"HALLOO, PARA BABUKUU!"
Anya mengambil tempat duduk di sebelah Adel. Tidak ada yang menjawab sapaan Anya.
"Etdah! Minimal jawab dong sapaan aing." Ucap Anya.
Aruna melirik Anya dari atas sampai bawah. Begitu seterusnya hingga membuat Anya bergidik ngeri. Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada.
"Mbak, aing masih lurus, Mbak! KOWE WEDOK!" Jerit Anya.
Aruna memelototi Anya, "Gue juga kalau belok pilih pilih kali! Mana mau gue sama modelan monyet albino kayak lo!".
"Yakali, siapa tahu lo nafsu ama gue." Celetuk Anya yang kemudian dihadiahi lemparan bantal oleh Aruna.
"Lo mau kemana? Rapi banget" Tanya Adel.
Ekspresi Anya seketika berubah drastis. Ia tersenyum sangat lebar, matanya pun sampai tidak terlihat. "WATASHI WILL NGE DATE DATE SAMA NAMJA CHINGUU!".
Biasanya, Aruna dan Adel pasti akan langsung memaki-maki Anya karena gadis tersebut kelewat alay. Tetapi saat ini, justru Aruna dan Adel saling bertatap mata. Adel pun hanya mengangguk. Seakan dirinya tahu arti dari tatapan Aruna.
"Nya, gue mau kasih tahu lo sesuatu" Ucap Adel serius.
"Apa tuchh? Kasih tahu kalau lo lope lope dugun dugun sama aing ya?",
Tidak ada yang tertawa, "Anya, kita serius".
Mendengar nada bicara Aruna, membuat Anya langsung mengerti. Bahwa ini bukanlah saat untuk bercanda.
"Fine, what is it?" Tanya Anya.
Adel menatap Aruna ragu. Tetapi Aruna hanya mengangguk mantap. Melihat kode tersebut, Adel lantas membuka ponselnya. Mencari sesuatu di galeri fotonya.
Adel menyodorkan ponselnya ke Anya. Membuat gadis itu mengernyit heran. Ia mengambil ponsel Adel, kemudian terkejut saat melihat foto yang terpampang jelas di ponsel Adel.
"Kemaren gue lihat cowok lo jalan bareng cewek lain." Ucap Adel.
Anya terpaku. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Perasaannya campur aduk. "O-oh! Kayaknya lo salah orang deh! Kemaren Martin bilangnya mau keluar— oh..."
Anya bungkam. Jika dipikir secara logika, kemarin Martin memang minta izin pada dirinya. Kalau lelaki tersebut hendak pergi keluar. Tapi Anya tidak bertanya, pacarnya tersebut akan pergi dengan siapa dan kemana.
"Enggak, enggak! Aing enggak mau suudzon. Mungkin itu sepupunya? Bisa jadi kan!?".
"Emang sepupu bisa se mesra itu ya? Pakek cium pipi segala".
Anya kalah telak. Ucapan Aruna barusan membuat kepercayaannya pada Martin goyah. Apa mungkin Martin memang benar benar bermain api?.
"Anya, sikap dia ke lo belakangan ini aja udah aneh! Coba pikir, he didnt care about your feelings!" Ucap Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST GOOGLE
Teen FictionMenceritakan suka duka yang dirasakan para remaja remaja yang mencari kebebasan