Bagian 18 ; ready?

25 6 0
                                    

Haris terduduk diam di atas kasur. Masih dengan mata setengah terpejam anak itu memperhatikan yang lain.

"Mandi sana!" Sebuah tendangan kecil ia rasakan di punggung. Haris menoleh masih dengan wajah bantalnya.

"Mau kemanasih?" Tanya pemuda berbibir tebal itu. Dia sempat melirik jam yang menunjukkan pukul dua pagi.

Apa yang orang orang ini rencanakan di waktu sepagi ini?!

Ben (si pelaku) mengangkat kedua bahu tanya tidak tahu. Entahlah, Giska yang memerintahkan mereka untuk bersiap.

Sebenarnya ia juga malas dan masih ingin bermain monopoli dengan Ariana grande di mimpinya.

"Udah buruan, tadi si Giska yang nyuruh siap siap. Mana tahu penting kan?"

---

Pintu garasi dibuka lebar, membuat keenam pelajar yang ada di sana berseru kagum melihat deretan mobil dan motor yang tentu harganya tidaklah murah.

Tanpa berkata kata, Giska mengambil salah satu motor disana dan menaikinya.

"Pake nih, buat ke gedung B. Ada di sisi lain pulau ini" Ujar Giska, melemparkan kunci motor kepada yang lainnya, kemudian melesat pergi.

Yang lain sempat terdiam untuk mencerna kata kata Giska.

"Pulau?" Beo Setya.

"Udahlah, ikutin aja, nanti ilang kan repot"

"Okelah, gass" Seru Satria menanggapi ajakan Randi.

Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk mereka sampai di gedung B.

Haris yang pertama kali turun dari motornya menganga saat melihat bangunan yang disebut gedung B itu.


"Kalian bisa ngambil perlengkapan di ruangan ini. Kak Wendy bakal bantuin kalian. Dia ahli senjata disini" Ujar Giska kemudian mengambil sebuah kotak berisi senjata miliknya.

Yang lain hanya mengangguk sembari menunggu Wendy yang dimaksud Giska.

"Btw, maksudnya pulau ituu gimana ya?" Tanya Karina yang memang sudah penasaran tentang hal ini.

"Ini pulau pribadi nya kak Jeff" Jawab Giska kemudian memakai jaketnya.

"Pulau pribadi?!" Tanya Randi dan Setya bersamaan. Dibalas anggukan oleh Giska.

"Iya, dan organisasi kita juga dibangun oleh Jeffrey. Untuk menghapuskan SM" Seorang wanita cantik berpakaian santai muncul dan mulai mengambil alih ruangan itu dari Giska.

"SM?"

"Sentosa Mahakarya. Perusahaan Indonesia yang awalnya bergerak di bidang teknologi informasi. Tapi entah kenapa merembet jadi organisasi ilegal kaya gini" Jawab wanita itu -Wendy- kemudian memberikan sebuah pistol dan juga seragam kepada Ben yang berdiri paling dekat dengannya.

Yang lain mengangguk paham. Mulai mengerti tentang posisi Jeffrey disini. Pria berdimple itu adalah pimpinan paling tinggi di pulau ini.

Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang