JANGAN LUPA VOTE
Lee Soo-man tampak terheran-heran dan uring-uringan dengan pikirannya, padahal selama ini pekerjaannya tidak ada yang dianggap begitu berat. Dalam balutan umur tua, nyatanya beliau masih bisa mengatur pikirannya yang bercampur umur dengan pekerjaan. Bahkan matanya masih tajam dalam mengamati bisnis dan mengurus comeback artisnya. Baru saja, dirinya mengatur sistem comeback espa, comeback grup yang bisa dibilang rumit karena bercampur kan alur cerita. Cerita tentu ia yang membuatnya. Dan itu sama sekali tidak membuatnya pusing, hanya saja, setelah itu pikirannya memikirkan orang lain dan berakhir putek.
“Kemana sebenarnya anak itu pergi? Di Thailand tidak ada di mana-mana tidak ada,” Keluhnya.
Dering ponsel mengalihkan perhatiannya, membuat Lee Soo-man mengangkatnya saat itu juga dan mendapati nomor ibu Sehun dilayar ponselnya. Langsung saja, ia mengangkat nya.
“Sehun sudah pulang, ayah, kau bilang aku harus memberitahu mu kan jika dia sudah pulang.”
Benar, orang yang menjadi pikirannya bulan-bulan ini adalah Sehun, cucunya. Apakah Soo-man masih menguntit? Tentu saja, selain sebagai cucu, jujur saja beliau juga menganggap Sehun sebagai artisnya. Sama seperti Tiffany yang sudah habis kontrak, nyatanya Soo-man masih memperhatikan wanita itu, ia mengiriminya pesan setiap hari untuk sekedar menanyai kabar, kira-kira seperti itulah cara pria tua ini membangun hubungan baik yang awet dengan orang-orang yang pernah bekerja dengannya. Yang diam-diam ia selipi rasa penuh harap agar wanita itu kembali dan bergabung dengan grup wanita legendaris nya.
Begitupun dengan Sehun, hanya saja bedanya ia lebih ke selalu ada dan menjadi sosok mengesalkan bagi cucunya itu, namun percayalah jika semua itu ia lakukan agar Sehun tidak melupakan sosoknya dan mengingat jika LSM miliknya itu akan diwariskan pada sang cucu nanti. Maka dari itu ia menjadi bayang-bayang, mencoba menyadarkan Sehun agar berpikir jika cucunya juga harus mengurus dan memberikan yang terbaik untuk LSM. Karena dimasa depan nanti perusahaan hiburan nya itu pasti akan jatuh ditangan Sehun. Jika belum bisa memimpinnya, setidaknya stay dan selalu ada untuk LSM.
Sehun menghela nafas gerah. “Tapi aku benar-benar tidak tertarik dengan perusahaan mu, kakek.” Sekarang ini ia dan Soo-man sedang duduk bersama di antara meja yang disediakan di tengah-tengah taman rumah.
Ini bukanlah rumah Sehun melainkan rumah Soo-man, ia rasa ia harus kesini untuk mengunjungi orang tuanya. Ia berani berkunjung karena yakin jika sang kakek pasti tidak ada dirumah karena bekerja tapi tak disangkanya ketika dirinya akan pulang sang kakek malah muncul dan belari memeluknya. Sehun bukannya tidak suka dengan kehangatan yang kakeknya ciptakan, hanya saja jika sudah bertemu, pasti omongan pria tua itu tidak akan jauh-jauh dari masa depan dan perannya yang seolah sangat penting sebagai keluarga terutama untuk LSM. Dan itu membuatnya muak.
Ya, Lee Soo-man sendiri rupanya telah mengungkapkan pikirannya pada Sehun.
“Jika bukan kau yang mewarisinya lalu siapa lagi?”
Sehun mengarahkan pandangannya keatas, kakeknya benar-benar pantang mundur. “Warisan itu istilah harta milik orang yang sudah meninggal, dan sekarang kau masih hidup, untuk apa kau memikirkan hal itu?”
Soo-man menghela nafas sabar. “Umur tidak ada yang tahu, Sehun, bisa saja setelah berbincang denganmu nanti nafasku sudah pisah dengan raganya.”
Sehun melirik sang kakek. “Jangan menakut-nakuti.”
“Aku tidak menakut-nakuti, tapi memang benar jika hidup itu tidak ada yang tahu. Bisa saja hari ini aku mati lalu besoknya kau mengurus perusahaan ku, kau mengurus comeback artis-artis ku, kau mengurus comeback espa yang kau cibir rumit itu, bagaimana nasibmu nanti?” Sehun benar-benar kalah telak. “Maka dari kau harus bergabung dengan LSM, jika kau belum bisa mempimpin nya setidaknya kau berikan yang terbaik untuk perusahaan yang akan menjadi milikmu itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY Bukan ❌ 18+ ❌ (Lisa Sehun) TAMAT
FanfictionAplikasi Sugar Daddy di android milik keduanya mempertemukan mereka di restoran Bangkok, Thailand. Memiliki niatan yang awalnya sama-sama memanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi dan sebatas berinteraksi itu membuat keduanya saling antusias satu sama la...