14. Apa Alasannya?

2.6K 450 125
                                    

Saga membasahi bibirnya, menarik simpul dasi yang tiba-tiba terasa menggerahkan. Jangan tanya detak jantungnya yang sudah tak karuan. Saga gugup bahkan seumur hidupnya tak pernah merasa segugup ini.

"Buruan nyalain!" Nolla yang sedari tadi memperhatikan berujar gemas. Tangannya yang dilipat di dada sudah sangat memvisualkan seorang ditkator kejam.

"Gue gugup, Tan," jawab Saga seraya mengusap keringat di dahi dengan dasinya.

"Lo tinggal nembak apa susahnya sih?"

Saga menatap Nolla sinis, apa susahnya? Jelas susah, tanya saja pada semua cowok. Menyatakan perasaan bukanlah sesuatu yang sesederhana itu.

"Ini satu sekolahan dengar." Kurang menantang adrenali bagaimana ini?

"Tapi kan lo nggak berhadapan sama mereka."

Saga memilih diam, berdiskusi dengan Nolla memang tak akan membantu mengurangi kegugupannya.

"Lagian ini kan bohongan. Kenapa harus ribet banget gitu sih?"

Saga menggaruk-garuk permuakaam meja. Sekali pun ini hanya bohongan karena demi menyelamatkan nama sang Kakek yang tercemar, ttap saja bukan hal mudah untuk Saga lakukan.

"Lo belum pernah nembak cewek ya?" tanyanya dengan mata memicing.

"Gila lo! Udah punya KTP pacaran aja nggak pernah!" cemoohnya

"Apaan sih."

"Oh gue inget, apa lo masih ngarepin si Cinta Pertama lo yang udah beda alam itu?"

"Sembarangan! Dia masih hidup," semprot Saga yang tak terima dengan kalimat melantur Nolla.

"Beda alam, dia di alam bahagia bersama orang baru dan lo di alam menderita bersama kasih sepihak lo," Nolla merincikan maksudnya kemudian tertawa senang.

Saga mendengus kesal, ia pun memilih membenarkan posisi mikrofon di depannya.

"Gini aja deh, Ga. Lo kan katanya dulu udah mau nembak si cewek cinta pertama itu, cuman nggak jadi. Pastinya udah nyiapin kata-kata dong? Daripada selamanya enggak pernah terungkap mending sekarang lo pake aja," sarannya yang benar-benar tak sedikit pun menilik kondisi pihak Saga.

"Tan, ini tuh nggak sesimpel itu--" mata Saga membelalak begitu tanpa konfirmasi Nolla menekan tombol on. Saga memberi pesan tanpa suara bahwa dirinya belum siap dan Nolla terlihat bodo amat. Suara Krasak-krusuk dari speaker tak mungkin membuat Saga mematikannya kembali, orang sudah terlanjur mendengar.

"Tes ... tes...."

Nola mencibir tanpa suara, Sag pikir ini sound system dangdutan yang harus pakai tas-tes segala?

"Sorry semuanya, ganggu istirahat kalian. Gue Saga."

Saga menjauhkan wajahnya, menarik napas begitu panjang, dan mempersiapkan mental sebaja mungkin.

"Buat Kikan, kelas 11 MIA 4," lanjutnya kemudian menjauhkan wajahnya kembali dan melakukan hal seperti sebelumnya.

"Euu...."

Nolla mengangkat tangannya siap memukul jika saja Saga masih membuang-buang waktu seperti itu.

"Gue suka sama lo, be my girlfriend," ucap Saga cepat yang langsung diakhiri dengan menekan tombol off.

Saga menangkup wajahnya yang memerah. Ah gila satu sekolahan sudah mendengar pernyataannya.

"Segitu doang?" tanya Nolla dengan tak tahu dirinya. Saga Sudah menahan malu dan dia malah mencemooh.

Bad Person [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang