🍃 17 - Soda VS Soju

293 42 0
                                    

🌸
___________________________

🍁


Soda VS Soju


🍁
_____________________


"Kita harus menyusul anak sialan ini!" Changbin masih belum mengerti ucapan Hyunjin.

"Tetap ajak dia bicara. Jangan sampai panggilannya terputus!" perintah Hyunjin. "Aku harus menemui Yena dulu." Ia berbalik menghampiri Yena yang sebentar lagi akan meniup lilin ulang tahunnya.

"Sayang!" Pemuda bermata sipit itu mendekat. "Teman-temanmu sudah datang?" tanyanya. Yena menggeleng.

"Ada beberapa yang belum datang. Bagaimana dengan teman-temanmu yang kuundang, mereka sudah datang semua 'kan?"

Hyunjin tampak bingung merangkai kata. Sampai akhirnya Yena mendekat meraih tangan pemuda itu lalu mengusapnya pelan.

"Kenapa?" tanyanya. Hyunjin tersenyum membalas genggaman. Sebelah tangannya terangkat merapikan rambut Yena dengan lembut.

"Minho belum datang, aku rasa ada masalah. Kalau aku pulang lebih awal bagaimana?" tanya Hyunjin ragu.

"Aku bahkan belum meniup lilin ulang tahunku." Wajah murung Yena membuat Hyunjin merasa galau. Ia bingung antara tetap berada di sini atau menemui sahabatnya.

"Aku tidak akan lama. Acaramu masih sekitar satu jam lagi. Aku akan kembali dalam satu jam."

Yena melepaskan genggaman tangannya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain, memutuskan kontak mata dengan pemuda Hwang itu. "Jika maumu begitu, aku bisa apa?"

"Kau marah?" Yena tidak menjawab. Hyunjin menyentuh dagu gadis itu membuat tatapan mereka kembali beradu.

"Kau marah padaku?" tanyanya lagi. Yena masih enggan menjawab.

"Minho---aku dan Changbin mengkhawatirkan keadaannya. Dia membutuhkan kami saat ini."

"Baiklah." Yena tidak ingin Hyunjin pergi namun ia juga tidak bisa menahannya tetap di sini.

Hyunjin menariknya ke dalam pelukan. "Maafkan aku, tapi temanku benar-benar membutuhkanku saat ini." Yena mengangguk.

"Pergilah."

Hyunjin melepaskan pelukan. Menatap lekat gadis di hadapannya. Ia tidak punya pilihan saat ini. Di satu sisi ingin berada di sini merayakan bertambahnya umur sang kekasih. Namun di sisi lain ia khawatir kepada sahabat bodohnya. Walau bagaimanapun Minho juga pasti sedang membutuhkan kehadirannya.

Hyunjin mendekatkan wajahnya lalu mengecup lembut kening Yena.

"Maafkan aku."

Yena kembali mengangguk. Tatapan Hyunjin beralih ke bibir tipis itu lalu mengecupnya singkat.

"Selamata ulang tahun, Sayang," bisiknya.

"Terima kasih."

Hyunjin berbalik, melangkah pergi meninggalkan keramaian pesta untuk menemui Minho.



Setelah setengah jam lebih melewati perjalanan dengan Changbin yang menyetir mobil seperti orang gila, mereka sampai di tepi sungai.

Di sana sudah ada Minho yang duduk termangu dengan sebotol soda di tangan.

"Yak! Kau sedang apa di sini?" Hyunjin berlari menghampiri disusul Changbin yang ikut berlari di belakang.

Minho menoleh lalu tersenyum. Sudah ia duga, mereka pasti akan datang. Karena itulah ia enggan memberitahu keberadaannya kepada dua sahabatnya ini. Tapi Hyunjin tetap memaksa menyuruhnya memberitahu padahal tanpa Minho beritahupun mereka pasti tahu di mana ia berada.

Dear Mantan [ Minsung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang