"Dari alamat yang dikasih sih, ada disini" Randi yang bertugas memimpin misi mereka memperhatikan gedung didepannya dengan raut wajah ragu.
Sebenarnya gedung ini adalah gedung yang sama tempat mereka terbangun dari simulasi. Tapi karena saat itu tengah malam, Randi tidak bisa mengingat bentuk gedung yang ia tinggalkan bersama yang lain.
"Coba sini liat" Ben mengambil alih handphone milik Randi yang tertulis alamat gedung SM.
"Nah iya bener. Terus kenapa ini gedung kelihatan kosong?" Tanya Ben sama herannya.
"Yaudahlah, kita coba masuk aja" Satria masuk terlebih dahulu.
"Hati hati lur!" Seru Setya dari belakang sana.
"Hati hati kenapa njir? Kosong gini kok" terdengar suara dari dalam sana.
Yang belum masuk ke gedung saling bertatapan. Kemudian mengambil senjata dari dalam tas dan masuk ke dalam dengan hati hati.
"Astaga, ini abis kena angin topan apa gimana sih?!" Pekik Setya hiperbola.
"Iya lagi. Berantakan banget kaya hidupnya Ben" Balas Haris kemudian mengecek satu persatu ruangan di sana.
"Kenapa bawa bawa pangeran?!" Ben yang tidak sengaja mendengar percakapan Haris dan Setya berteriak dari dalam sebuah ruangan.
"Weh, denger ternyata" Ucap Setya kemudian tertawa.
"Udah. Bercanda mulu. Serius ngapa serius!" Randi memukul punggung Setya yang masih tertawa.
"Halah santai kali. Serius mulu hidupnya" Setya mencibir, ikut mengecek barang barang yang bertebaran disana sini. Sesekali membaca kertas kertas yang berserakan di dekat dekat meja.
"WEH SINI! SINI!" Terdengar suara Satria dari dalam sebuah ruangan.
Semuanya masuk ke ruangan itu dan terdiam karena di setiap monitor menayangkan identitas mereka sebagai Main Character dan jumlah kill milik mereka.
"Tunggu" Setya menyadari ada suatu keanehan di sana.
"Kill Satria harusnya 0 kan?" Tanya pemuda itu kepada yang lainnya.
Yang lain beralih menatap identitas milik Satria. Mereka pun sama terkejutnya.
"Sat lo bunuh siapa lagi?!" Tanya Haris tidak santai.
Satria terlihat terkejut dan mengangkat kedua tangannya tinggu tinggi.
"Gue ga bunuh siapa siapa sumpah!" Satria ikut menjawab dengan nada tinggi. Tidakkah Haris melihat kalau Satria berdiri tepat disampingnya? Lantas bagaimana dirinya akan membunuh seseorang?
"Itu kenapa kill nya terus nambah?" Tanya Karina heran sekaligus panik.
"Perasaan gue gaenak" Gumam Randi.
Dia kemudian membuka alat komunikasi yang diberikan oleh Wendy sebelum datang kesini. Menghubungi Jeffrey dan tak lama kemudian hologram Jeffrey muncul dan menanyakan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Character
Random𝐂𝐚𝐫𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡... 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐚𝐦𝐚. Warning! - Local - Semi baku (?) - Harsh word - Upload ulang. Enjoy!