Part 11

227 23 11
                                    

"Kehidupan seperti roda berputar pada putaran dan titik berbeda. Dan cintaku berputar pada putaran berbeda namun pada titik yang sama. Kamu, dan cintamu."

***

Pertemuan kembali Fildan dan Selfi memberi pengaruh yang sangat besar bagi putri bungsu keluarga Radika. Ia seringkali tanpa sengaja ataupun secara sengaja bertemu dengan pemuda yang pernah mengisi hatinya itu.

Fildan pun membuka jalan bagi si gadis bermata kecil itu untuk mendekat. Sang pemuda polos nan baik hati itu senang memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkannya. Dan dalam hal ini, Selfi yang memang sangat suka mempelajari ilmu photografi menjadikannya sebagai alasan untuk belajar lebih banyak kepada pangeran keluarga Ahmad itu.

Pertama kali memang Fildan yang menghubungi Selfi, namun lama kelama'an keduanya menjadi intens untuk saling menghubungi.

Selfi sering mengikuti Fildan ke berbagai tempat di mana Fildan mengambil sesi pemotretannya. Tak jarang ia sendiri yang menjadi model foto Fildan, ataupun sebaliknya.

 Tak jarang ia sendiri yang menjadi model foto Fildan, ataupun sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah." Selfi memberikan hasil fotonya kepada Fildan. "Bagus ga kak?."

Sebuah senyum kecil Fildan berikan menatap hasil foto Selfi.

"Bagus, hanya saja bukan saljunya ya yang jadi fokus? Tapi kakak."

"Hehe, abis wajah kakak lebih enak dipandang dari pemandangan alam." Ujar Selfi dengan sedikit menunduk.

Pemuda itu tersenyum geli mendengar perkataan Selfi. Untuk pertama kalinya si gadis pemalu memujinya terang - terangan.

"Kak. Pakai penutup kepala sama jaket tebalnya. Ntar kedinginan."

"Iya bentar." sahut Fildan yang masih sibuk dengan camera di tangannya.

"Kak Selfi bantu ya?." 

Fildan mengangguk mengiyakan. Selfi dengan sigap memasangkannya jaket dan penutup kepala. Pemuda itu hanya tersenyum simpul dengan segala perhatian yang diberikan gadis itu tanpa berniat menghentikannya.

"Ya udah yoo." Ajak Fildan setelah Selfi selesai dengan kegiatannya.

Selfi mematung di tempatnya. Genggaman tangan Fildan di lengannya membuat desiran aneh di hatinya. Ia terus memandangi tangan Fildan. Hingga suara pemuda itu mengejutkannya.

"Hayuu."

"Eh, ah anu. Iya kak."

Selfi berjalan mengiringi Fildan yang masih setia menggenggam tangannya melewati jalanan bersalju Massachusetts. Bukan tanpa sebab Fildan melakukannya. Musim dingin bersalju membuat jalanan menjadi sangat licin, bukan tak mungkin gadis itu terjatuh saat sedang fokus menatap pemandangàn di sekitarnya. Meskipun tanpa disadari Fildan, bukan pemandangan, melainkan Fildan sendirilah yang menjadi sasaran utama tatapan mata kecil Selfi.

Kembalikanlah Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang