End Part

540 37 23
                                    

Waktu berlalu, begitu banyak hubungan putus yang kembali terkait. Lesti dengan keluarga Rahardi, Fildan dengan Bunda dan salah satu adiknya, lalu sebuah hubungan yang akan kembali terjalin setelah kesadaran sang ayah. Hubungan yang sebenarnya sudah terbentuk sejak lama, namun dipisahkan oleh kebencian dan kesalahpahaman.
......

Seorang pria paruh baya tengah bermain dengan mainan mobil - mobilannya. Dia tampak bahagia meskipun sedari pagi ia hanya bermain sendirian. Namun permainannya terhenti ketika tangan seseorang menyentuh pundaknya.

"Adit."

Pria paruh baya itu menoleh, sontak ia kaget dan memeluk penyapanya. Air matanya pun luruh.

"Mas, Mas Ardi."

Usapan lembut diterimanya di punggung dan kepala, "Adit minta maaf mas, Adit minta maaf."

Pria gila itu berkata dengan begitu lancar. Tidak ada rengekan atau kekacauan yang biasa ia lakukan.

"Iya, ini Mas Ardi."

Mereka Tn. Raditya dan Tn. Rahardi dua sahabat, dua saudara, dua jiwa dalam satu perjuangan keras di masa lalu. Tn. Rahardi sangat menyayangi Tn. Raditya. Namun kekecewaan dan kebencian muncul karena kesalahan besar sang adik angkatnya itu.

Tn. Rahardi bergerak mundur melepaskan pelukan Tn. Raditya. Menatap lurus mata sang adik yang berkaca - kaca menahan tangis.

"Siapa yang ngajarin kamu jadi pria cengeng?." Mengusap pipi dan kelopak mata sang adik. Pria itu terkekeh.

Raditya menggeleng lucu, pelukan lengan kurusnya mengerat, tak ingin dilepaskan. Hangat ini, dia pernah merasakannya puluhan tahun lalu dari orang yang ia anggap saudara. Namun harus dilepas paksa oleh takdir.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau bicara sama Mas."

Tn Rahardi hendak berdiri, tetapi ditahan, "jangan marah lagi sama Adit mas, jangan marah ya, jangan."

Kepala Raditya diusap lembut penuh kasih.

"Baiklah."

***

Sejak hari itu, diam - diam Tn. Rahardi sering menjenguk sang adik angkat. Dia menjadi pendengar setia dan juga teman bermain Tn. Raditya di sela - sela kesibukannya.

Dan efek dari itu semua adalah semakin hari, semakin Tn. Raditya mendekati masa kesembuhannya.

Tn. Raditya mulai bisa merespon keadaan layaknya orang normal. Bahkan sedikit demi sedikit ia tak lagi menggunakan obat - obatan bagi para pasien rumah sakit jiwa.

"Adit," Panggil Tn. Rahardi.

"Iya Mas," Sahut Tn. Raditya seraya mendekat.

"Mas rasa kamu sudah bisa keluar dari tempat ini."

Tn. Raditya mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan lalu kembali pada Tn. Rahardi.

"Mau Dit?."

Tn. Raditya memeluk kakak angkatnya dengan erat. Hatinya mengharu biru. Setelah sekian banyak penderitaan, ia pun dimaafkan, dan akhirnya bisa kembali menjadi saudara dari Tn. Rahardi. Meskipun di antara keduanya belum ada kata maaf terucap.

Keakraban keduanya tak sengaja tertangkap mata oleh dua orang di balik tembok. Dua orang yang selama beberapa bulan terakhir mencurigai Tn. Raditya karena melihat perubahan di dirinya.

"Papa.."

Tn. Raditya dan Tn. Rahardi menoleh bersamaan ke sumber suara di dekat tembok yang tak lain adalah Billar.

"Bi."

Tn. Rahardi menatap dingin pada Billar dan hendak beranjak pergi, tetapi Billar berlari dan menghentikannya.

Kembalikanlah Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang