Sorry tiba-tiba bikin bokep. Gabut.
.
"Mas! Mas dimana?"
Malam itu Hanbin berisik sekali mengitari rumah mereka di Jogja untuk mencari suaminya.
Iya, mereka sekarang sepasang suami-suami karena barusan tadi siang keduanya resmi menikah. Bukan hal yang heboh banget sih mengingat keduanya udah biasa tinggal bareng, khususnya di rumah ini. Rumah yang mereka tempati sejak sama-sama kuliah.
Sementara Hanbin sibuk teriak-teriak, Nicholas di kamar mandi berulang kali ngaca. Sebut aja dia lebay karena nyatanya dia gugup luar biasa.
"Aduh, ini muka gue aneh nggak ya?" Nicholas memegangi rahangnya. Badannya yang topless diamati baik-baik. "Gue nggak bau kan ya?"
"Mas? Mas Nico? Mas di dalem?" Hanbin mengetok pintu kamar mandi di dalam kamar tidur mereka.
"Dalem, Dek? Iya, Mas di sini. Kenapa?"
Hanbin memajukan bibirnya, manyun lucu sekali. "Mas dicariin dari tadi! Kok ndak ngabarin kalo mau mandi?"
Nicholas akhirnya membuka pintu. Wajah mungil suaminya itu ia kecup singkat. "Tadi kan Adek masih sibuk foto-foto pake jas sama ngebukain kado di ruang tamu, makanya mas mandi. Adek nggak mau mandi, hm? Nggak gerah?"
Kedua tangan Hanbin terentang. "Adek mau digendong lagi kayak tadi pas resepsi." Hanbin masih mengenakan jas putih dengan aksen bunga mawar pink di saku jasnya. Gemes banget, cocok dengan rona pipinya hari itu.
"Sini."
Hap! Hanbin berhasil lompat ke tubuh kekar Nicholas yang belum juga memakai atasan.
"Mandiin, Mas."
"Eh?" Nicholas nyaris tersedak. "Adek mau dimandiin?"
Ini nggak tau Nicholas-nya yang kesenengan atau gimana tapi Nicholas berpikir bahwa si cantik tengah menggodanya.
Tapi kan Hanbin polos...
"Adek males mandi. Mau dimandiin sama Mas, mau punggungnya digosok-gosok sama Mas!"
Nicholas mana bisa nolak kalo Hanbin udah mendusal manja di lehernya sambil merengek begitu.
"Jasnya dibuka dulu yaa." Nicholas dengan telaten melucuti jas dan kemeja Hanbin, berikut celananya. "Adek suka pake blazer, hm? Nanti Mas beliin yang banyak buat Adek ke sekolah."
Hanbin masih menjadi guru di salah satu SD swasta terkenal di kota mereka, sedangkan Nicholas menjadi pelatih dance di studio besar. Hanbin mengangguk dengan senyumnya. "Suka tapi ndak usah beli banyak-banyak, pake bazernya sesekali aja."
"Blazer, sayang."
"Iya, itu!"
Tawa Nicholas lenyap, berganti gumaman kagum melihat tubuh mulus suami cantiknya. Meski keduanya udah lama satu rumah, Hanbin belum pernah menunjukkan tubuhnya pada dia karena Hanbin itu sopan santun banget. Beda sama Nicholas yang kadang nggak pake baju.
Tubuh Hanbin mulus, bersih, putih, dengan puting kecokelatan. Indah banget.
"Ekhem." Tenggorokan Nicholas kering seketika. "Adek mandinya pake air anget ya?"
Hanbin yang sudah melangkah masuk bathtub mencekal tangan Nicholas. "Mas mandi lagi yuk? Temenin Adek."
Mampus.
Nicholas masih belum mau menjebol Hanbin. Alasannya simpel, menurutnya Hanbin itu masih kecil. Harus dilindungi dan dijaga sedemikian rupa. Nicholas nggak akan minta sebelum Hanbin yang minta duluan karena dia nggak mau maksa kesayangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
susah sinyal; nichobin✓
Fanfictionnicholas tau dia bukan cowok baik-baik. tapi stereotip orang tentang dia begitu menyiksa sampai sosok hanbin yang bikin dia naksir membuat nicholas usaha setengah mati untuk melepas stereotip itu.