"Gue tau siapa yang naruh jari manusia di rumah Zilvi," Ujar Vina.
"Siapa?" Tanya Leon.
"Lo kan rel?! Elo kan yang naruh jari manusia di rumah Zilvi?!" Seru Hyeri.
"Apa sih?! Kok gue?!"
"Halah, gausah bohong. Jelas - jelas itu kalung yang dipake orang itu persis sama kalung yang Lo pake!"
Darrel tersentak, lalu ia mengeluarkan kalung yang ia masuk kan ke dalam kerah baju nya. Lalu terlihat lah sebuah kalung yang memiliki gambar seperti bulan sabit.
"Tapi bukan gue!" Ujar Darrel.
"Gue juga gak mungkin ngelakuin hal itu."
"Tapi kan mungkin aja, rel." Ucap Leon.
"Terserah kalian. Gue gak peduli." Balas Darrel. Lalu ia pergi ke ambang pintu, dan mengeluarkan tongkat sihir nya.
Lalu ber ucap mantra "Apparate."
"Hah? Darrel penyihir?!" Seru Reva yang sedari tadi memperhatikan Darrel.
"Beneran Lo?" Ucap Albiyu.
"Tadi gue lihat dia ngeluarin tongkat sihir nya, terus baca mantra." Ucap Reva.
"Iya kali." Balas Devan.
"Devan ..." Panggil Alvin.
Yang di panggil hanya menoleh sembari menaikkan alis kanan nya.
"Gue tau lo itu Demigod." Ujar nya.
Sontak, Semua yang berada di rumah Alvin pun terkejut.
"Hah? Beneran?" Ucap Vina.
Alvin hanya mengedikkan bahu, lalu ia sedikit melirik ke arah Devan untuk meminta penjelasan.
"Eum ..."
Di saat Devan sedang menggantung kan kata - kata nya, terjadi sebuah ledakan yang lumayan besar. Ledakan itu berada di luar rumah Alvin. Dan mengobarkan api yang lumayan banyak.
Alvin, Vina, Devan, Hyeri, Leon, minus Darrel pun keluar untuk melihat keadaan. Dan ternyata, keadaan tersebut tidak bisa dibilang baik. Pepohonan di depan rumah Alvin terbakar, pot bunga hancur, orang - orang berlari sana sini untuk menghindari api tersebut, rumah Alvin sedikit rusak dan mulai terbakar.
"RUMAH GUA!!"
"ADUH MAH, MAAFIN ALVIN YA MAH! RUMAH NYA ANCUR! AAA." Seru Alvin ketika melihat keadaan rumah nya.
"Bego anjir, bukannya cari air buat padamin api nya, malah ngeracau gak jelas." Ucap Vina sembari memukul bahu Alvin.
Lalu mereka ber lima kelabakan, lalu mencari air, akan tetapi tidak ketemu.
"Yah anjir! Gue gak Nemu air!" Ucap Hyeri.
"Iya, gue udah nyari sampe ke pelosok bumi juga gak ketemu." Ucap Leon.
"Anjir, Ngada Ngada lo." Ucap Vina sembari memukul bahu nya Leon.
"Hobby banget sih lo mukul bahu orang."
"Ya maaf, kelepasan." Jawab Vina.
"Di Deket sini ada danau gak?" Tanya Devan.
"Ada - eh iya! Lupa, di ujung sana ada danau! Kenapa gw bisa lupa sih?!" Ucap Alvin.
Lalu mereka berlari ke danau tersebut untuk memadamkan api nya, akan tetapi mereka tidak menemukan wadah.
Berbeda dengan Devan, ia hanya berjalan ke arah danau itu tanpa memperdulikan kedalaman danau tersebut. Lalu ia sengaja menenggelamkan tubuh nya. Ia tidak takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game || 00L ✓
Fantasía❝Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini.❞ Kumpulan remaja sekolah Magic Victoria High School ini mendapat sebuah misi, yaitu misi untuk menyelesaikan permainan yang mengancam nyawa. Mereka harus menemukan dan membunuh dalang dari permain...