BAB 7

4.5K 479 12
                                    

[PART YANG MUNGKIN GAJE]

Diandra duduk berhadapan dengan Esa. Dirinya sebenarnya malas jika saja Tuan Frans tidak menyuruhnya untuk datang malam ini dirinya tak mau bertemu dengan Esa.

Duduk di bangku yang tersedia di meja panjang seperti meja pertemuan orang penting, Tuan Frans duduk di paling ujung. Menatap kedua remaja berbeda jenis kelamin yang seperti bermusuhan. Dirinya berdehem membuat Diandra dan Esa menatapnya.

"Apa kalian ada masalah?" tanya Frans.

Diandra dan Esa hanya saling tatap sebentar, lalu Diandra melepas pandangan dan bersedekap tangan dan acuh.

"Diandra?" Panggil Frans.

Diandra menatapnya saja, matanya seolah menanyakan apa yang akan di pertanyakan oleh Frans.

"Kenapa?" Diandra menggeleng.

"Cepat Tuan Frans, jika tidak segera di mulai mending batalkan saja. Saya tidak punya banyak waktu" ujar Diandra.

"Justru itu Franscia, jika kau tak memberi tahu ada masalah apa aku akan mengulur waktuku atas hal yang ingin aku sampaikan," Jawab Frans.

Diandra menghembuskan nafas kasar, dirinya malas jika harus memulainya dahulu. Biarlah berlama- lama dia juga malas membahasnya.

"Begini Tuan," Timpal Esa membuat fokus Frans teralih pada Esa.

"Diandra marah karena saya. Maaf Tuan bukan maksud saya membuat Diandra marah tapi ini strategi," sambungnya.

"Strategi Lo bilang? Strategi yang buat gue muak sama Lo?" Sela Diandra, marah.

Frans hanya menatapnya datar, dirinya tau maksud Esa. Esa hanya ingin membuat Diandra lebih mengenal dunia luar yang indah. Semua ini karenanya. Andai saja dirinya saat itu tak egois maka Diandra tak akan seperti ini.

Suara kursi bergerak membuat Frans dan Esa menatap perempuan berwajah merah karena marah. Diandra berdiri dari duduknya lalu membungkukkan dirinya sedikit, tanda menghormati.

"Maaf Tuan Frans, saya permisi" ujarnya lalu pergi dari ruangan besar yang hanya tinggal dua orang yang menatap kepergiannya.

"Susul dia, jangan sampai dia bersedih" Perintah Frans dan di angguki Esa.

Lalu Esa menyusul Diandra, Frans duduk dan menunduk sedikit menyesal.

"Maaf Cia, saya memang egois"

________________

"Ra, buka!" Pinta Esa yang menggedor-gedor pintu kamar Diandra.

"Gue mau ngomong!"

Di dalam kamar, Diandra menyumpal kedua telinganya menggunakan headset.

Mendengarkan lagu kesukaan-nya dan mencoba menghiraukan panggilan dari Esa-manusia menyebalkan yang membuat dirinya badmood seharian.

Dirinya duduk di depan kaca cermin kamarnya, menghembuskan nafas perlahan. Lalu melepas headset dari kedua kupingnya.

"Ra? Ini mamih" Panggil Diana-Ibunda Diandra.

ELGAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang