Halo lagi!!
Semoga kalian suka deh~
Happy reading! ^•^
.
Seorang wanita tua tergopoh-gopoh berjalan ke depan rumah saat suara klakson mobil tedengar.
"Nicholasss!!" serunya riang saat sang cucu menyalami tangan keriputnya usai memarkirkan mobil. "Eyang kangen banget sama kamu. Kamu makin tinggi sekarang."
"Yoi lah Eyang. Makin ganteng nggak?" cengir Nicholas sambil menyibak surai hitamnya.
"Ganteng dong! Cucu Eyang~" kepala si cucu diusap penuh sayang. "Rambutmu harus dicukur plontos loh. Gondrong gini udah kayak preman."
"Ihh kok dicukur?! Gini bagus tauuu..."
Si Eyang cuma geleng-geleng, kelewat hapal sama cucunya yang punya selera aneh. Meski sebenernya bukan Nicholas yang aneh, tapi Eyang yang nteu paham fashion😁
Jake yang berdiri nggak jauh dari mereka sedari tadi nyimak interaksi antara nenek dan cucunya itu. Agak terharu, gimana bisa cowok belangsakan kayak Nicholas punya nenek penyayang gitu. Kan Jake jadi iri.
"Lohh ada Jake juga!" Eyang me-notice eksistensi Jake. "Sini dong. Peluk Eyang juga~"
"Oh God! Eyang inget I???" raut muka Jake yang tadinya penuh iri dengki berubah riang.
"Inget lahh... Bule ganteng kesayangan Eyang masa dilupain," punggung kokoh Jake diusap. "Dulu masih kecil, masih suka nyeker sambil main futsal di deket empang. Pindah ke Aussie jadi makin ganteng kamu."
"Of course Eyang! Orang said we harus glow up, harus makin handsome. How about Eyang? Eyang health-health saja kan?"
"Eyang sehat, Jake," atensi Eyang sekarang ke kedua anak muda itu. "Ayo masuk dulu kalian."
.
"Nicholas lusa bisa masuk sekolah di sini. Seragamnya udah Eyang siapin kok..." ujar Eyang sambil menghidangkan teh anget dan sepiring singkong goreng.
Sang cucu menghela nafas berat. "Harus banget ya, Eyang?"
"Demi kebaikan kamu, le," Eyang duduk di kursi kayu deket Nikol. "Makanya kalo bapakmu ngomong tu dengerin. Sekolah iku panggon sinau, udu nggo tawuran. Jangan anggap ini hukuman. Kalo kamu sambat terus ya berat."
"Ck! Hukuman apaan nyuruh Nichol pindah sekolah trus melipir ke sini."
Punggung Nicholas yang pegel setelah nyetir berjam-jam dari Jakarta ke Jateng itu disandarin di sandaran kursi. Tangannya dilipet di depan dada, mukanya menekuk sebel bikin tampang premannya muncul. Nicholas nggak suka di desa. Menurut dia, orang-orangnya ngeselin! Apalagi Hanbin tadi. Habis muntah di mobilnya langsung nyelonong pergi gitu aja. Terpaksa dia sama Jake harus ngelap mobilnya pake tisu basah di pinggir jalan.
"Nicholas..." pundak cowok itu ditepuk pelan sama Jake. "Don't be un-semangat like that dong. Can we just nikmatin aja? I like di sini. The udara is feel so adem like so many AC every where! Kan I will temenin you sekolah!!"
"Lohh? Jake mau sekolah di sini juga?" tanya Eyang bingung.
"Yes! Soalnya I nggak mau jadi the only one cogan in my school... I'm not PD, Eyang. Makanya I ikut pindah. Nanti night my asisten will anterin my barang and my surat kepindahan," usai gitu Jake bersimpuh di deket kaki Eyang. Taruh tangannya di kaki Eyang yang tertutup kain jarik. "Shall I tinggal di rumah Eyang until my rumah new selesai dicat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
susah sinyal; nichobin✓
Fanfictionnicholas tau dia bukan cowok baik-baik. tapi stereotip orang tentang dia begitu menyiksa sampai sosok hanbin yang bikin dia naksir membuat nicholas usaha setengah mati untuk melepas stereotip itu.