Bagian 3 ; peran

81 19 10
                                    

Student : Murid biasa yang memiliki kebebasan. Boleh membunuh atau tidak. Setelah membunuh seseorang, maka peran mereka akan menjadi miliknya. Tidak berlaku jika membunuh guardian.

MC (Main Character) : Si karakter utama yang perannya diperebutkan. Hanya memiliki dua pilihan. Dibunuh dan perannya akan digantikan. Atau membunuh untuk mempertahankan perannya.

Guardian : Dapat melindungi orang yang dipilihnya. Jika dia mati, Orang yang ia pilih akan mendapatkan peran guardian. Hanya memiliki kesempatan membunuh 3 kali. Tidak akan berubah peran kecuali membunuh Main Character.

Killer : Harus membunuh dan akan terus membunuh demi mendapat peran utama. Killer tidak akan berubah peran kecuali membunuh Main Character.

Jäger : Tidak boleh membunuh siapapun kecuali si pemeran utama dan killer. Jika mereka membunuh murid biasa atau peran lainnya, Richter harus membunuh mereka. Dapat berubah peran menjadi main Character atau killer.

Richter : berperan sebagai hakim yang diharuskan mengawasi peran lain dalam mengerjakan tugas. Jika ada yang curang, mereka wajib memberikan hukuman. Tidak dapat berganti peran meski membunuh main Character.

-----

Pemuda itu mendengarnya. Sangat jelas. Dia mendengus saat mendengar apa yang 'mereka' ucapkan dari speaker. Mengapa mereka baru memberitahukan peraturannya di hari kedua? Bukankah itu akan merugikan beberapa role? Dan dia sangat membenci itu. Berdo'a dalam hati supaya tidak bertemu dengan killer.

"Dek, angkat dong. Plis" Pemuda itu berkali kali menelpon seseorang yang sangat ia butuhkan saat ini.

Pemuda itu berjalan dengan hati hati sambil memedang tongkat baseball di tangannya. Saat melihat seseorang, dia selalu bersembunyi dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak membunuh siapapun. Karena perannya membatasi jumlah orang yang bisa ia bunuh.

Melewati beberapa kelas dan sebentar lagi dia akan sampai di gedung sebelah. Yaitu gedung IPA. Dia akan menemui adiknya disana. Semoga saja.

Dia menengok ke kanan dan ke kiri sebelum berlari melalui pinggir lapangan dan menuju ke gedung IPA.

'brak'

"Ugh" Dia menggeram lirih saat ia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan.

Laki laki itu, Giandra atau kerap di sapa Andra. Sudah bersiap dengan tongkat baseball di tangannya. Tapi ia tak kunjung menyerang. Dia ragu, dan dia hanya menggertak perempuan itu.

Perempuan itu terlihat ketakutan. Dia sedikit mundur saat melihat Andra mengangkat tongkat baseball nya. Tapi, melihat pemuda tidak akan melakukan apapun, mereka terdiam.

Dan 2 detik kemudian mereka berdua berlari ke tujuan masing masing tanpa peduli satu sama lain. Mereka hanya ingin menghindar.

'sreet'

"Anjir!" Andra terjungkal kebelakang saat sebuah cutter mengenai pipinya, menimbulkan goresan yang sedikit panjang.

"Heh, Adinata anak IPS 1 kan?" Andra mengusap pipinya yang berdarah dan menatap orang itu. Dia tidak mengenalnya sama sekali. Tapi orang itu mengenalnya? Apakah dirinya memang seterkenal itu ya?

Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang