🌸
___________________________🍁
•
•
❇Galau❇
•
•
🍁
_____________________
Changbin mencebik, sedangkan Hyunjin menatap tanpa minat, melihat Minho yang berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya seperti setrikaan."Jadi, kau menyuruh kami datang ke sini hanya untuk melihatmu latihan berjalan ala model on the catwalk?" Changbin mengeluarkan kekesalannya yang sudah ia tahan sejak satu jam yang lalu.
"Setelah lengser dari ketua OSIS dia memang akan melanjutkan karir menjadi model seperti Kaho," cibir Hyunjin.
Ia membuka ponsel, saat ini chat dari Yena lebih menyenangkan dari sekedar melihat Minho berjalan ke sana ke mari tak jelas.
"Yak Hwang Hyunjin! Kau 'kan sudah janji akan mengajariku cara menyatakan cinta jika aku sudah menjauhi Nayeon!" protes Minho.
Hyunjin mendongak dengan tatapan polos. "Aku tidak pernah berjanji."
"Yak! Aku serius!"
"Aku dua rius."
Minho sudah siap menimpuk Hyunjin dengan bantal di tangannya jika saja Hyunjin tidak buru-buru bicara.
"Baiklah-baiklah, aku akan mengajarimu!"
"Lagi pula apa susahnya menyatakan cinta? Hana saja bisa dengan mudah mengatakannya ke padamu, kenapa kau tidak?" celetuk Changbin.
Minho bergeming. Ingin mengumpat namun ia tahan. Changbin itu lebih waras dari Hyunjin, tapi kadang ucapannya membuat Minho ingin mengumpat pemuda itu, mengutuknya dengan segala sumpah serapah.
'Dasar pendek!' umpatnya dalam hati.
Dulu Hyunjin selalu bilang, jika ingin membuat wanita jatuh cinta padamu maka buatlah wanita itu selalu tertawa. Tapi Minho tidak bisa, karena setiap kali Hana tertawa justru dia lah yang semakin cinta.
Jika begitu, lalu apa yang harus Minho lakukan sekarang? Ia berada di jalan buntu. Ingin kembali bersama Hana, tapi tak tahu bagaimana cara untuk membuat gadis itu mencintainya.
Ingin melupakan Hana, itu sama saja dengan bunuh diri. Hana bagaikan oksigen, Minho sekarat tanpa gadis itu.
Namun, di sisi lain ia tidak ingin menjalani hubungan yang membuat salahsatunya tidak nyaman, seperti kemarin. Minho merasa baik-baik saja berpacaran dengan Hana, tapi gadis itu tidak. Ia hanya berpura-pura bahagia di depan Minho, dan itu membuat Minho sakit.
"Kalian tidak mengerti perasaanku," katanya. Pemuda berhidung mancung itu duduk di tepi ranjang dengan raut muka menyedihkan, membuat Changbin memalingkan muka dan Hyunjin ingin muntah seketika.
"Yak Hwang Hyunjin!" panggil Changbin, yang dipanggil menoleh.
"Apa aku semenyedihkan itu saat putus dengan Lia dulu?" tanya Changbin sambil menunjuk Minho dengan dagu.
Hyunjin dengan sigap mengangguk, yakin.
"Sebelas dua belas. Kalian seperti kembar dempet dalam masalah cinta!" jawab Hyunjin.
"Ah, memalukan sekali." Changbin meringis mengingatnya. Kenapa ia harus semenyedihkan itu hanya karena seorang gadis.
Sementara Hyunjin malah tertawa puas lalu beralih melihat Minho yang masih terdiam dengan tatapan kosong.
"Ck, apa kau memikirkan kedekatan Hana dan Seungmin yang semakin hari semakin menempel?" tanya Hyunjin. Minho tersentak lalu mengerjap.
"Ba-bagaimana kau tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan [ Minsung ]
Teen Fictionft. SKZ pair Book kedua dari 'Gara-gara Game' silahkan baca book sebelah terlebih dahulu. Tentang Ji Hana yang kalah bermain game dan berakhir dengan memacari Lee Minho, manusia galak yang tak pernah Hana hiraukan eksistensinya. Namun siapa sangka d...