Part 20

322 37 25
                                    

"Barakallahu fii Umrik Lesti Kejora," seru Fildan di depan kasur Lesti. Gadis itu membuka matanya perlahan dan terkejut mendapati sang kakak berada di kamarnya.

"Aaaah, kakak." Seru Lesti kegirangan. Ia langsung terduduk mencoba memperbaiki pikiran dan tubuhnya yang masih oleng karena bangun tidur.

"Pelan - pelan bangunnya, pusingkan jadinya."

Fildan mengusap pipi Lesti, "Masih pusing?."

Lesti menggeleng dengan senyum lebarnya lalu langsung memeluk sang kakak.

"Makasih kak, dede sayang kakak."

"Me too," jawab Fildan dengan cepat, "Lain kali jangan tidur sore mentang - mentang libur shalat, makin menjadi deh gara - gara kakak tinggal seharian."

Lesti terkekeh, menggaruk tengkuknya. Tadi niatnya hanya baring - baring, ternyata malah keterusan nyasar di pulau kapuk.

Fildan merenggangkan pelukannya, "dede beberes dulu, baru kita makan malam ya."

"Iya Kak," Lesti langsung menghambur menuju kamar mandi dengan ceria.

Setelah selesai mandi dan berganti baju Lesti segera keluar dari kamarnya. Matanya berbinar mendapati meja makan yang sudah dipenuhi dengan makanan kesukaannya. Juga dengan tart hello kitty di tengahnya.

"Waaaaah."

"Sini dek," ucap Fildan menarik Lesti untuk duduk di sampingnya.

"Kue tart dan makanan kesukaan Lesti semua.. Ini kakak yang masak?," tanya Lesti.

Fildan mengangguk cepat, "iya, tapi dibantu teman kakak juga sih."

Lesti mengangguk cepat dan menatap kue tartnya.
"Best kakaknya Lesti."

"Oh iya, kakak pimpin doa dulu, terus kita potong kuenya ya," ucap Fildan.

"Iya kak."

Fildan memimpin doa untuk memohon keselamatan bagi semua ummat Islam, terkhusus untuk sang adik yang tengah berkurang usianya. Memang di dalam keluarganya tak merayakan hari ini secara khusus, kecuali untuk membaca doa bersama sebagai bentuk rasa syukur karena masih diberi umur panjang. Bahkan kue ulang tahun Lesti pun tidak diberi lilin, karena itu bukan ajaran dalam agamanya.

"Aamiin," Tutup Fildan. Ia langsung memberikan pisau untuk Lesti memotong kuenya. Tetapi gadis itu tak bereaksi selain menunjukkan wajah sedihnya.

"Loh dede kenapa?," tanya Fildan.

Lesti menggeleng pelan dengan sedikit merunduk, "ayah ga jadi ke sini?."

Fildan menatap sendu sang adik lalu mengusap kepalanya, "maaf ya, mau gimana lagi, di Indonesia lagi ditutup jalur penerbangannya ke sini, sabar ya."

Lesti mengangguk lemah.

"ayo potong kuenya de."

Si gadis mungil tersenyum kecil dan memotong kue tartnya, potongan pertamanya langsung ia berikan untuk menyuapi Fildan.

"Aaak, kak."

Fildan menerimanya dan memakan kue itu, lalu ia membalik sisa kuenya dan menyuapi Lesti.

"Aam."

Lesti tersenyum sambil mengunyah kuenya. Rasa strawberry berlapis coklat kesukaannya memenuhi mulut kecilnya. Sampai - sampai ia memejamkan mata untuk meresapi nikmatnya kue itu. Rasanya tak berlebihan seperti kue - kue yang biasa ia beli di jajanan luar sekolah lamanya dulu. Fildan memang yang terbaik, bahkan urusan hal sekecil ini pun ia sangat memperhatikannya.

Kembalikanlah Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang