🍃 8 - UKS

330 48 28
                                    

🌸
___________________________

🍁


UKS


🍁
_____________________
Khusus 14 Februari double up maybe triple up :)

Selamat hari kasih sayang

Aku sayang kalian :)
_________________________


Hana termenung sendirian di balkon kamarnya. Rasanya baru tadi siang ia melihat Minho, tapi saat ini ia begitu rindu pada pemuda galak itu.

"Dia benar-benar tidak peduli ternyata," gumamnya.

Semilir angin malam menerbangkan helaian rambutnya pelan. Rasa dingin menembus kulit yang hanya tertutupi kaus tipis. Hana tersenyum kecut, mendongakan kepala agar air mata yang sudah menggumpal di pelupuk mata tidak jatuh. Namun sekuat apapun ia menahan perasaannya, kaca-kaca bening di matanya tetap saja pecah lalu mengalir air asin yang menganak sungai di pipi bulat itu.

Ia sakit. Hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian tadi siang. Ia melihat Minho dan Nayeon begitu dekat, bahkan Minho diam saja ketika Nayeon melap keringat di wajahnya setelah latihan basket.

Hana mulai berpikir. Apa dulu saat mereka masih berpacaran, Nayeon melakukannya ketika Hana tidak menemani Minho latihan, lalu Nayeon datang sebagai penggantinya, begitu?

Jika iya, bukankah Nayeon begitu serakah? Dulu ia merebut Jaemin dari Hana, dan sekarang ia juga akan mengambil Minho, meskipun kini pemuda itu hanya mantan Hana?

Keterlaluan!

Hana mengepalkan tangan kuat, menyalurkan amarahnya. Menghapus jejak air mata di pipinya dengan kasar.

"Takkan kubiarkan kau mengambil milikku lagi, Kim Nayeon!"

Hana berbalik hendak memasuki kamar, namun langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok seseorang yang terlihat familiar di penglihatannya. Orang tersebut sedang berjalan menjauh dari rumahnya. Hana menggelengkan kepala sambil tertawa kecil.

"Bodoh! Apa aku terlalu merindukannya hingga terus membayangkannya? Hahaha... jangan bodoh Ji Hana! Mana mungkin dia datang menemuimu malam malam begini!"

Hana melanjutkan langkahnya memasuki kamar.

Sementara di pinggir jalan dengan lampu yang temaram, tak jauh dari rumah Hana. Seseorang berjalan gontai, lalu mendudukan tubuhnya di salah satu bangku yang terdapat di sana.

Dia adalah Minho. Pemuda berhidung mancung itu baru saja mendatangi rumah Hana, sang mantan kekasih. Ia sendiri tidak tahu kenapa harus datang malam-malam begini.

Jika rindu ia bisa saja menghubungi Hana, tapi sayang rindunya kali ini tidak akan mungkin terobati hanya lewat panggilan suara.

Minho menghela nafas, merasakan dinginnya angin malam sekaligus rasa panas dan sesak di dadanya.

"Dia sedang apa berdiri di luar tengah malam? Memikirkan Jaemin? Cih, menyebalkan!" Ia sewot sendiri. Padahal ia tidak mendengar atau melihat apapun selain wajah Hana yang tengah merenung saja.

Minho membuka ponselnya yang menampilkan wallpaper fotonya dengan Hana.

Tadi sore sepulangnya dari sekolah, ia memeriksa tempat sampah di kamarnya, mencari foto yang ia buang kemarin malam, tapi ternyata tempat sampah itu sudah bersih.

Pembantunya bilang, ia sudah membuang sampah ke depan tadi pagi dan kemungkinan sampah sampah itu sudah diambil oleh tukang sampah komplek.

Minho mengelus foto itu pelan. "Maaf, aku dengan sengaja membuang foto kita. Padahal kau juga sangat menyukai foto itu."

Dear Mantan [ Minsung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang