Part 4

310 33 3
                                    

"Lesti Kejora, si gadis desa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lesti Kejora, si gadis desa. Anggota keluarga baru Rahardi Ahmad. Keluarga kaya raya pemilik Zamrud Hotel dan Ahmad Group." Demikianlah berita terkini yang menjadi headline news di beberapa media massa. Seorang gadis yang baru saja belajar menggunakan social medianya menggerutu pelan di samping sang kakak.

"Dede ga suka masuk berita gini. Ga suka," ketus Lesti.

"Ya gimana lagi, ayah bukan orang biasa. Beliau pebisnis besar dek," jelas Fildan yang baring di sampingnya dengan beralaskan lengannya sendiri.

"Ya tapi ga suka kak. Dede mau dikenal sebagai orang biasa. Dede mau ngejar mimpi dede sebagai seorang artis, ga dengan cara kayak gini." Keluh Lesti.

"udahlah. Kita fokus mau pilih sekolah yang mana? ini ada beberapa pilihan." Fildan menunjukkan beberapa brosur sekolah besar yang akan menjadi tempat Lesti melanjutkan sekolahnya. Tetapi wajah si adik tak menampakkan ketertarikan sedikitpun. "Kenapa sih?."

"Kak, sekolah biasa aja, dede ga suka sekolah begitu. Nanti dede ga bisa menyesuaikan diri gimana?."

Fildan menarik tubuh Lesti dan merangkulnya, secara otomatis gadis mungil itu memeluk Fildan dan diam - diam tersenyum. Bukannya apa, aroma ketiak Fildan itu seperti candu baginya, harum maskulin. Apalagi setelah sebulan menjadi adik Fildan, bocah ini tak sengaja melihat kakaknya yang bertelanjang dada ketika selesai mandi. Dan dia takjub, tubuh bagian atas si pemuda itu mulus bersih tak berbulu. Meskipun tak berbentuk roti sobek, perutnya datar dan ramping tanpa cela.

Sejak itu Lesti sering meletakkan lengan Fildan di belakang kepalanya sembari memeluk manja sang kakak. Fildan sendiri terpaksa pasrah atas hal tersebut, karena Lesti juga melakukannya kepada Tuan Rahardi terutama di saat mereka bertiga sedang berkumpul, dan Tuan Rahardi tak keberatan sedikitpun.

"Di desa, para bapak - bapak atau pemudanya kalau habis kerja itu suka ga pakai baju atasan. buat ngeringin keringet. Mungkin itu yang bikin Lesti biasa saja melihat kamu telanjang dada." jelas Tuan Rahardi ketika Fildan mengadukan perbuatan si adik. "Lagian jadi cowo kok kamu mulus banget. Ga ada bulu - bulunya. Ga macho ah." ejek Tuan Rahardi.

Saat itu Fildan hanya mendengus kesal, tubuhnya memang sedikit aneh. Pemuda seusianya seharusnya memiliki kumpulan bulu halus itu, tetapi di titik - titik itu tak ada, begitupun di kaki dan lengannya.

"Kamu pasti bisa de," ucap Fildan sembari mencium puncak kepala Lesti. Gadis itu mendongak menatap wajah kakaknya yang begitu teduh. Lengkungan kecil di wajahnya terlihat, disertai kerlingan mata jail, pikiran dewasa sebelum waktunya itu pun mulai muncul. "Cieeh, mulai cium dede. ntar bakal apa lagi nih?."

pletaak,, kumpulan brosur sekolah di tangan Fildan kini menjadi sentuhan cinta di wajah sang adik. 

"Loe adek gue ya, ga usah ngadi - ngadi." ketus Fildan. Lesti hanya terkekeh pelan karena melihat wajah kesal sang kakak. Bukan Lesti namanya kalau tidak membuat Fildan naik darah. Dan bukan Fildan namanya jika menanggapi sesuatu tak serius.

Kembalikanlah Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang