Hari mulai gelap, dan Manticore yang melawan Devan, Albiyu, David, Vero, Vina, dan Reva sudah mati. Mereka semua mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan nya untuk membunuh Manticore itu. Mereka bersatu untuk membunuh Manticore itu. Vina dengan tongkat sihir dan Matra nya, Reva dan Devan dengan pedang nya, Albiyu dan David dengan kekuatan nya sebagai seorang werewolf , dan Vero dengan kekuatan iblis nya.
"Yah, gak jadi, deh, ke rumah itu." Keluh Hyeri.
"Iya, pasti si dalang nya tau kalo kita mau kesana, terus sengaja bawa Hunter sama Manticore ke hutan ini." Ucap Kevin.
Zia, kakak Zilvi, sudah mengenali Devan dan yang lain nya. Begitu pula Devan dkk, sudah mengetahui mengapa Zia bisa di pengaruhi seperti itu.
Jadi begini ceritanya . . .
Flashback three days ago
Dua orang perempuan sedang berjalan menyusuri hutan bersama. Ya, itu adalah Zia dan sahabat nya. Zia membantu sahabat nya untuk mencari bahan bahan untuk membuat sebuah ramuan untuk teman nya yang lain. Panggil saja dia Alexa.
Zia dan Alexa pergi ke hutan itu hanya berdua, dengan perbekalan yang mereka bawa dari pemukiman. Mereka mencari sebuah tumbuhan herbal untuk menyembuhkan luka dari cakaran werewolf yang beracun.Di tengah perjalanan, Zia dan Alexa menemukan sebuah tanaman yang di incar oleh Alexa. "Lexa! Tanaman ini, 'kan, yang lo maksud?" Tanya Zia. Alexa langsung mengangguk senang, lalu mereka berdua memetik tanaman tersebut. Tidak banyak yang mereka petik, hanya sedikit.
Setelah selesai memetik tanaman tersebut, mereka bergegas untuk pulang. Lalu mereka di hadang oleh seseorang berpakaian hitam dan menggunakan kacamata.
"Lo siapa, ya? Bisa minggir, gak? Gak liat kita mau pergi?" Tanya Alexa kepada orang tersebut.
"Santai, gue cuma mau kalian hadang tiga belas anak yang mau Dateng ke sini." Ucap orang tersebut, jangan lupa seringai an nya yang lumayan menakutkan.
"Ngapain, sih?! Buang - buang waktu kita aja. Kita punya urusan sendiri. Lebih baik lo hadang sendiri, itu bukan urusan kita," Ucap Zia.
"Nah! Kita punya urusan lebih penting," Ucap Alexa.
"Gue males. Nanti gue bayar, deh!" Ucap orang itu sembari merotasi kan bola mata nya.
"Kita gak matre, sorry." Ucap Alexa, lalu ia genggam tangan Zia, dan pergi begitu saja, ia pun tak sengaja menyenggol bahu orang itu, akan tetapi Alexa merasa tidak peduli.
Orang itu geram, lalu mengayunkan tongkat sihir nya ke pohon yang berada di sebelah kanan Alexa, lalu ia pun merapalkan mantra "Confrigo" .
Seketika, pohon tersebut terbakar dan jatuh. Alexa menyadari itu, lalu ia mendorong tubuh Zia agar menjauh dari api. Lalu berakhir dengan tubuh Alexa di timpa pohon yang terbakar, lalu ia mati dengan mengenaskan.
"ALEXA?!" Zia shock, tidak menyangka, bahwa sahabat nya pergi secepat itu.
"Haha, kasian banget menyaksikan kematian temen nya sendiri dengan mata kepala elo sendiri. Siapa suruh ga nurut sama gue," Ucap orang tersebut.
"Lo gila?!" Ucap Zia yang berdiri dari tempat ia terjatuh.
"Engga, gue waras."
"Sialan!"
"Pfft, udah gausah banyak bacot!"
Orang tersebut mulai merapalkan mantra untuk mempengaruhi Zia. Zia disihir oleh nya. Lalu bola mata Zia berubah drastis menjadi warna merah pekat. Merah nya seperti darah.
