-ah "

Jaemin mengecup kening Jina dengan lembut dan kemudian mempererat pelukannya lagi.
Setelah mendengar suara tangis Jina mereda,Jaemin melepaskan pelukannya dan menghapus airmata Jina dengan lembut.

" Jangan menangis lagi,aku tidak akan meninggalkanmu sedetikpun mulai dari sekarang " ucap Jaemin sambil tersenyum

" Tidak boleh,kau tidak boleh jauh-jauh dariku lagi " Jina kembali menangis dan memeluk Jaemin

Jaemin tersenyum geli melihat Jina,dia menangis seperti anak kecil.

" Apa kita harus tinggal bersama agar tidak terpisahkan lagi? " tawar Jaemin,Jina segera melepaskan pelukannya dan menatap Jaemin lekat

" Kau sedang mencari kesempatan dalam kesempitan ya? "

" Tadi bukankah kau mengatakan untuk tidak pergi jauh-jauh lagi? Im Jina,kau membuatku bingung " dengus Jaemin,kesal

" Bukan begitu juga konsepnya "

" Lalu? "

"Kita tidak ada hubungan apa-apa"

" Jika seperti ini apakah sudah ada hubungan? "

Jaemin mencium bibir Jina sekilas hingga membuat Jina berkedip lucu.
Jina memukul lengan Jaemin dengan sangat kuat.

" Hey! Pencuri kesempatan! "

" Ssttt! Jangan berteriak,ini dirumah sakit " ucap Jaemin dengan suara pelan,Jina segera menutup mulut dengan tangannya

" Berbaring lagi,kau harus istirahat "

Jina menggeleng,dia melebarkan kedua tangannya meminta peluk kepada Jaemin.
Jaemin menghela nafas pasrah,tetapi diam-diam dia juga menikmati semua ini.
Jaemin segera mendekatkan diri kepada Jina agar dipeluk,sepertinya malam ini akan dihabiskan dengan acara pelukan yang tak kunjung habis.



 Jaemin segera mendekatkan diri kepada Jina agar dipeluk,sepertinya malam ini akan dihabiskan dengan acara pelukan yang tak kunjung habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Johnny terduduk lemas di sofa sambil sesekali menghela nafas lemah.
Jungwoo yang duduk didekat sana sambil menonton sesekali bisa merasakan helaan nafas Johnny,itu membuatnya jengkel.

" Hentikan! Lama-lama helaan nafasmu akan merobohkan rumah ini "

" Aku sangat kesepian,bidadariku tidak ada disini. Aku merindukannya " ucap Johnny dengan suara lemah

Jisung dan Jeno yang kebetulan lewat disana melihat raut wajah Johnny terlihat murung sekali,Jisung jadi terpikir untuk menjahilinya.

" Ah Jeno-ah,dengar-dengar Jaemin dan Jina akan tinggal bersama kan? Wah sepertinya sebentar lagi akan menikah " ucap Jisung sambil melirik Johnny yang tiba-tiba terduduk tegap dan kaget

" Apa? Mereka tinggal bersama? Tau darimana kau? Jangan sembarangan bicara! " teriak Johnny tidak terima

Jisung menahan tawanya,Jeno yang berada menggeleng-geleng melihat kejahilan Jisung.
Sudah tau Johnny seperti ini masih saja dijahilinya.

" Eoh? Kau tidak tau dengan kata curi start ? Kau sudah kalah Johnny Suh " ucap Jisung yang kemudian tertawa puas melihat raut wajah Johnny yang semakin menjadi-jadi

" JUNGWOO-AHHHHHHH " teriak Johnny,dia segera memeluk Jungwoo dan tentu saja ditolak oleh Jungwoo

" Jangan memelukku! " Jungwoo bangun dari sofa hingga membuat Johnny terbaring lemah diatas sofa itu dengan posisi tengkurap.

Jisung,Jeno dan Jungwoo tertawa melihat tingkah Johnny,menurut mereka Johnny itu sangat konyol. Tapi karena Johnny juga lah yang membuat rumah ini terasa lebih hidup,bila tidak ada Johnny mungkin rumah ini sudah seperti kuburan.

J'HOUSE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang