Kamu bintang aku pena. Kamu baca aku bikin. Aku up kamu dukung.
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ⭐
Wanita berwajah campuran China berperawakan tinggi kurus itu baru saja menyelesaikan mandinya dan mendapati temannya yang sedang membereskan tempat tidur untuk mereka berdua. Dengan pakaian serba pendek, Tasena keluar dari kamar. Lalu meraih seluruh barang-barang pemberian Sugar Daddy nya yang dirinya letakkan disofa ruang tamu dan membawanya masuk kedalam kamar.
“Kau mau mencobanya?” Tanya Lisa ketika melihat Tasena yang membawa masuk semua barang milik wanita itu sendiri.
“Ya,” jawab Tasena singkat sebelum mulai mencoba satu persatu bajunya dan bercermin. Tasena terlihat senang saat melihat betapa indah pantulan diri-Nya dicermin saat mengenakan pakaian-pakaian tersebut.
Melihat Tasena seperti itu diam-diam membuat Lisa mengingat masa lalu, dimana dirinya juga akan senang ketika Ayah nya pulang dinas . Karena ia akan mendapatkan banyak hadiah dari beliau, termasuk nya baju, dan ia akan kesenangan ketika mencobanya satu persatu dan memperlihatkan nya pada kedua orang tuanya—
“Bagaimana?” Tanya Tasena kegirangan yang membuat Lisa tersadar dari lamunannya.
“Bagus,” jawab Lisa jujur.
Tasena mengerutkan alisnya samar, “Tidak, ini tidak bagus, ini terlalu panjang,” protesnya menolak mentah-mentah komentar Lisa. Ia lalu melepaskan pakaian yang batasannya dibawah dengkul itu dan memasukkannya kembali kedalam tas seperti sebelumnya.
“Jelas-jelas itu bagus.” Lisa mengamati Tasena yang sedang memakai pakaian yang lain.
“Modelnya memang bagus.” Tasena menyetujui sambil membenarkan posisi baju pada pundaknya. “Tapi terlalu panjang—aku tidak suka. Um, mungkin aku akan coba memotongnya menjadi lebih pendek nanti.”
Lisa tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala kecil sebelum tiba-tiba kejadian tidak mengenakan tadi terlintas begitu saja dibenak nya, “Aku akan mengganti uang mu yang tadi.”
Tasena diam melihat Lisa dari cermin didepannya. “Tidak perlu.” Ia pun lanjut mengamati fisik dirinya sendiri dari pantulan cermin.
“Tidak apa, tetap akan aku lunasi.”
Tasena berbalik, lalu duduk disebelah temannya itu. “Aku ini temanmu.” Ia merangkul bahu Lisa. “Jika kau butuh bantuan ... Harusnya kau menghubungi ku ... Aku akan siap membantu.”
Lisa tersenyum, memainkan kecil sisi-sisi ranjang yang di cengkram nya.
“Kau dan aku itu sama,” Kata Tasena tiba-tiba sambil menatap Lisa dari cermin. “Orang tuamu tidak ada begitupun dengan orang tuaku—“
“Tasena, kau tidak boleh seperti itu,” tegur Lisa cepat.
Tasena tersenyum, Lisa melihatnya dari pantulan cermin didepannya. “Tapi aku tidak merasakan mereka hidup ... “
Lisa diam, menatap cermin dengan perasaan ambigu. Ia pribadi tidak berani menyangkal ini, mengingat jika Tasena juga merupakan orang yang lebih tua darinya. Dan mengenai orang tua Tasena, sebenarnya mereka masih hidup tapi tidak dianggap ada, dan itu karena Tasena sendiri tidak pernah mendapatkan kasih sayang lagi semenjak kedua orang tuanya itu bercerai.
Tasena menjauhkan diri, beranjak bangkit, lalu membereskan seluruh pakaiannya dengan cara memasukkan kembali semuanya kedalam tas seperti semula.
“Kau mau kemana?”
“Tidak ke mana-mana.” Tasena mengulum senyum.Tak kerasa 2 jam telah berlalu, dan sekarang jarum jam menunjukkan pukul 10 malam. Lisa sendiri saat ini sedang siap-siap tidur, sedangkan Tasena masih di balkon rumah, teleponan dengan Sugar Daddy. Sugar Daddy gadis itu sendiri bukan Sugar Daddy yang kemarin, karena Tasena pernah mengatakan jika Sugar Daddy nya hanya akan menghubungi nya jika ingin bertemu saja dan itu sering terjadi ketika Sugar Daddy gadis itu ada keperluan saja. Semacam jika ada bisnis dan mereka kesepian, maka Tasena akan diminta untuk bertemu lalu bercengkrama bersama untuk menghilangkan rasa sepi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY Bukan ❌ 18+ ❌ (Lisa Sehun) TAMAT
FanfictionAplikasi Sugar Daddy di android milik keduanya mempertemukan mereka di restoran Bangkok, Thailand. Memiliki niatan yang awalnya sama-sama memanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi dan sebatas berinteraksi itu membuat keduanya saling antusias satu sama la...