"O-Iya, kemarin Raisa bilang kamu bawa hp?" Azzam melirik menatap wajah Abel."Iya," jawab Abel sambil memainkan tangannya.
"Kenapa?" Heran Azzam.
"Enggak papa," singkat Abel.
Azzam turun dari ranjang lalu mengambil hp Abel yang ada di lemari.
"Kak, jangan liat-liat hp Abel ah ... Abel gak suka," rengek Abel ketika Azzam memainkan hp nya.
"Kakak jangan!" Abel berusaha mengambilnya tapi Azzam selalu menjauhkan hp nya.
"Tunggu dulu, tunggu dulu !" Azzam terdiam menatap foto dimana Abel sedang memakai celana jeans, terus ada lagi yang sedang memakai seragam ketat.
"Ini kamu?" Azzam melongo memperlihatkan fotonya ke wajah Abel.
"Iya, makannya kakak jangan liat-liat foto Abel." Ia menunduk merasa malu.
Azzam memeluk Abel yang sekarang membelakanginya. Ia menempelkan hidung mancungnya ke leher Abel. "kenapa sayang? Kenapa kamu harus pake celana jeans, dan pakaian ketat?" Sesekali Azzam mengecup lehernya.
Abel hanya diam.
"Kamu itu cantiknya pake sarung dan pakaian sederhana ala santri."
"Bukan pakaian ketat kaya cacing," ledek Azzam seraya terkekeh.
Karena tak terima, Abel pun membalikan wajahnya tanpa mengetahui jika wajah Azzam begitu dekat dengannya, alhasil saling bertabrakan, tanpa sengaja Abel mencium bibir Azzam walau sekilas.
Abel langsung terpaku. 'apa yang aku cium tadi?' Batin Abel.
"Ciee, udah berani balas ciuman kakak nih," goda Azzam.
"Apaan sih, kak Abel itu bukan cacing yah, makannya kalo kakak gak suka jangan buka-buka hp Abel, gak soppan tau." Abel menyipitkan matanya menatap sengit wajah Azzam.
Lalu kembali membalikan badanya.
"Yaudah, sebagai permintaan maafnya kamu juga boleh liat-liat hp kakak," bujuk Azzam.
"Mana sini?" Abel terlihat antusias walau raut wajahnya sebal.
Awal membuka hp harus memakai sandi, lalu Abel memberikannya, setelah di buka Aplikasi pertama yang di pilih Abel ialah galeri.
Awalnya tidak ada yang aneh, hanya ada 12 foto, foto keluarga Azzam, ponakan Azzam, dan yang terakhir membuat Abel tercengang.
"Kak --- kak Nur?!" Matanya berkaca-kaca, ia menutup mulut dengan telapak tangannya.
"Apa? Mana mana sini!" Azzam pun kaget, ia berusaha mengambil hp nya.
Tanpa di pinta lagi Abel sudah memberikan hp nya, ia turun dari ranjang lalu menuruni tangga.
"Aduh? Lupa bangeet aku kalo belum hapus foto ini," gumam Azzam.
Terdengar dari bawah ada yang menutup pintu, Azzam mengira kalo Abel pergi dari rumah.
Ia menuruni tangga dengan cepat, "deek? Sayaang?" Teriak Azzam.
Abel rupanya pergi ke Pondok, ia melewati jalan gerbang, agar tak ada yang curiga. Menangis sudah pasti, sedari tadi ia memang sudah menangis.
Keadaan di Asrama tidak ada yang berbeda, jam seperti ini biasanya sedang mengaji untuk sebagian, tapi masih ada juga yang menunggu giliran.
Kebetulan Dinda belum gilirannya jadi masih ada di Asrama. "Abel?" Dinda mengangkat alisnya ketika melihat Abel duduk di hadapannya dalam keadaan menangis.
"Kenapa Abel? Kamu ---"
"Ustadz Azzam kak ...," isak Abel.
"Apa dia nyakitin kamu?"
"Dia nyebelin banget kak."
"Nyebelin kenapa?"
"Gimana gak nyebelin coba? Ustadz Azzam simpen foto Kak Nur di galeri." Ia menangis memeluk Dinda.
"Itu kan hanya masa lalu nya, kamu jangan baperan gini, dulu sebelum menikah memang Ustadz Azzam itu ada hubungan sama Nur."
Degh!
Abel melepas pelukannya. "apa? Kaka tau semuanya, tapi kakak sembunyiin dari aku?" Abel tampak semakin marah dan kesal."Buat apa kakak ceritain, kan kamu sekarang udah milik Ustadz Azzam jadi gak usah ungkit-ungkit masa lalu," santai Dinda.
"Kakak gak ngerasain jadi aku, harus aku di kasih tau, bukan malah di sembunyiin." Tangis semakin terdengar jelas.
"Aku minta kakak ceritain sekarang juga!" Suruh Abel.
"Gak. Kakak gak mau ikut campur."
"Kakaak , plieees." Abel merengek bagaikan anak kecil minta permen.
Dinda yang sudah risih dengan tangisan Abel pun pasrah dan menceritakan semuanya.
"Sebelum menikah, Ustadz Azzam itu ada hubungan spesial sama Nur, buktinya aja pas dia jatoh ke kali, sampe di gendong, di kasih minum gitu, memang sih tidak banyak orang yang tau tentang hubungan mereka, tapi kakak tau sendiri dari orangnya." Diakhir kata, Dinda memutar bola matanya malas.
Hati Abel serasa terbakar mendengar ini.
"Udah lah jangan nangis, orangnya juga udah milik orang lain, Ustadz Azzam nikahin kamu karena dia patah hati Nur di jodohkan sama orang tuanya, terpaksa deh hubungan mereka harus kandas di tengah jalan." Dinda mempergakan nya sedikit lebay.
"Dinda ngajiiii !!!" Teriak dari luar Asrama.
"Yaudah kakak ngaji dulu, udah jangan nangis terus, nanti ada yang curiga sama kamu." Dinda menepuk punggung Abel, lalu pergi meninggalkannya sendiri di Asrama.
"Iiiih ... kesel aku sama Ustadz Azzam, dia jahat," tangisnya.
Tak lama datanglah sekumpulan para santriyah yang baru selesai mengaji, dianataranya juga ada Nur dan Raisa.
"Abel udah kembali?" Nur antusias ingin memeluknya, tapi Abel langsung pergi sebelum tangan Nur menyentuhnya.
"Loh? Abel kenapa?" Tanya Nur pada Raisa.
Raisa hanya menghendikan bahunya pertanda ia tidak tau.
_______________________________________
Next or stop?Silahkan taburkan bintang disekitar sini yah☝☝
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Gantengku (TERBIT)
Roman pour AdolescentsOpen Pre-Order Novel Ustadz Gantengku 🌼(20-27 September 2021) Di Shopee: @DovelineStore Di Instagram: @Zia_ashadiya08 Di Instagram: @Dovelinepublisher Narahubung: 081290420711 "Satu pilihan yang menentukan masa depanmu, satu pilihan yang mencermink...