Lalu Zia mulai menuruti semua perkataan orang itu. Ya, semua perkataan nya. Bahkan, ia pun menurut untuk membuang jasad teman nya sendiri ke sebuah sungai.
Bukan sungai tempat Devan menyembuhkan diri nya, tetapi sungai yang sudah kotor.
Flashback off.
"Yaudah pulang aja sana, udah mau malem, loh. Gue takut kalian kenapa - napa." Ucap Zia.
"Iya, kak."
"Kak! Bisa pulang, gak? Ga enak di rumah sendirian, sepi, kayak hati," Ucap Zilvi murung.
"Cari cowok, Sono!" Seru Arga.
"Males." Jawab Zilvi.
"Haha, yaudah, iya. Nanti kakak pulang." Ucap Zia.
Zilvi senang, spontan, dia langsung mengangguk.
----
Kini, Kevin, Albiyu, Arga, Hyeri, Reva dan Vina sedang berkumpul di kantin. Mereka istirahat dari materi pelajaran yang membuat kepala pening.
Sesekali mereka bercanda, dan sesekali canggung.Jadi gini posisi duduk nya :
Di sebelah kiri, ada Reva. Di sebelah kanan Reva, ada Vina dan Hyeri. Di depan Reva, ada Albiyu, di depan Hyeri itu Arga, dan di depan Vina adalah Kevin.Paham ga?
"Vina, nanti gw pinjam catatan ramuan sama racun elo ya." Ucap Arga. Vina hanya mengangguk.
Arga dan Vina sering bersama, karena mereka sering membuat ramuan dan racun. Wajar, sesama penyihir, makanya suka buat hal kayak gitu.
Akhirnya, minuman yang mereka pesan datang, lebih tepat nya Kevin yang bawa. Kevin meletakkan minuman tersebut sesuai yang teman teman nya pesan. Lalu ia duduk dan menyeruput minuman nya.
Di saat Vina mau meminum minuman nya, Vero tak sengaja menyenggol lengan Vina. Lalu buku catatan yang Vero bawa pun jatuh. Vero dengan sigap mengambil buku catatan tersebut lalu minta maaf kepada Vina. Vina memaafkan Vero, lalu Vero langsung pergi dengan cepat. Vina penasaran, apa buku catatan yang Vero bawa tadi?
"Vero kenapa tadi? Buru - buru banget," Ujar Kevin, lalu diangguki Albiyu.
"Gak tau, biarin deh." Jawab Vina, lalu ia menyeruput minuman nya.
Tak lama setelah Vina meminum minuman nya, dua mulai merasakan sesak nafas, ia terus memukuli dada nya. Kevin, Arga, Albiyu, Reva, dan Hyeri yang melihat nya pun panik. Lalu mereka membantu Vina agar tidak sesak nafas lagi. Tetapi, Vina langsung terjatuh dan pingsan.
"Vin?!"
Reva langsung mengecek denyut nadi Vina, dan alhasil . . .
Detak jantung Vina sudah terhenti.
"Hah?! Gak! Gak mungkin!"
"Vin?! Gausah bercanda!!"
"Vina?! Ada kecoa di leher elo!"
Itu lah seruan teman teman nya. Bahkan Albiyu saking panik nya, sampai ia membohongi Vina kalau ada kecoa di leher nya, padahal tidak ada sama sekali.
Vina di lari kan ke rumah sakit, saat Vina di tangani dokter, Kevin mencoba menghubungi teman nya yang lain, tetapi nihil, Devan dan yang lain tidak dapat di hubungi.
Lalu sang dokter keluar dari ruangan dimana Vina di tangani, lalu dokter itu langsung to the point "maaf, pasien atas nama Vina . . . Tidak bisa di selamat kan."
Yah, Vina gugur ...
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game || 00L ✓
Fantasía❝Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini.❞ Kumpulan remaja sekolah Magic Victoria High School ini mendapat sebuah misi, yaitu misi untuk menyelesaikan permainan yang mengancam nyawa. Mereka harus menemukan dan membunuh dalang dari permain...