Suasana begitu hening. Tidak ada satu pun yang berani mengeluarkan suara. Semua diam membisu.
"Kenapa diem aja!?".
Suara bentakan itu seakan menggema di seluruh penjuru ruangan. Tidak ada yang berani membantah maupun melawan.
"Tadi aja disana bacot! Kenapa sekarang diem!?" Sindir Arin.
Semua penghuni kost sudah mulai terbiasa mendengar mulut pedas Arin. Bukan sekali dua kali gadis itu marah. Lebih tepatnya, ia memang selalu marah akibat tingkah laku penghuni kost yang diluar nalar.
Akan tetapi, tidak hanya Arin. Saat ini, seorang Reza Pratama juga nampak sedang menahan emosinya yang meluap luap.
BRAK!
"Punya mulut gak kalian!?".
Semuanya sontak terkejut akan aksi mendadak dari Reza. Nada suaranya terdengar dingin. Adel bahkan sampai memeluk lengan Aruna saking takutnya dirinya. Sedangkan sang pemilik lengan hanya menundukkan kepalanya sedari tadi.
"KALIAN MIKIR GAK SIH!?",
Sontak Javier dan Asep memegang lengan Reza. Berusaha untuk jaga jaga jikalau pemuda tersebut hilang kendali. Bahkan Arin yang berada di sampingnya pun ikut terkejut mendengar bentakan Reza.
"Kalian sebenernya tahu nggak sih kalau kalian itu salah!?",
Aruna menatap Reza tanpa rasa takut, "Gue tahu gue salah, tapi gue gak akan pernah menyesali perbuatan gue, Mas. Si brengsek itu gak pantes diperlakukan baik!"
"Aruna, language!".
"Perkara kayak gini bisa dibicarain baik baik! Bisa di selesaikan baik baik!" Ujar Reza menggebu gebu.
Aruna menggeleng, "I don't want to respect people who have hurt my family".
Anya tertegun mendengar ucapan Aruna. Keluarga? Sebegitu berartinya dirinya di mata Aruna?.
Reza mengacak rambutnya kasar. Merasa sangat frustasi dengan keadaan. "Masalah lo tuh apa sih!? Kenapa lo sebegitu ikut campurnya!?".
Aruna menunjuk Anya, "Si brengsek itu jadiin Anya sebagai selingkuhan! GIMANA GUE ENGGAK MARAH!?",
Keadaan kembali menegang setelah Aruna balik membentak Reza. Lelaki itu pun juga tidak menyangka akan dibentak oleh sosok yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Haha, ngga tahu sopan santun" Celetuk Reza tanpa sadar. "GUE LEBIH TUA DARI LO!",
"THEN WHAT!? LO MAU GUE SUJUD SEMBAH SEMBAH LO GITU!?",
"ARUNA!".
Aruna tertawa sinis, "Lo harusnya tahu siapa yang benar dan siapa yang salah! Dengan lo kayak gini, itu artinya lo lebih membela si brengsek itu! Lo gak mikirin perasaan Anya!?".
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST GOOGLE
Teen FictionMenceritakan suka duka yang dirasakan para remaja remaja yang mencari kebebasan