part 6

295 27 17
                                    

"SELAMAT PAGI Teh, SELAMAT PAGI A', SELAMAT PAGI SEMUAAA.." teriak Lesti di depan pintu..

"SELAMAT PAGI DEDE......" Jawab teman - teman sekelas Lesti, kecuali para murid yang memusuhinya.

Sebulan Lesti menjadi murid di SMA Labschool Kebayoran Baru Jakarta, teman - temannya telah menerimanya dengan baik. Keadaan ini berbanding terbalik dengan prasangka Lesti bahwa ia tidak akan diterima di sana. Kenyataannya, Lesti yang cerdas, baik dan ceria membuat rata - rata penghuni sekolah menyukainya, termasuk para guru dan staff sekolah.

"Teh, A' pain?." Tanya Lesti kepada Hari dan Putri yang sedang asyik bermain puzzle di bangku belakangnya.

"Main boneka Les." Jawab Hari asal.

"Eh, Hari jan boong deh sama Lesti. Orang kita lagi main puzzle kok." Elak Putri.

Hari menepuk jidatnya lalu mencubit pipi Putri gemas, "yaa emang kita main puzzle." Dagunya menunjuk ke arah Lesti "Habis ni anak datang - datang nanya gitu, dah jelas kita maen puzzle. Masih nanyak."

"Woy." Seru Ridwan dari belakang. "Itukan basa - basi biar bisa berbaur, selow lah Ri."

Hari menatap jengah kepada Ridwan yang bersikap sok pahlawan di depan Lesti.

"Lo yang selow."

"Dahlah, kok teteh sama Aa' malah ribut sih." Oceh Lesti.

Ridwan mengusap lembut kepala Lesti, "Les, dah sebulan lo sekolah di sini. Panggil nama aja sayang, aneh kalau Aa' teteh."

"Huuuuu." Satu kelas meneriaki Ridwan yang terkenal sebagai playboy. Meskipun memang pemuda berkulit hitam manis itu memang digilai banyak wanita di sekolah. Selain cerdas dalam matpel Bahasa Indonesia dan IPA, Ridwan juga seorang atlit muda Karate yang sering mewakili Indonesia di luar negeri.

"Eh, iri, bilang bos.." seru Ridwan.

Teman - temannya yang lain menatap jengah padanya, kecuali para Ridwanation yang merupakan fans garis keras Ridwan. Si Playboy itu justru terlihat keren di mata mereka, apalagi ketika ia melempar senyuman lesung pipit dan kerlingan matanya. "Aaaaa. Ridwanku." Histeris Ridwanation.

"Hufft mulai deh." Celetuk Nia.

"Santuy Nia, kalau lo mau, aku padamu kok." Goda Ridwan.

"Hiiih. Jijik." Celetuk Nia. Membuat seisi kelas kecuali Ridwanation menertawakan Ridwan.

"Dahlah, Les, ikutan sini." Ajak Putri. Lesti tersenyum semringah, ia ingin ikut bermain, tetapi ketika bertemu tatap dengan Hari, nyalinya ciut seketika. Bukan takut, tetapi karena mengingat sebulan lalu pemuda yang dijuluki Pangeran Sekolah itu menembaknya, sedang Lesti belum memberi jawaban apapun selain penolakan secara halus. Lesti menjadi tak nyaman berada di dekatnya.

"Lesti mau ke toilet dulu ya."ujar Lesti, yang tanpa menunggu jawaban langsung berlari ke luar kelas.

Brukk.

"Auccch." Lesti menabrak seorang pemuda hingga terjatuh ke lantai.

"Astaghfirullah. Aa' maaf, Lesti ga sengaja," Ujar Lesti sembari mengulurkan tangannya ingin membantu pemuda itu berdiri.

Si pemuda hanya tersenyum dengan gelengan kepala, "ga papa de. Hati - hati ya, kalau mau keluar pelan - pelan aja." Ujarnya lembut.

Lesti tersenyum segan dengan sesekali merunduk. Pemuda ini bukan pemuda biasa, ia adalah bintang sekolah. Ketua osis, sekaligus sang juara umum sekolah, dan calon penerima beasiswa di Harvard University. Namanya Faulando Adrian, pemuda blasteran Indonesia Filipina.

Kembalikanlah Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang