* * *
Jam sudah menunjukan pukul 22.03
Tapi Abel tak kunjung tidur, ia masih sibuk mutala'ah kitab jurmiyah.Sementara Azzam masih setia menemaninya di sofa sambil menonton acara kesukaannya.
"Sayang, udah yuk tidur!"
"Sebentar kak, dikit lagi."
"Nanti pagi kan masih ada waktu, ayo tidur!"
Dengan paksaan Azzam langsung saja menggendong tubuh Abel, dan membawanya masuk ke dalam kamar.
"Aaww ...." Abel meringis kesakitan ketika Azzam melingkarkan tangannya di pinggang Abel.
"Maaf sayang, kakak lupa," ucap Azzam.
"Sss .... gak papa."
Abel membalikan tubuhnya sehingga menghadap Azzam. "Biar Abel aja yang peluk kakak," ucap Abel di iringi senyuman.
Abel melingkarkan tangannya di perut kekar Azzam. seperti biasanya, ia tak lupa mencium dada agar tidur dengan nyenyak.
* * *
Keesokan harinya Abel sudah bisa beraktivitas kembali, ia telah menyiapkan sarapan spesial untuk Azzam.
Setelah makan, Abel segera berangkat ke Pondok, agar tidak telat seperti kemarin.
* * *
Mungkin karena kejadian kemarin, membuat para Santriyah berubah sikap pada Abel mereka jadi sedikit aneh, membuat Abel tak nyaman.
Ia tak mau berlama-lama di Asrama, Abel segera pergi ke Madrasah menghafal rangkuman kitab Jurmiyah yang akan menjadi tugas ujian hari ini.
* * *
Setelah selesai, biasanya para santri langsung keluar meninggalkan Abel sendiri tapi berbanding terbalik dengan yang sekarang.
Mereka masih duduk manis di bangku, setelah Abel berdiri dan melangkah keluar tiba-tiba mereka meenyusulnya dari belakang.
Azzam sepertinya sudah merancang strategi, ia sengaja melewati ambang pintu Madrasah, begitu Abel keluar Madrasah, Abel langsung menggendeng tangan Azzam di iringi senyuman. Azzam menoleh kepada Santriyah yang bergumul di ambang pintu dengan senyum jahilnya, ia mencium kening Abel lalu segera berlari bersama diringi tawa.
Mereka jalan bergandengan menuju ruangan Azzam, Santri yang melihatnya hanya bisa menelan salivanya. Jomblo bisa apa?
"Gimana ulangan hari ini?"
"Alhamdulillah bisa." Senang Abel.
"Mau langsung pulang?"
"Iya kak, Abel gak betah ada di Asrama."
"Loh kenapa? Biasanya Asrama tempat pelarian kamu."
"Habisnya semua temen aku jadi berubah, masa aku di panggil Ustadzah, kan nyebelin."
Azzam tertawa kecil. "Mungkin karena mereka sekarang udah tau siapa kamu sebenarnya."
"Lagian sih kakak, kenapa pake bongkar semuanya, ini kan lagi ujian, kalo mereka gak konsen gimana?"
"Masih aja mikirin mereka." Azzam memutar bola matanya malas.
Sepanjang jalan menuju mobil, mereka terus mengobrol. Tak memperdulikan keadaan.
* * *
"Sayang, sini duduk kakak mau bicara!" Azzam menepuk sofa di sebelahnya.
"Mau bicara apa?"
sambil duduk Abel bertanya.
"Kamu udah hafalin nadzom imriti?" tanya Azzam, tangannya melingkar di pinggang Abel.
"Udah."
"Besok adalah hari terkahir ulangan, habis itu bisa di katakan lulus, hanya 3 santri yang mendapat peringkat sebagai apresiasi atas belajarnya selama mondok, semua di kasih piagam tapi Santri yang mempunyai peringkat, piagam nya beda dari yang lain."
"Kakak doain Abel supaya Abel bisa yah?"
"Nama kamu tak pernah terlewat dalam setiap doa-doa kakak.""Daaan, kamu juga tau?"
Abel menoleh menatap Azzam.
"Besok hari apa?"
"Hari kamis."
"Besok hari kamis adalah hari yang paling istimewa, dimana perjanjian yang kita jalani sampai saat ini akan segera berakhir, kamu akan jadi milik kakak sepenuhnya." Azzam berbisik ketika mengucapkan 6 kata terkahir.
Abel mengigit bibir bawahnya, matanya sedikit berkaca-kaca. 'Kok aku ngeri sendiri yah,' batin Abel.
____________________________________Maaf aku kelupaan next cerita ini. Jadi di buat nunggu deh. Maaf sekali lagi yah🙏🙏🙏
Coment sama vote jangan lupa! Karena itu sangat berharga😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Gantengku (TERBIT)
Ficção AdolescenteOpen Pre-Order Novel Ustadz Gantengku 🌼(20-27 September 2021) Di Shopee: @DovelineStore Di Instagram: @Zia_ashadiya08 Di Instagram: @Dovelinepublisher Narahubung: 081290420711 "Satu pilihan yang menentukan masa depanmu, satu pilihan yang mencermink...