"Alhamdulillah sih kalo jam kosong mah. Gw juga gamau hari pertama setelah waktu yang sulit ini dilalui degan matematika dan kimia" Di pojok kelas, para siswi tukang gosip berkumpul. Sebagian dari mereka ada yang sedang sarapan, bahkan ada yang sedang make up.
Satria sedikit merasa bersyukur. Setidaknya mood nya hari ini tidak akan anjlok karena pelajaran yang memuakkan seperti matematika dan sejenisnya. Satria malas.
Satria duduk di kursi nya dan memperhatikan lapangan yang sekarang dipenuhi oleh murid berseragam olahraga biru. Yang berarti kelas 10. Seperti kebanyakan sekolah, Sekolah satria juga menggunakan seragam olahraga berbeda untuk setiap angkatan. Biru untuk kelas 10, Hijau untuk kelas 11, Dan merah untuk kelas 12.
13 menit dihitung dari ia mulai memperhatikan kelas 10 yang sedang berolahraga suka suka karena guru olahraga belum hadir. Dan tidak ada satu guru pun yang memasuki kelasnya. Cukup aneh mengingat sekolahnya adalah sekolah yang cukup disiplin. Satria bisa menceritakan peraturan sekolah ini seharian penuh jika kalian ingin mendengarnya.
Agaknya satria lupa jika mereka tidak belajar hari ini.
"Lah iya ya. Kan tadi udah dibilangin waktu apel. Bodohnya" Guman satria kemudian mengambil handphone dari dalam ranselnya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, satria meletakkan ranselnya kembali di atas meja.
Dia berjalan ke arah loker untuk meletakkan ransel yang memang dari pagi belum ia pindahkan dari atas meja. Mengernyit heran, satria melihat seluruh kelas. Seperti dugaannya, belum ada siswa yang meletakan barang mereka di loker.
Satria membuka loker sambil menutupi hidungnya dengan lengan. Takut jika ada debu yang bertebaran mengingat loker ini tidak pernah disentuh selama lebih dari satu tahun.
Alih alih debu. Yang ditemukan satria justru sebuah id card murid yang terlihat baru dan... Berbeda.
"Hah? Kok mereka bisa dapet foto gw yang ini??" Heran Satria sambil membolak balikkan kartu itu.
"Meh. Yg penting gw ganteng" Satria mengangkat kedua bahu acuh tapi kembali memperhatikan id card itu. Sederhana tapi terlihat canggih, satria meraba raba kartu itu. Ini bukan seperti kartu, melainkan seperti digital card yang biasa ia temui di handphone. Benar benar seperti kaca.
Satria mulai membaca dari atas kemudian beralih ke bagian paling bawah, status.
"Alive? Heh? Lah gue kan emang idup! Maksudnya apadah? Yakali gw mati" Gumam satria merasa heran dengan informasi yang tertera di id card itu. Mereka malah menuliskan hal yang tidak ia mengerti daripada hal yang penting. Bahkan nomor induk siswa dan alamatnya tidak di tulis. Apakah ini benar kartu pelajar?
"Lur?!" Satria menanggil teman sekelasnya yang ribut itu masih dengan memperhatikan id card yang ia pegang.
Satu kelas menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke satria. Mereka memandangnya bertanya sampai satria memerintahkan mereka untuk mengecek loker masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Character
Random𝐂𝐚𝐫𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡... 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐚𝐦𝐚. Warning! - Local - Semi baku (?) - Harsh word - Upload ulang. Enjoy!