🍃 3 - Capucinno

342 58 32
                                    

🌸
___________________________

🍁


Capucinno


🍁
_____________________


"Bagaimana kemarin?" tanya Hyunjin di sela kunyahan batagornya. Changbin melirik sekilas lalu kembali menyeruput cappucinno bubble-nya.

"Lumayan lancar, kulihat mereka beberapa kali berbincang," jawabnya masih sibuk mencari boba di dalam cup.

"Bagaimana denganmu?"

Kali ini Changbin menoleh. "Aku?" Ia menunjuk dirinya sendiri bingung. Hyunjin mengangguk.

"Iya, kau, Seo Changbin."

"Memangnya aku kenapa?"

Hyunjin berdecak malas. "Bagaimana perkembanganmu, kau sudah move on dari Lia? Apa Lixy menarik perhatianmu?"

"Maksudmu?" tanya Changbin tak mengerti. Tapi kemudian matanya membelalak, refleks ia berdiri membuat Hyunjin kaget.

"Yak! Kau kenapa?" tanya Hyunjin heran.

"Kau---kau sengaja menyuruhku berkencan dengan Lixy agar aku move on dari Lia?" tanya Changbin tak percaya.

Hyunjin menggedikan bahu sambil tersenyum remeh. Reaksi Changbin terlalu berlebihan menurutnya.

"Bukan untuk memperbaiki hubungan Minho dan Hana?" tanya Changbin lagi. Memastikan.

"Tentu saja itu juga tujuanku. Bukankah ini yang dibilang 'menyelam sambil minum air'?" Hyunjin berujar bangga dengan alis naik turun yang sukses menyulut emosi Changbin.

"Kalau kau menyelam sambil minum air, kau akan tersedak lalu tenggelam dan mati di lautan!" Changbin mulai sewot.

Tak habis pikir kalau Hyunjin bisa selicik itu. Memanfaatkan Choi Lixy dengan dalih untuk memperbaiki hubungan Minho dan Hana, yang ternyata justru tujuan utamanya adalah membuat dirinya move on dari Lia.

"Ck---maksudku, kita hanya mengambil satu tindakan to solve two problems, bukankah itu terdengar lebih baik." Hyunjin membela diri.

"Idemu memang tidak pernah ada yang waras satupun!" sahut Changbin kesal.

Pemuda dark itu kembali menyedot minumannya dengan rakus sampai habis. Ia menoleh mendapati ponselnya yang bergetar di meja, menandakan ada notifikasi chat masuk. Malas, diambilnya benda persegi itu. Sempat tertegun sebentar, ia kembali menyimpan ponselnya di meja tak berniat membuka apa lagi membalas pesan dari si pengirim. Ia tahu siapa yang mengirim chat tersebut saat melihat pop up chatnya tadi.

"Dari siapa?" tanya Hyunjin. Biasanya ponsel Changbin tak pernah berbunyi jika pemuda itu sedang bersamanya.

Bayangkan saja, yang sering menghubungi Changbin selama ini hanya Hyunjin dan Lia.

Saat ini Changbin sedang bersama dirinya. Lalu Lia? Sudah lama gadis itu tidak menghubungi Changbin. Toh mereka sudah putus mana mungkin Lia menghubungi Changbin duluan.

Tidak mungkin juga itu Minho. Pemuda berhidung mancung itu hanya menjadikan ponsel layaknya benda pajangan. Tak pernah ia gunakan untuk menghubungi temannya duluan. Fungsi ponsel Minho hanya satu, untuk berkomunikasi dengan Hana.

Itu sebabnya saat ini, Minho jarang memegang ponselnya karena, ya---dia tahu, Hana tidak mungkin menghubunginya 'kan?

"Bukan siapa-siapa," balas Changbin.



"Choi Lixy, jelaskan padaku!" Hana menarik kursi kasar di samping Lixy sementara Lixy masih sibuk dengan ponselnya.

Dear Mantan [ Minsung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang