🍃 29 - Denganmu

512 57 7
                                    

🌸
___________________________

🍁


Denganmu


🍁
_____________________

Hana menggeleng tak percaya dengan kelakuan pemuda di hadapannya. Kemarin Hana hanya memberi tahunya bahwa Lixy hampir menyukai semua jenis bunga dan lihatlah Changbin saat ini, mengajaknya berkeliling dan beberapa kali menanyakan apakah ada jenis bunga yang tidak dijual ditoko ini, lalu pelayannya menjawab bahwa toko ini hampir mempunyai semua jenis bunga. Dan tahu apa yang pemuda Seo itu katakan?

"Aku akan membeli semua bunga yang ada di sini---" Sebelum itu semua terjadi, Hana lebih dulu menarik Changbin ke luar toko, tak lupa meminta maaf ke pada pelayan toko tersebut.

"Kau ini mau menyatakan cinta apa mau membangun toko bunga, sih?" tanya Hana heran.

"Aku mau menyatakan cinta, bukankah kau sendiri yang bilang kalau Lixy menyukai semua jenis bunga?"

Astaga Seo Changbin!

Hana memijit pelipisnya pening. "Kalau kau membeli bunga sebanyak ini jatuhnya malah jadi pamer bukan romantis."

"Lalu bagaimana?"

"Kenapa bertanya padaku?"

"Aku mengajakmu kemari bukan tanpa alasan, Ji Hana."

"Ya ya ya," jawab Hana malas. "Kalau begitu dengarkan saran dariku dengan baik. Ingat? Aku ini sahabat Lixy, jelas aku lebih tahu seleranya seperti apa."

Changbin hanya bisa mengangguk. Ingin romantis kenapa harus seribet ini sih---batinnya frustasi.

Ini baru perkara bunga, belunm lagi surat cinta dan dekorasi balon. Astaga, benar-benar merepotkan. Karena itulah Changbin tidak suka hal-hal romantis.

Setelah memesan bunga sesuai perintah Hana, kini mereka beralih ke kafe milik paman Changbin. Melihat ruangan yang akan didekor sedemikian rupa. Sudah ada banyak balon di sana, beruntung Hana hanya tinggal memasangnya tanpa perlu meniup balon-balon tersebut lebih dulu.

Hari masih sore, jadi Hana punya banyak waktu untuk pekerjaannya ini. Rencananya Changbin memang akan menyatakan cintanya nanti malam tepat di tanggal yang sama saat mereka pacaran dulu.

Manis sekali---batin Hana iri.

Beruntungnya Lixy disukai oleh seseorang seperti Changbin yang akan melakukan apapun demi gadis yang ia sukai. Hana tersenyum tipis mengingat bagaimana dulu ia memulai hubungan dengan Lee Minho yang tidak ada unsur romantisnya sama sekali. Andai Minho bisa seromantis ini ...

Hana menggelengkan kepala mengusir segala angan-angannya tentang sang pacar lalu mulai mengerjakan tugasnya sebagai tukang dekor dadakan---sebelum ia mengingat sesuatu dan beralih pada si pemuda Seo.

"Changbin?" Merasa dipanggil, Changbin menoleh.

"Ya?"

"Rahasia apa yang disembunyikan Minho dariku? Ceritakan padaku sekarang!"



Lixy hampir saja terlelap saat tiba-tiba ponselnya berbunyi membuatnya kembali membuka nama.

Ia berdecak malas dan berniat memarahi Ji Hana jika alasan gadis itu menelponnya hanya karena gabut dan susah tidur.

"Aku akan membunuhmu jika kau menelponku hanya karena bosan, Ji Hana!" umpatnya tepat saat panggilan tersambung.

"Lixy ..." Suara serak Hana membuat gadis itu membuka mata seketika. Ia bangun, mendudukan tubuh hingga bersandar di head bed.

"Hana! Kau kenapa?" Sontak gadis itu diserang panik dadakan saat mendengar suara serak Hana juga isakan kecilnya.

Dear Mantan [ Minsung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang