49. SEGERA TIBA SAATNYA

8.5K 754 57
                                    

1 Minggu kemudian ...

"Kak Azzaam!" panggil Abel setengah berteriak.

"Sebentar, Kakak di kamar mandi," sahut Azzam.

Abel menunggu Azzam sampai selesai, ia menghampiri Azzam dengan wajah sumringahnya.

"Kak? Besok aku ulangan." Senang Abel.

"Alhamdulillah, bentar lagi lulus dong, kamu akan dapat piagam," ucap Azzam sambil mengeringkan rambutnya karena ia baru selesai mandi.

"semoga aja gak lupa sama perjanjian kita," gumam Azzam.

Seketika mood Abel menurun derastis, ia langsung duduk di ranjang mengerucutkan bibirnya.

"Kak? Apa kakak akan tega lakuin itu sama Abel?"

"Apapun itu akan kakak lakukan, dan kamu .... gak boleh nolak!" tegas Azzam. Ia membuka lemari lalu mencari-cari baju yang akan ia kenakan. Abel melorotkan bahunya, ia memasang wajah lesu, lalu membantingkan tubuhnya ke atas kasur menatap langit-langit kamarnya.

Azzam melirik menatap Abel. 'Asstagfirullah, aku sudah mengganggu konsentrasi Abel, besok kan dia mau ulangan,' batinnya berucap.

Setelah menggunakan baju Azzam menghampirinya, mengelus kening Abel dengan lembut.

"Kamu tenang aja, sekarang kamu fokus ke ulangan kamu, jangan pikiran apa yang kakak katakan tadi, oke?"

Abel memalingkan wajahnya, ia enggan menatap wajah Azzam yang ada di sampingnya. Terdengar helaan nafas berat yang Abel hembuskan.

Pelukan Azzam mampu membuat kegelisahannya seakan mereda, perlahan Abel mulai rileks, ia berbalik menatap Azzam.

"Iya, Abel ikhlas menyerahkan seluruh tubuh Abel untuk kakak, hanya untuk kakak, tappi .... Abel minta, kakak tetap setia selamanya untuk Abel, hanya untuk Abel seorang, jaga pandangan dan jaga hati kakak," tutur Abel.

"Mencari istri seperti kamu itu susah, jadi kakak gak akan pernah menyia-nyiakan istri seperti kamu."

Azzam mengecup hangat kening Abel."Mau di lanjutin gak ngaji kitabnya?" bisik Azzam.

Degh!

Jantung Abel berdetak lebih kencang, pipi nya memerah bak kepiting rebus. "Abel pulang dari Pondok untuk istirahat, bukan untuk ngaji kitab, jaddi Abel bukannya gak mau, tapi Abel lelah," jelas Abel.

"Kakak cuka becanda kok," kekeh Azzam.

"Kakak memang selalu becanda, jadi aku gak percaya, termasuk penjelasan kakak mengenai kitab Fathul Izar, karena membuat dede bayi gak mungkin se' extrim itu!" tukas Abel terdengar ketus.

"Kamu gak percaya?" tanya Azzam memastikan.

"Iya, Abel gak percaya!" jawab Abel.

"Kita peraktekin sekarang!" Azzam langsung meraih tubuh Abel ke dalam dekapannya, niatnya ingin mencium bibir Abel tapi gagal.

Karena apa? Karena Abel mencegah wajah Azzam mendekatinya, ia mendorong wajah Azzam dengan telapak tangannya.

"Jangan coba-coba lakuinnya sekarang, atau Abel gak bakal ikut ulangan!" ancam Abel.

"Iya, kan kakak cuma becanda," goda Azzam.

"Tapi gak lucu."

"Yang lucu itu kamu."

"Lucu apanya?"

"Wajah kamu imut? Kalo cemberut bikin gemes."

"Modus akut!"

Abel memutar bola matanya malas.

* * *
Keesokan harinya.

Pagi-pagi Abel sudah menyiapkan sarapan untuk Azzam. "Sobahul khair istriku? Masak apa nih?" sapa Azzam dengan wajah yang berseri-seri.

"Makanan kesukaan kakak, ayo makan!"

Azzam duduk, Abel mengambilkan nasi dan lauk pauknya lalu di sodorkan di hadapan Azzam di susul oleh dirinya.

"Jangan buru-buru, kakak udah bilang sama Ustadz Padil, 'tunggu Abel dahulu, baru mulai ulangannya'."

"Kakak nih, masa Ustadz Padil di suruh-suruh." Pipi Abel bersemu merah.

"Gak papa, Ustadz Padilnya juga udah ngerti," ucap Azzam.

"Tapi kalo santri yang lain tau gimana?"

"Gak papa. Udah waktunya kebongkar mungkin."

Abel hanya mengangguk kecil.

* * *

"Semangat ulangannya, kamu harus fokus gak boleh banyak fikiran," ucap Azzam sambil menangkup kedua pipi Abel.

"Iya kak, do'ain Abel yah."

"Pasti dong sayang, sini peluk dulu!"
Azzam merentangkan tangannya. Dan Abel langsung memeluknya dengan senang hati.

"Udah ah, nanti ada yang liat gimana." Abel melepaskan pelukannya. Ya. Memang mereka tengah ada di gerbang Pondok.

* * *

Ulangan Sekolah, dan ulangan Pondok jelas sangat berbeda, beda pelajaran, beda juga metode menghafal dan mengerjakan tugasnya.

Abel dari semalam sudah menghafal kitab, majmu, ilmu tajwid dan yang lainnya, hingga ia tertidur di ruang tv. Dan sekarang waktunya telah tiba.

Biasanya di hari pertama akan di tes ilmu tajwid, membaca Al-Qur'an dengan makhroj yang benar, dan bacaan yang fasih.

ternyata Abel mampu melewatinya, ia berhasil mengerjakan tugas ulangannya dengan benar hari ini, tapi kita masih belum tau apa yang akan terjadi besok di hari ulangan keduanya.
_____________________________________

Like, Vote menurun. Ada apa? Kalian haus konflik kah? Sabar bentar yah, setelah Abel menyerahkan hak nya untuk Azzam, konflik akan segera di mulai, biar ada bumbu-bumbu ala ala gitu😂

Sabar bentar yah ... yang penting support kalian jangan sampe bikin down authornya
:( jujur. Syedih banget akutuh liat kalian berpaling :(.

Instagram|| @Zia_Ashadiya08
Jangan lupa follow yah😘

Ustadz Gantengku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang