Sore ini, teman-teman Devan sedang berkumpul di rumah nya. Mereka hanya berkumpul seperti biasa sembari membicarakan tentang Game ini.
Tidak semua datang, yang datang hanya Vero, Arga, David, Albiyu, dan Alvin.
"Jadi, Reva beneran Demigod?" Tanya David. Dia murid baru, wajar saja dia baru mengetahui hal ini.
Yang lain hanya mengangguk, meng iya kan ucapan David.
"Eh iya, kok guru di sekolah sifat nya agak beda ya?" Tanya Arga.
"Beda gimana?"
"Kan biasanya guru-guru pada ramah sama ga terlalu galak ya, tapi kok akhir akhir ini mereka pada ga ramah? Jarang ke kelas juga pula ..." Jawab nya.
Ya memang akhir-akhir ini guru di sekolah mereka sedikit berbeda. Entah itu adalah pengaruh dari game tersebut atau bukan.
"Iya sih ..."
"Tadi pas gue ke ruang guru, gue liat guru gak ada yang kerja. Malah di meja adanya camilan loh." Ujar Vero.
"Janggal gak, sih?"
"Banget." Sahut Albiyu.
Hening sejenak. Lalu Devan berdahem untuk membuka suara.
"Gw mau ngasih tau kalian sesuatu." Ucap nya.
"Bilang aja." Sarkas Arga sembari menutup botol air mineral nya.
"Ekhem, jadi gw nemu sebuah buku di laci kamar kosong, dan ternyata isi nya ..."
"Apa?" Tanya teman teman nya, penasaran.
"Ini buku petunjuk tentang Game aneh itu ..." Jawab Devan.
Yang lain terbelalak setelah mendengar nya. Perasaan mereka sedikit lega setelah mendapat buku petunjuk itu. Ada kemungkinan mereka dapat menemukan dalang nya dalam waktu cepat agar tidak banyak orang yang gugur.
Mungkin.
"Udah ada isi dari petunjuk nya?" Tanya Vero.
"Ada, disini tertulis
Sebentar lagi ada satu orang yang akan gugur dalam permainan ini. Dan mereka adalah salah satu dari kalian. "
"Diantara kita?"
"Gak, gak. Gak boleh ada korban!" Sarkas David.
"Tunggu .. maksud dari 'diantara kalian' itu diantara kita ber enam atau kita ber tiga belas?" Tanya Albiyu.
"Gak tau. Kita liat aja nanti." Ujar Devan.
"Btw Van, kok lu bisa dapet buku itu?" Tanya Vero.
Devan tertegun, ia ingin menjawab, tapi masih ragu. Bukan nya tidak percaya kepada teman-teman nya, akan tetapi ia takut bahwa diantara mereka ada di kubu musuh.
"Lu Demigod?" Tanya Albiyu to the point.
"Kok lu mikir gitu?"
"Feeling gue mengatakan lu Demigod, Van."
Di sisi lain, Zilvi sedang duduk di kursi taman seorang diri. Ia sedang refreshing dari tugas tugas sekolah nya. Dan sekaligus sembari memikirkan permainan aneh itu.
Beberapa saat kemudian, ia melihat seseorang berjubah Hitam pergi mengarah ke rumah Zilvi. Karena penasaran, ia pun mengikuti orang itu.
Sesampainya nya di rumah nya, ia bersembunyi di belakang sofa ruang tamu nya. Tidak perlu khawatir jika ia ketahuan, badan nya kecil, jadi mudah bersembunyi di manapun.
"Mau kemana sih tu orang? Mondar mandir aja." Batin Zilvi.
Ia melihat orang berjubah hitam itu pergi menuju meja dekat akuarium milik Zilvi. Di sebelah akuarium tersebut terdapat sebuah kotak yang terkunci.
"Mau ngapain anjir? Awas ya lu ngambil ikan gue. Kalo ngambil ikan gw, gw gorok lu." Monolog Zilvi.
Orang tersebut menaruh sesuatu di meja tersebut, lalu pergi meninggalkan rumah Zilvi.
Setelah aman, Zilvi keluar dari tempat persembunyian nya lalu pergi ke meja tersebut.
Ia terkejut. Bahwa yang ia lihat adalah ....
Jari tangan seseorang?!
Ceklek
Pintu rumah terbuka, dan menampakkan Hyeri dan Vina datang.
"Hai Zil –"
Sapa Vina, akan tetapi ucapan tersebut terpotong setelah melihat jari jari berada di meja Zilvi.
"L-lo ngebunuh o-orang, Z-zil?" Ucap Vina.
"Engga Vin! Tadi gue liat ada orang masuk ke rumah gw terus naruh j-jari jari ini!" Ucap nya.
"Gausah bohong, Zil." Ucap Hyeri.
"Untuk apa gw bohong di keadaan kayak gini, Hyeri?!" Balas Zilvi dengan suara yang lebih tinggi. Seperti sebuah bentak an. Wajar, ia sudah tersulut emosi karena Vina dan Hyeri sudah menuduh nya membunuh.
Hening. Suasana mulai hening setelah bentak an dari Zilvi. Tak lama kemudian, Vina membuka suara.
"Ada bukti?"
"Ada kamera pengawas?" Tanya Vina.
Zilvi hanya mengangguk. Lalu ia pergi ke suatu ruangan di ikuti oleh Vina dan Hyeri. Mereka pergi ke sebuah ruangan berisi video dari kamera pengawas di rumah Zilvi.
Dan dilihat nya ada seseorang masuk ke rumah Zilvi, dan di ikuti Zilvi. Lalu orang itu menaruh jari jari manusia tersebut di sebuah meja.
"Masih mau nuduh gue setelah lihat ini?" Ucap Zilvi.
"Maaf, maaf kita berdua nuduh sembarangan." Jawab Hyeri.
"Tapi pas gue lihat lagi ... Kok kalung yang dipake orang itu persis kayak punya Darrel ?"
Heh aku ngetik
Apa ini, hiks.Spoiler untuk chap
Selanjutnya :Identitas Devan
Akan di bongkar .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game || 00L ✓
Fantasía❝Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini.❞ Kumpulan remaja sekolah Magic Victoria High School ini mendapat sebuah misi, yaitu misi untuk menyelesaikan permainan yang mengancam nyawa. Mereka harus menemukan dan membunuh dalang dari permain...