BAB 12

1.7K 226 42
                                    

ⒿⒶⓃⒼⒶⓃ ⓁⓊⓅⒶ ⓋⓄⓉⒺ ⭐

Suara percikan air itu menemani wajah pucat Lisa yang termenung menatap was-was kamar didepannya. Tiba-tiba ia mengigit jari kuku-kukunya kecil dengan mata yang sudah sedari tadi terjaga. Jantungnya berdegup kencang dengan suhu tubuh yang sudah panas dan berkeringat, padahal dirinya baru saja mandi, tapi sudah kepanasan saja. Ini aneh, harusnya kipas angin yang mengarah padanya itu menyejukkan nya bukan malah membuatnya gerah.

‘Aku harus apa sekarang? Apa aku harus mengusirnya?’ Lisa menoleh kebelakang, lebih tepatnya ke kamar mandi dekat pantry yang sedang Sehun gunakan untuk mandi.

Setelah dirinya keluar selesai mandi tiba-tiba Sehun meminta izin untuk menggunakan kamar mandinya karena ingin mandi sore. Dengan alasan tidak nyaman dengan tubuhnya yang sudah berkeringat karena ngebut tadi. Ini masuk akal, mengingat sebelumnya Lisa juga banyak berkeringat ketika akan mandi. Ia tentu tidak bodoh dengan memberikan kamar mandi kamarnya pada Sehun, untungnya ada kamar mandi tamu. Tapi masalahnya dirumah besar itu hanya tertinggal mereka berdua. Lisa menunduk.

Deru nafas itu membuyarkan aliran air shower yang hendak akan mengguyur bibirnya. Matanya yang biasa tajam kini sayu, beberapa kali harus terpaksa memejam ketika air melewati matanya. Selain itu, pikirannya juga sedang pusing dengan semuanya. Jujur ia tidak nyaman, ia juga memikirkan keselamatan Lisa mengenai aksi kakeknya yang sepertinya akan tetap berlanjut sampai kapanpun. Sehun memikirkan privasi pemilik rumah. Bagaimana pun juga tidak seharusnya gadis itu masuk kedalam pengamatan sang kakek, mengingat jika yang pria tua itu inginkan adalah dirinya bukan Lisa. Tapi jika tidak bertemu, hubungan ini bagaimana?—ah, apa diakhiri secepatnya saja? Sehun melirik sekitar. Dilihat dari manapun keluarga Lisa tidak seperti orang yang teramat miskin.

Lisa mengeluh dalam hati. ‘Kenapa aku membiarkan nya mandi disini? Bagaimana kalau rupanya dia bukan pria baik?’ ia memeluk erat tubuhnya sendiri. ‘Ya Tuhan... Kenapa aku bisa lupa dengan pesan ibu?...’

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Sehun yang sudah memakai kembali setelan pakaian sebelumnya dengan rambut yang meneteskan banyak air dilantai. “Terima kasih atas kamar mandinya.”

Lisa tersentak, lamunannya hilang dan berakhir menoleh. Ia lantas bangun dan hendak akan berpindah tempat duduk ketika pria itu berjalan kearahnya.

“Aku masih bisa duduk ditempat lain,” kata Sehun seolah paham dengan gerak-gerik Lisa.

“Ah  ... Ya.” Dengan pelan, Lisa memperbaiki pakaiannya dan kembali duduk seperti semula sebelum menelan ludah. Ia memegangi kedua pipinya yang terasa panas dengan pikiran yang mengingat pemandangan Sehun yang menggosok rambut menggunakan handuk. Ia menutup wajah menggunakan dua telapak tangannya. ‘Ya Tuhan  ... Kenapa harus disaat-saat seperti ini?’ ia kembali menampakkan wajah ketika merasa jika Sehun sudah duduk disekitarnya. Dan benar saja jika pria itu kini duduk disofa tunggal membelakangi jendela.

Kali ini Sehun beralih mengacak-acak rambutnya menggunakan telapak tangannya secara langsung dan merasa jika rambutnya sudah cukup tiris dari sebelumnya. Ia melihat kearah Lisa yang sedang melihat juga kearahnya. “Ini  ... letakkan dimana?” Tanyanya mengenai handuk yang baru saja digunakannya.

Lisa beralih menatap handuk yang Sehun maksud, “Ah, sini.” Ia mengambil alih handuk pada tangan Sehun dan berdiri. “Biar ku jemur.”

“Tidak, biar aku saja—“ Sehun sudah menegakkan tubuhnya.

“Tidak usah.” Lisa berlalu pergi kedepan, lebih tepatnya ke balkon yang membuat Sehun teringat akan jemuran wanita itu.

Ia berdeham pelan, sedikit menyentuh rambutnya dengan mata yang iseng melihat kearah Lisa yang sedang sibuk menjemur handuk bekas pakainya tadi. Lisa turun dan berbalik, menghadap kembali kearah Sehun setelah menutup pintu balkon—yang rupanya membuat Sehun diam-diam tersentak dan tersadar dari lamunannya sebelum memilih menyadarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan.

SUGAR DADDY Bukan ❌ 18+ ❌ (Lisa Sehun) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang