BAB 4

2.5K 261 10
                                    

Kamu bintang aku pena. Kamu baca aku bikin. Aku up kamu dukung.

ʝαηgαη ℓυρα νσтє ⭐

Dari pertama kali sampai, wajah itu sudah aneh, bahkan risih.

“Kau benar-benar akan bekerja ditempat seperti ini, Lis?” May berbisik pada Lisa yang kini berada disebelahnya. Lalu beralih melihat sekitar dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Sudahlah, ikuti Tasena saja dulu, mungkin ini hanya jalan untuk sampai disana,” bisik Lisa membalas, mencoba menenangkan temannya dan juga dirinya walau didalam lubuk hati yang paling dalam perasaan nya sekarang sedang sangat tidak karuan. Ditambah pemandangan tak senonoh para wanita yang dalam pandangannya sebagai ‘pelacur’ itu semakin memperkeruh pikirannya.

“Ayo!” Ajak Tasena yang anehnya riang pada kedua temannya dan mulai menelusuri distrik itu.  “Tempat nya sendiri tak jauh dari sini,” katanya memberitahu untuk sekadar basa-basi.

“Tasena,” panggil May tiba-tiba yang membuat pemilik nama langsung melihat kepadanya. “Apa ini tempat tinggal mu?” Walau pertanyaannya sangat tidak menggambarkan persahabatan tapi wajahnya sangat polos, yang mampu membuat dua temannya itu langsung terbahak-bahak di tengah keadaan panas karena pemandangan disekitar mereka.

Mereka saat ini menelusuri Distrik yang penuh dengan wanita berpakaian minim—bukan minim lagi, melainkan telanjang dan hanya memakai pakaian dalam saja.

May dan Lisa sontak menjadi ngeri ketika melihat wanita-wanita seperti itu berada di sekitarnya. Ditambah pemikirannya yang sama-sama perempuan membuatnya malu.

Setelah menelusuri jalanan yang penuh dengan para jalang dan juga wisatawan, akhirnya kini mereka sampai juga. Sampai ditempat yang dimaksud Tasena. Tempat itu sendiri mirip seperti ruko namun berisik, bahkan tepat disebelah mereka, sedang terjadi penawaran atas wisatawan yang akan menyewa jasa para wanita-wanita itu. Mereka rata-rata saling memuji agar disukai.

Oh no! Lisa dan May tidak menyukai itu.

“Ayo masuk.” Tasena masuk lebih dulu kedalam tempat mirip ruko itu yang langsung disusul oleh kedua temannya.

Lebih parah dari kulitnya, nyatanya ruko yang mereka masuki bukanlah sembarangan ruko. Ruko itu sendiri rupanya salah satu tempat penjual minuman sama seperti tempat-tempat yang mereka lalui tadi. Seperti versi matangnya, ruko ini gilanya membuka jasa pelacur sekaligus peralatan pemuas nya.

Lisa dan May menjadi ngeri dan was-was sendiri tapi tidak dengan Tasena. Seolah sudah biasa, wanita berdarah campuran Thailand China itu tetap berjalan dengan tenang menuju ke belakang sana. Yang tentunya membuat Lisa dan May langsung buru-buru menyusulnya karena takut kehilangan jejak.

“Nanti dulu, temanku sedang melakukan tugasnya.” Tasena telah berbalik pada kedua temannya ketika salah satu pekerja yang bekerja disana memberitahu keberadaan temannya yang juga bekerja disana juga.

“Tugas?” May memastikan.

“Apa?”

“Maksudmu tugas memuaskan para pria hidung belang itu?”

Tasena memutar bola matanya malas, lalu duduk di sofa merah yang ada disana , yang rupanya diikuti Lisa dan juga May di sebelah kanan dan kirinya. “Sudah kuduga kalian akan seperti ini jika ku ajak kesini.”

May memasang tampang bertanya pada Lisa namun Lisa balas dengan menaikkan kedua bahunya.

“Kalian terlalu polos dan naif,” Tambah Tasena yang membuat dua temannya paham.

Sembari menunggu sembari mengamati, itulah yang mereka lakukan sampai 2 jam lebih ini. Bahkan ruko yang awalnya masih bisa dilihat celah tempatnya itu sekarang mulai sempit, May bisa melihat nya sendiri ketika melongok ke ruang utama ruko. Ia menarik diri dan melihat Tasena, hendak membuka suara namun sudah keduluan oleh Lisa.

SUGAR DADDY Bukan ❌ 18+ ❌ (Lisa Sehun) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang