BAB 11

1.8K 256 21
                                    

JANGAN LUPA VOTE ⭐


“Kenapa uangnya harus lusa? Aku jadi malas sekarang,” Gerutu Lisa keluar dari kamar dan menjangkau handuk yang biasa dirinya jemur dibalkon rumah sebelum akhirnya masuk kedalam kamar mandi.

Harinya sekarang tak secerah yang ia bayangkan kemarin—kemarin, ia tentu kesenangan karena pertemuan mereka kembali terjadi, dan dirinya sudah mengharapkan sebuah komisi yang sama besarnya seperti pertemuan pertama, tapi rupanya Sehun malah tidak memberinya apa-apa selain makan sore saja.

Lisa keluar dari kamar mandi dengan setelan pakaian atasan warna kuning dan bawahan celana jeans. Ia duduk di meja rias dan make up tipis, menata rambut dan memakai mewangian sebelum akhirnya mengecek makanan di pantry.

Pintu kulkas itu Lisa buka, yang isinya sendiri hampir kosong melompong jika saja makanan sisa semalam dan beberapa bumbu dan juga snake besar yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari itu tidak ada. Bulan lalu isi kulkas sendiri penuh, tapi sekarang malah sudah mengurang banyak sekali, padahal seingatnya ia telah makan dengan porsi normal. Ini yang Lisa takutkan ketika Sehun mengatakan akan mengirimkan uangnya lusa, dimana mulai dari semalam dirinya harus menjaga stok makanan yang sudah minimalis itu dengan sangat hati-hati.

Diraihnya mangkuk berisikan makanan kaeng matsaman dan piring berisikan somtam, lalu meletakkannya nya tak jauh dari kompor sebelum akhirnya mengambil alat masak dan memanaskan kedua makanan tersebut setelah mempersiapkan semuanya. Bahkan makanan itu sisa semalam. Yah... Itu memang bukan hal asing lagi. Semenjak dirinya hidup sebatang kara, makanan apapun itu harus dirinya hargai—tapi sepertinya tidak dengan beberapa minggu belakangan ini, dimana dirinya telah mencoba mengatur makan seperti biasa tapi tidak bisa, yang malah membuatnya terus makan dan terus membeli makanan. Untungnya diawal mendapatkan uang Lisa sudah lebih dulu mempergunakan nya untuk membayar cicilan hutang yang harus ditanggung, yang tentu membuatnya sedikit lega.

Mengenai uang dan bayaran Lisa ingat jika dirinya tidak memberikan sedikit pun uang hasil pertamanya dari Sehun untuk keperluan sekolah—matanya tiba-tiba melebar ketika ingat akan hal itu. Astaga! Apa yang dipikirkannya sampai tidak membayarnya sedikit pun? Paniknya diam menatap dinding dapur di depannya sebelum akhirnya pergi meninggalkan pemasakan dengan linglung dan beralih mengambil piring beserta alat makan yang akan dipergunakan nya sebelum meletakkannya dimeja makan dan kembali fokus pada makanan yang sekiranya sudah pas dan siap untuk diangkat.

Wanita itu memasukan dua menu miliknya tadi kedalam wadah yang baru dan menghidangkan nya dimeja makan dengan wajah yang masih sama yaitu cemas. Ia kemudian mengambil nasi dan kembali duduk di kursi meja makan sebelum mulai bersarapan dengan pelan.

***

‘Jadi aku harus benar-benar memberinya hadiah begitu?—bukan hanya uang saja?’ pikir Sehun setelah membaca artikel tentang Sugar Daddy dan Sugar Baby di ponselnya yang menyatakan jika kebanyakan Sugar Daddy akan memberikan hadiah kepada Sugar Babynya dipertemuan mereka. Ia sendiri tentu sudah tahu mengenai peraturan dan konsekuensi yang akan didapatnya setelah masuk kedalam hubungan seperti ini, tapi ia benar-benar tidak menyangka jika mempraktekkan nya akan sesusah ini. Mengingat jika dirinya bukanlah tipikal pria yang mudah mengetahui kesukaan seorang wanita.

“Tapi uang yang kuberikan juga tidak sedikit,” Celetuknya bergumam sebelum membuka artikel lain dan mendapati informasi yang berbeda dari sebelumnya.

Sehun menurunkan ponsel dari wajahnya sebelum beralih melirik keseluruh sudut ruangan yang ditempatinya. “Jadi aku harus bagaimana? Apa ku tanyakan saja pada Baekhyun?” Ia tiba-tiba menggeleng lalu memosisikan kembali ponsel tadi didepan wajahnya. “Itu ide yang buruk, lebih baik kucari tahu sendiri saja.” 

SUGAR DADDY Bukan ❌ 18+ ❌ (Lisa Sehun) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang